Saat ini kata kinerja menjadi hal yang paling sering disebutkan dari berbagai kalangan. Apa kinerja ini sebenarnya? Kenapa orang begitu sangat peduli dan memperhatikan apa itu kenerja, dari sebuah perusahaan, pegawai, karyawan, diri sendiri, para pejabat, instansi pemerintah, bahkan presiden kita Bapak Joko Widodo pun dipertanyakan perihal kinerja yang sudah dijanjikannya dulu.
Kali ini saya akan sedikit menuliskan kinerja para medis pasca Covid-19. Sudah tidak perlu dipertanyakan lagi bukan kinerja para medis di Indonesia selama Covid-19 tahun 2020 lalu, mereka sanggup tidak pulang ke rumah selama 24 jam demi memutus penyebaran Covid-19 dan juga mengurus para pasien yang terpapar Covid-19 dengan penuh semangat tanpa memikirkan diri mereka sendiri juga sedang berhadapan langsung dengan Corona virus tersebut.
Apa itu Kinerja?
Kinerja merupakan sebuah proses atau langkah-langkah, sebuah proses kerja demi mencapai tujuan yang diharapkan, kinerja sangat perlu dilakukan untuk mengetahui dan memutuskan langkah apa yang harus diambil untuk mencapai tujuan tersebut, contohnya kinerja para medis di Indonesia yang melakukan tindakan isolasi pada pasien yang memiliki gejala Covid-19 dengan tujuan agar tidak tertular pada orang lain.
Baca Juga: Mengapa Harus Memperhatikan Keselamatan Bekerja dalam Laboratorium Medis?
Apa itu Manajemen Kinerja?
Manajemen kinerja merupakan sebuah manajemen yang mengatur berjalannya sebuah kinerja suatu instansi perusahaan yang tentunya demi mencapai tujuan yang diinginkan contohnya pada instansi kesehatan rumah sakit tentunya di sini manajemen rumah sakit menetapkan sebuah kebijakan untuk para medis rumah sakit untuk tidak pulang ke rumah mereka masing-masing agar keluarga mereka terhindar dari Corona virus.
Tetapi bukan berarti para medis tersebut terkena Corona virus ini melainkan dikarenakan mereka terpapar langsung dengan Covid-19 ini selama mengurus pasien yang terjangkit Corona virus tersebut hanya dengan berbekalkan sebuah atribut pelindung diri tentu saja tidak menutup kemungkinan mereka akan membawa virus tersebut ke rumah jika mereka tidak mentaati aturan manajemen rumah sakit.
Pihak manajemen kinerja di rumah sakit tersebut menerapkan diwajibkannya memakai atribut lengkap apabila berada di sekitar rumah sakit seperti masker, baju pelindung, face shield, dan juga menerapkan pergantian shif bagi para medis agar mereka tetap bisa istirahat demi menjaga kondisi kesehatan mereka masing-masing.
Apa Pentingnya Peran Para Medis dalam Menangani Covid-19?
Peran tenaga kesehatan masyarakat sangat penting dalam penanganan Covid-19 pada setiap level intervensi. Utamanya pada level masyarakat untuk melakukan komunikasi risiko dan edukasi masyarakat terkait protokol kesehatan untuk melawan Covid-19.
Kemudian untuk melakukan contact tracing & tracking (penyelidikan kasus dan investigasi wabah) serta fasilitasi dan pemberdayaan masyarakat. Tenaga kesehatan masyarakat memiliki kemampuan dalam memahami pola-pola promotif dan preventif Covid-19 di masyarakat. Itu diperlukan dalam merancang program dan kebijakan untuk mempercepat penanganan Covid-19.
Baca Juga: Hambatan dan Tantangan Pendidikan Karakter pada Masa Pandemi Covid-19
Tantangan Para Medis terhadap Covid-19
Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah kasus Covid-19, lonjakan kasus di Indonesia pernah terjadi terutama ketika di awal pandemi. Kondisi ini secara langsung meningkatkan beban fasilitas kesehatan dan rumah sakit dalam penanganan pasien dengan Covid-19 di Indonesia.
Tentu saja, ada begitu banyak tantangan bagi para tenaga medis tentunya dalam menghadapi Corona virus yang berdampak terhadap penurunan kinerja para medis.
Apa Saja Tantangan bagi Para Medis?
- Berhadapan langsung dengan Covid-19, selama pandemi Covid-19 yang berhadapan langsung menangani pasien Covid-19 memiliki risiko kesehatan kerja yang serius karena mereka sering terpapar dengan individu yang terinfeksi. Dalam hal ini tentu saja akan membuat para tenaga medis merasa cemas dan juga dapat mengalami stres karena merasa takut, nah ini pasti akan dapat menurunkan kinerja para tenaga medis.
- Bekerja di bawah tekanan di dalam situasi yang sulit, tenaga kesehatan dituntut untuk menunjukkan performa yang tinggi dengan belum adanya pengobatan Covid-19 yang terbukti membunuh virus tersebut dan jumlah kasus yang terus meningkat di Indonesia terutama ketika di awal pandemi terjadi. Ini juga dapat menjadi pemicu menurunkan kinerja para medis dikarenakan tidak adanya pilihan untuk menolak tanggung jawab yang besar pada saat itu.
- Kelelahan fisik dan psikis, pada masa pandemi lalu tenga medis Indonesia benar-benar menguras tenaga hingga waktu mereka demi menghadapi Covid-19 dalam hal ini tentu saja psikis para tenaga medis juga terganggu dikarenakan bekerja di bawah tekanan, merasa cemas, takut terjangkit, dan tidak dapat menghindar dari tanggung jawab pekerjaan.
Baca Juga: Covid-19 vs Digital Marketing, Blessing in Disguise
- Kesulitan bekerja menggunakan atribut pelindung diri, pada masa pandemi manajemen rumah sakit mewajibkan para tenaga medis untuk memakai alat pelindung diri selama bekerja, dalam hal ini juga dapat menurunkan kinerja para medis dikarenakan tidak terbiasa dalam memakai alat pelindung diri yang membuat para tenaga medis sulit bergerak dan tidak nyaman dalam bekerja.
- Kurangnya pelatihan dalam menggunakan alat pelindung diri, dalam hal ini hanya pelatihan online tentang penanganan Covid-19 dan penggunaan APD belum dilaksanakan secara merata bagi seluruh tenaga kesehatan sehingga dimodifikasi melalui pelatihan online dan pihak RS berupaya untuk menyediakan panduan berupa e-book dan video dan disebarkan pada tenaga kesehatan yang bertugas, kesulitan dalam melakukan edukasi. Dalam hal panduan online tentu saja sebagai perawat akan mengalami kesulitan dalam memahami.
- Tenaga medis mengalami kesulitan dalam melakukan pemeriksaan pasien tidak dapat mendengarkan suara nafas pada saat auskultasi paru sehingga memilih alternatif pemeriksaan lain dari pemeriksaan penunjang dengan foto rontgen atau CT scan untuk mendukung diagnosis yang memakan proses waktu yang cukup lama dan juga panjang sehingga menurunkan kecepatan kinerja rumah sakit.
- Pada saat melakukan tindakan invasive seperti injeksi, pemasangan IV-line, pengambilan specimen darah untuk pemeriksaan laboratorium, fungsi paru dan membantu pemenuhan kebutuhan Activity Daily Living (ADL) pasien. Sehingga mengharuskan meminta bantuan rekan kerja lain yang dapat memperlambat berjalannya proses kinerja.
- Minimnya waktu libur, pada pandemi Covid, pada masa pandemi Covid ini mengharuskan para tenaga mdis bekerja selama 24 jam setiap hari demi memutus mata rantai Covid-19.
Baca Juga: Penerapan Merdeka Belajar di Masa Pandemi Covid-19
- Cara berpikir dan cara berperilaku yang dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan tangguh terhadap ancaman penyakit termasuk dari penyakit hari esok.
Kesimpulan
Dua tahun sudah pandemi Covid-19 sejak Maret 2020 lalu karena pandemi inilah peran para medis seperti dokter, perawat, dan tenaga medis lainnya sangat dibutuhkan, para medis ini tentu saja cenderung mengalami peningkatan stres, kenapa begitu? Tentu saja karena para medis terpapar langsung dengan Corona virus dan tidak bisa pulang untuk bertemu dengan keluarga dan anak-anak mereka tersebut.
Sejak saat itu peran tenaga medis dan tenaga kesehatan memainkan peran penting dalam merawat pasien Covid-19 baik secara preventif, pengendalian infeksi, isolasi, dan penanganan kesehatan. Meski dibekali alat pelindung diri (APD) lengkap dan sarana pelindung lainnya, petugas kesehatan sebagai garda terdepan juga berpotensi rentan terpapar virus Covid-19 karena harus menangani pasien terjangkit setiap hari selama pandemi.
Pada saat pandemi Covid-19 kinerja para tenaga medis benar-benar dikuras habis untuk jam kerja yang lebih lama, dan bahkan dalam kondisi kerja yang buruk. Perawat yang mengalami hal tersebut dapat mengakibatkan meningkatnya stres yang juga mengacu pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan individu tersebut, dan akibatnya berdampak buruk pada performance atau kinerja mereka sebagai tenaga medis. Selain itu, kondisi tersebut akan berdampak pada kehidupan pribadi, kesehatan, dan profesionalitas diri mereka karena menjadi semakin sulit untuk mengatasi stres dan kecemasan yang diakibatkannya.
Tahun ini memasuki tahun ke tiga pasca Covid-19, nah pada tahun ini para tenaga medis sudah bisa sedikit bernafas lega dikarenakan angka Covid-19 yang mulai menurun dan tingkat kasus Covid-19 tidak melonjak seperti tahun sebelumnya tetapi bukan berarti kinerja tenaga para medis menurun, mereka harus tetap sedia siaga dalam segala hal ancaman seperti serangan Omicron contohnya itu juga menjadi sebuah tantangan kinerja bagi para medis di karenakan Omicron merupakan pengembangan dari virus Covid-19.
Pada saat ini para medis di Indonesia masih terus meningkatkan kinerja mereka demi menghadapi perkembangan dari virus Corona tersebut, sebagai garda terdepan tentu saja para medis akan terus melakukan pelayanan yang terbaik untuk kesehatan masyarakat dengan melakukan vaksinasi.
Covid dosis 1, 2, dan juga 3, bahkan sampai saat ini tim kesehatan lingkungan dari berbagai instansi pemerintahan masih melakukan voging untuk menghindari Corona virus di setiap daerah yang ramai masyarakat. Dan untuk para perawat dan dokter rumah sakit masih terus bergantian dalam menjaga pasien yang berada di rumah sakit selama 24 jam dalam menangani dan melayani para pasien Covid-19 ini sudah cukup membuktikan bahwa para medis rumah sakit masih terus mempertahankan tingkat kinerja mereka pasca Covid-19.
Penulis: Dewani Septira
Mahasiswa STIE Pembangunan Tanjung Pinang, Kepulauan Riau
Editor:Â Ika Ayuni Lestari