Di era globalisasi misalnya yang kita alami waktu ini, remaja wajib terselamatkan menurut imbas negatif globalisasi.
Globalisasi mempunyai arti terkenal di seluruh dunia yang ibaratnya kebebasan. Banyak kebudayaan-kebudayaan asing yang masuk, ad interim budaya tadi nir cocok menggunakan kebudayaan kita yang ketimuran.
Sebagai model kebudayaan seks bebas yang marak terjadi pada budaya barat yang nir cocok menggunakan kebudayaan kita dan bertolak belakang menggunakan dasar negara kita, Pancasila.Pergaulan bebas merupakan galat satu bentuk konduite menyimpang.
Istilah “bebas” yang dimaksud merupakan melewati batas-batas kebiasaan yang ada.Masalah seks bebas ini tak jarang timbul baik pada lingkungan juga pada media massa.
Pada waktu ini kebebasan berteman telah hingga dalam taraf yang mengkawatirkan. Sebanyak 63% remaja telah pernah melakukan interaksi seks menggunakan kekasihnya juga orang sewaan buat memuaskan hawa nafsu mereka.
Hal ini terbukti dalam waktu Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) & Kemenkes melakukan survei dalam Oktober 2013 dilansir berdasarkan data m.kompasiana.com. Persentase yang relatif akbar ini sangat memprihatinkan & menarik perhatian. Terlebih hal tadi dilakukan homogen-homogen pada interaksi yang belum sah.
Kasus serupa yang dilansir berdasarkan data http://daerah.sindonews.com, bahwa tercatat sampai bulan Juni 2016 setidaknya terdapat 47 siswi Sekolah Menengah Atas & Sekolah Menengah pertama yang hamil dampak seks bebas yang mereka lakukan.
Data pada Pengadilan Agama Kabupaten Ponorogo, misalnya, mengungkapkan terdapat 47 pelajar Sekolah Menengah Atas & Sekolah Menengah pertama yang hamil dan putus sekolah. Sangat mengharukan jika generasi penerus bangsa ini dirusak sang hal-hal yang seharusnya belum mereka jajaki.
Seks bebas yang tidak lazim buat dilakukan ini mempunyai imbas pada banyak sekali hal, yaitu mental, psikologi, & kesehatan reproduksi.
Data http://daerah.sindonews.com mengungkapkan bahwa 10 mahasiswa pada Tulungagung tertular HIV/AIDS sehabis melakukan seks bebas. Mereka terinfeksi HIV/AIDS di akibatkan pasangannnya sering bergonta-ganti pasangan.
Dapat ditinjau bahwa dampak adanya seks bebas ini merupakan keluarnya penyakit berfokus yang nir hanya membahayakan diri sendiri tetapi pula membahayakan orang lain.
Permasalah seks bebas dalam remaja merupakan perseteruan yang berfokus & segera perlu diatasi supaya nir mengakibatkan generasi penerus bangsa yang nir ber-Pancasila.
Remaja merupakan calon generasi penerus bangsa yang memegang kunci masa depan bangsa ini. Berdasarkan data & perkara yg terjadi, maka kasus yang perlu kita bahas merupakan refleksi mengenai penyebab, dampak, & solusi buat menangani maraknya budaya seks bebas pada era globalisasi ini.
Terjadinya seks bebas pada kalangan remaja dikarenakan poly faktor, yang paling primer merupakan pesatnya perkembangan zaman. Hal tadi menciptakan pergaulan sebagai bebas sebagai akibatnya poly remaja yang berteman tanpa batasan & etika.
Dari faktor-faktor penyebab seks bebas yang terurai diatas, bisa diketahui bahwa hal-hal tadi wajib diperhatikan & wajib dihindarkan menurut remaja. Mengetahui menurut pengaruh-pengaruh yang didapatkan seks bebas, ternyata itu sangat menghipnotis masa depan remaja.
Bayangkan jika seseorang remaja yang hamil dampak seks bebas itu menggunakan terpaksa wajib putus pada bangku sekolah dampak ulahnya.
Bilamana seseorang remaja ternyata terinfeksi sang penyakit HIV, pastilah remaja itu wajib diasingkan supaya nir menularkan penyakit.
Dari pengaruh- pengaruh diatas, dikethaui bahwa terdapat baiknya remaja menurut sedini mungkin telah diberikan pemahaman yang sahih tentang seks bebas.
Perlu terdapat & diingatkan terus buat melakukan refleksi moral supaya kelak remaja tadi mengerti tentang seks bebas & paham menggunakan risiko yang ditanggung jika melakukannya. Remaja wajib berkembang sebagai dewasa tanpa seks bebas & narkoba.
Penulis: Farrell Martiza Pambudi
Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang