Teori Masuknya Islam di Timor Leste

Belajarilmusosial.Com

Seperti yang kita ketahui, Timor Leste dahulu merupakan salah satu Provinsi di Indonesia, yang merdeka secara resmi pada tanggal 20 Mei 2002.

Sebelumnya, negara ini bernama Timor Timur dan setelah menjadi anggota PBB, mereka memutuskan untuk memakai nama Portugis yaitu Timor Leste sebagai nama resmi negara mereka.

Negara yang berbatasan dengan Provinsi Nusa Tenggara Timur, memiliki sejarahnya sendiri dalam mempertahankan Islam. Di negara yang hanya seluas 15,410 Km2 itu, Islam menjadi salah satu penganut agama yang minoritas, namun Islam tumbuh dan terus berkembang.

Bacaan Lainnya

Baca Juga: Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia

Menurut laporan Bank Dunia tahun 2005 penganut Islam di Timor Leste hanya 1%, penganut agama Kristen Protestan 1%, selebihnya adalah penganut agama Katolik 98%. Kini hampir satu juta penduduknya, hanya 3% yang beragama Islam.

Menurut tradisi lisan yang berkembang di kalangan masyarakat Timur Leste, dapat diduga bahwasanya kaum Islam lebih dahulu datang ke Timur Leste dibandingkan kedatangan kaum Portugis.

H. Abdullah Basyarewan (Ketua MUI Timor Timur) menyatakan ketika Portugis datang di Dili pada 1512, kedatangannya di pelabuhan disambut oleh masyarakat Dili, antara lain pemuka Arab bernama Abdullah Afif. Artinya, Abdullah Afif sudah datang sebelum tahun 1512.

Kemudian diikuti oleh Habib Umar Muhdlaryang. Pada titik inilah diperkirakan Islam mulai masuk di Timor timur, bersamaan dengan gelombang perdagangan dari wilayah nusantara lainnya di sebelah barat dan utara.

Baca Juga: Ilmu Hadis: Pengertian dan Sejarah Perkembangan

Tidak ada literatur ataupun sumber hidup pasti yang menyebutkan kapan Islam masuk ke negara yang pernah menjadi bagian dari Indonesia ini. Jadi hingga sekarang, mengenai kapan, siapa, dan dari mana asal mula islam di Timur Leste masih dalam perdebatan. Akan tetapi, setidaknya ada beberapa pendapat para ahli yang menyatakan proses masuknya Islam ke Timor Leste, di antaranya:

Teori yang pertama, menyebutkan bahwa Islam datang ke Timur Leste melalui jalur perdagangan bersama dengan datangnya para pedagang dan pendakwah yang berasal dari Arab bertujuan ke Kepulauan Maluku sekitar abad ke-14 M. Di mana pada saat itu merupakan puncak kejayaan dari Kesultanan Ternate dan Tidore.

Teori yang kedua, Islam masuk ke Timur Leste bersamaan dengan masuknya Islam ke Pulau Sumbawa antara tahun 1540-1550 yang dibawa oleh para mubaligh dan para pedagang Demak. Pada masa itu, Demak merupakan pusat penyebaran agama Islam di Asia Tenggara, menggantikan kekuasaan Malaka yang dikuasai oleh Portugis sejak tahun 1511

Teori yang ketiga, menyatakan perkembangan Islam dimulai di daerah-daerah pantai sekitar Solor, Alor, Ende, dan Manggarai abad ke-15 M. Daerah Solor dan sekitarnya yang  merupakan bandar terpenting pada waktu Portugis datang ke sana yang telah dikuasai oleh orang-orang Islam.

Perkembangan agama Islam di NTT berasal dari Ternate, Bugis, Makassar, Bima, Jawa, dan Minangkabau. Lalu, menurut R. Rynders, seorang pejabat Belanda di Alor, menyebutkan agama Islam di kepulauan Alor pada awalnya bertapak di pesisir Kerajaan Alor, pesisir Kerajaan Kui, dan pesisir Kerajaan Pantar, yang dibawa oleh orang-orang dari luar Alor, yaitu Jawa, Makassar, Bugis, dan Ternate.

Baca Juga: Akulturasi Budaya dan Agama di Kalimantan Selatan

Teori yang keempat, bahwa Islam masuk di Timur Leste bersama dengan datangnya para pedagang Eropa pada awal abad ke-16 M. Para pedagang Eropa tersebut adalah Portugis, Spanyol, dan Belanda. Mereka berlayar ke Timor Leste melaui Pulau Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, dan Kepulauan Maluku.

Portugis dan Spanyol datang ke Pulau Timor adalah untuk menguasai Perdagangan Cendana. Sedang Belanda datang ke Pulau Timor untuk mengamankan jalur perdagangan rempah-rempah daru kepulauan Maluku (Kerajaan Ternate dan Tidore).

Teori yang kelima, pendapat lain mengatakan Islam masuk ke Timor Leste bertepatan dengan masuknya Islam di Indonesia yang dibawa para pedagang Hadramaut. Namun, para pedagang dari Hadramaut saat itu belum menetap, mereka mulai menetap di Dili sejak awal abad ke-17 M. Sejumlah sumber memercayai bahwa pedagang dari Hadramaut yang pertama kali menetap di Dili bernama Habib Umar Muhdhar.

Nama: Dalila Adilah
Mahasiswa Sejarah dan Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Editor: Ika Ayuni Lestari

Sumber Referensi:

Achmad, Asep Hidayat. 2014. Studi Kawasan Muslim Minoritas Asia Tenggara. Pustaka Rahmat

Domili Richy. 2017. SEJARAH ISLAM DI TIMUR LESTE. Makalah, IAIN Manado Fakultas Ushuluddin

Nurlina/SAT. Diakses pada tanggal 18 Juni 20022. Melalui: http://wartasejarah.blogspot.com/2014/07/sejarah-islam-di-timor-leste.html

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI