Kini memperoleh informasi bukanlah hal yang sulit. Seluruh informasi dapat kita akses melalui berbagai macam media elektronik baik dengan ataupu tanpa koneksi internet. Salah satunya melalui layar kaca. Di masa pandemi seperti saat ini, sebagian besar orang tentulah banyak menghabiskan waktu dengan berdiam diri di rumah sembari menonton berbagai siaran yang dapat menghilangkan stress. Stasiun televisi yang menampilkan informasi mengenai selebriti tentunya juga masuk dalam daftar saluran favorit. Karena berita yang disajikan cenderung menghibur dibandingkan siaran berita yang makin menambah keresahan masyarakat karena selalu saja menampikan berita mengenai Covid-19 yang pemerintah pun sedang mencari bagaimana solusinya.
Di antara begitu banyaknya informasi mengenai selebrit di negeri kita, pastilah kita tidak asing dengan berbagai kasus hukum yang menyertai lika-liku panggung hiburan (entertainment). Serta para kuasa hukum atau yang lebih akrab disebut sebagai pengacara yang mendampinginya pun turut mencuri perhatian. Nama seperti Hotman Paris Hutapea, Hotma istompul, Sunan Kalijaga, dan pengacara kondang lainnya pasti sudah tidak asing bagi kita semua. Bukan hanya karena kepiawaian mereka menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh wartawan. Namun juga karena gaya mereka yang terkesan nyentrik dan menunjukka kemewahan yang terlihat dengan jelas melalui busana, aksesoris, bahkan kendaraan pribadi yang tentunya berharga mulai dari jutaan hingga milyaran rupiah mereka kenakan pada setiap kali terkena sorotan kamera. Hal tersebut bukan hanya menjadikan mereka sebagai pusat perhatian. Bahkan sekaligus membuat kita beranggapan bahwa seorang bisa memperoleh penghasilan fantastis dengan berprofesi menjadi pengacara.
Honor Pengacara
Hingga saat ini belum ada standar mengenai berapa besar honor yang diterima oleh seorang advokat dari kliennya. Besar nominal honor merupakan hasil kesepakatan antara kedua belah pihak dengan mempertimbangkan operational fee, lawyer fee, dan success fee belum ditambah seperti biaya transportas dan sebagainya. Dengan begitu, maka dari manakah kita dapat memastikan seberapa besar penghasilan seorang pengacara? Kemudian, bagaimana dengan kemewahan yang selalu ditampilkan kepada publik?
Sebagian dari kita ada yang beranggapan bahwa penampilan tidaklah merupakan hal yang penting. Namun bagi seorang pengacara memiliki penampilan yang baik merupakan suatu kewajiban. Bagaimana bisa penampilan menjadi salah satu kunci utama mendongkrak karier seorang pengacara selain pengetahuan dan jam terbang? Jawabannya tentu saja iya. Kemewahan dan keglamoran yang kita temui pada hampir seluruh pengacara merupakan suatu bentuk tanggung jawab dan etika profesi sebagai pengacara. Tujuan dari kode etik profesi pengacara sendiri merupakan cara untuk menjaga martabat profesi pengacara itu sendiri di mata masyarakat.
Penampilan merupakan kesan pertama saat seseorang pertama kali melihat orang lain. Bahkan kita dapat menilai seseorang yang sebelumnya belum kita kenal sama sekali sebelumnya hanya dengan melihat secara sekilas melalui penampilannya. Dengan penampilan mewah tentulah akan memunculkan anggapan bagi klien bahwa pengacara tersebut telah biasa memperoleh honor yang besar dari banyaknya kasus hukum yang ia menangkan ketika pertama bertemu. Bayangkan saja jika kita menemui pengacara yang aka mendampingi kasus hukum yang kita berpenampilan seadanya dan jauh dari kesan “meyakinkan” secara penampilan. Apakah kita akan tetap menggunakan jasa pengacara tersebut? Ataukah memilih mencari pengacara lain yang terlihat professional?
Kesimpulan
Menggunakan busana serba mewah dan glamor tetunya akan membantu seseorang menjadi perhatian, sehingga pengacara tersebut akan terlihat paling mencolok dibandingkan orang di sekelilingnya, tentunya hal tersebut merupakan keuntungan bagi pengacara tersebut untuk memperkenalkan diri kepada publik tanpa kesan “ber-iklan”. Bahkan secara psikologi seseorang akan minder dengan orang yang menggunakan sesuatu lebih mahal dari pada apa yang ia miliki, sehingga dengan memilih seorang pengacara yang berpenampilan yang “serba mahal” akan membuat pihak lawan minder saat berhadapan di muka persidangan. Jadi, dapat kita Tarik kesimpulan bahwa penampilan bagi seorang pengacara bukan hanya sekedar ajang pamer namun juga sebagai tuntutan profesi yang harus dilakukan demi menjaga martabat dan nama baik profesi pengacara.
Aulia Khisan Ahadsa
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Editor: Diana Pratiwi
Baca Juga:
Pengaruh Etika & Tanggung Jawab dalam Profesi Hukum
Oreo Supreme dan Kapitalisme
Sukses Setiap Manusia Berbeda