Teori/ Pemikiran Muhammad Naquib Al Attas tentang Pendidikan Islam

Muhammad Naquib Al Attas tentang Pendidikan Islam
Al-Qur'an (Sumber: pixabay.com)

Abstrak

Pendidikan islam yang memiliki tujuan yang sama yakni mengasah kemampuan manusia tidak hanya sisi intelektualnya saja namun mencakup juga sisi emonsional, sosial dan spiritualnya. Penelitian ini mengungkap bagaimana pemikiran Syed Muhammad Naquib Al-Attas yang merupakan seorang ilmuwan muslim serta pandangannya tentang pendidikan islam. Dengan menggunakan metode library research. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan konsep tarbiyah, ta’lim dan ta’dib, yang mana dari ketiga ini ta’dib lah yang sangat pas dalam mengartikan pendidikan islam karena konsep ta’dib sudah mengandung arti ilmu (pengetahuan), pengajaran (ta’lim) dan pengasuhan (tarbiyah).

Kata kunci : Syed Muhammad Naquib Al-Attas, Ta’dib, Pendidikan Islam

 

Bacaan Lainnya
DONASI

Pendahuluan

Pendidikan merupakan bagian dari kehidupan bermasyarakat serta berbangsa untuk mewujudkan cita-cita bangsa. Sedangkan pendidikan yang baik ialah pendidikan yang dapat mengembangkan serta mengasah kecerdasan anak didik, yakni tidak sebatas mengasah kecerdasan intelektualnya saja namun mencakup kecerdasan emosional, sosial dan spiritual (Syafa’ati dan Muamanah, 2020).

Pendidikan Islam merupakan sistem pendidikan yang bertujuan untuk melahirkan orang-orang berilmu sesuai dengan cita-cita islam yang mana dapat merubah cara pandang seseorang menjadi lebih baik dari segala sisi, baik dari sisi berfikir, tutur bahasa serta budi pekerti dan dapat menerapkan juga memperkenalkan nilai-nilai tersebut kedalam kehidupan bermasyarakat (Rahmania dan Bakar, 2023).

 

Metode Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yakni penelitian yang mengungkapkan, menganalisis, lalu menginterpretasi dari objek yang ada pada keadaan tertentu. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research).

 

Pembahasan

Biografi Syed Muhammad Naquib Al-Attas

Nama lengkapnya Prof. Dr. Syed Muhammad Al-Naquib Al-Attas,  beliau lahir di Bogor Jawa Barat pada tanggal 5 September 1931 (Ulfa, n.d.). Al-Attas mengawali karir akademiknya dengan menjadi dosen. Ia banyak membina perguruan tinggi dan ikut berpartisipasi dalam pendirian Universitas Malaysia (“Izzah Fauziah-Fitk.pdf,” n.d.).

Al-Attas sangat produktif sebagai pemikir islam pada bidang karya tulis. Terbukti karya tulis beliau terdiri dari 26 buku dan monograf dalam bahasa inggris dan melayu. Jumlah makalah yang disampaikan oleh Al-Attas dalam kegiatan ilmiyahnya yakni sebanyak 400 makalah (Rahmania dan Bakar, 2023).

Teori/Pemikiran Muhammad Naquib Al-Attas tentang Pendidikan Islam

Gagasan Al-Attas mengenai Islamisasi Ilmu Pengetahuan pada dasarnya merupakan respon intelektual muslim terhadap efek negatif ilmu modern.

Dengan islamisasi ilmu pengetahuan yang selama ini menjadi obsesi dan cita-cita intelektual Al-Attas, jauh-jauh sebelumnya ia telah melihat adanya krisis dalam ilmu modern, dan krisis ini pada akhirnya tentu akan berpengaruh terhadap nilai ilmu yang dihasilkan masyarakat modern itu.

Al-Attas berusaha mengkonseptualisasikan pendidikan islam secara filosofis. Berikut ini dideskripsikan pemikiran kependidikannya kepada tiga konsep, yaitu : (1) konsepsi definisi pendidikan islam, (2) konsepsi tarbiyah, ta’lim dan ta’dib, (3) konsepsi ilmu, manusia dan tujuan akhir pendidikan islam (Mahmud 2010).

Konsepsi Tarbiyah, Ta’lim dan Ta’dib

Bagi Al-Attas, term Tarbiyah bukanlah term yang tepat dan benar untuk memaksudkan pendidikan islam. Karena term yang dipergunakan, menurutnya mestilah membawa gagasan yang benar tentang pendidikan dan segala yang terlibat dalam proses pendidikan itu.

Pernyataan yang membela relevansi istilah tarbiyah untuk pendidikan dengan mengutip Q.S. Al-Isra ayat 24 menurutnya kurang tepat. Kata rabba dalam ayat tersebut tidak berarti pendidikan, melainkan rahmah atau kasih sayang.

Bila suatu makna yang berhubungan dengan pengetahuan disusupkan ke dalam konsep rabba, maka makna tersebut mengacu kepada pemilihan pengetahuan bukan pada penanamannya.

Term tarbiyah diartikan juga lebih memperioritaskan pada segi petumbuhan jasmaniah belaka. Sedangkan manusia dalam pandangan islam bukan hanya jasmaniah saja, tetapi juga mencakup aspek ruhaniyahnya (Mahmud, 2010).

Hal tersebut menjadi salah satu sebab mengapa Al-Attas mengungkapkan bahwa kata tarbiyah dinilai kurang pas untuk menunjukkan pengertian pendidikan dalam islam, karena pendidikan dalam islam itu untuk manusia semata.

Untuk term ta’lim menurut Al-Attas maknanya ialah pengajaran, jadi lebih sempit pengertiannya dari pendidikan. Pengertian ta’lim atau pengajaran ialah pemberian ilmu pengetahuan sehingga orang yang diajar itu menjadi berilmu pengetahuan.

Dalam konteks ini pengajaran adalah bentuk usaha untuk memindahkan atau mentransfer ilmu pengetahuan dari seorang muallim atau pengajar kepada muta’allim atau pelajar.

Dapat kita lihat perbedaan term ta’lim dan tarbiyah terletak pada penekanannya, ta’lim penekanannya lebih kepada penyampaian ilmu pengetahuan dari seseorang kepada subjek didik, sedangkan tarbiyah menekankan pada proses bimbingan agar pelajar atau peserta didik memiliki potensi dapat tumbuh dan berkembang secara sempurna.

Maka dari itu, Al-Attas menawarkan konsep ta’dib yang dianggapnya mampu memberikan pengertian pendidikan islam dalam keseluruhan esensi yang fundamental. Secara bahasa ta’dib berasal dari bentuk mashdar kata addaba, yang artinya mendidik.

Ta’dib bisa diartikan meresapkan dan menanamkan adab pada manusia. Secara sederhana di terminology Al-Attas, ta’dib bisa dipahami menjadi suatu muatan atau kekurangan yang harus ditanamkan pada proses pendidikan islam.

Sedangkan istilah adab diturunkan dari kata ta’dib, dapat diartikan sebagai lukisan keadilan yang dicerminkan kearifan. Menurutnya konsepnya, ta’dib sudah mengandung arti ilmu (pengetahuan), pengajaran (ta’lim) dan pengasuhan (tarbiyah).

Hal itu menunjukkan displin tubuh, jiwa dan ruh. Yakni disiplin yang menegaskan pengenalan dan pengakuan tempat yang tepat dalam hubungannya dengan kemampuan potensi jasmaniah, intelektual dan ruhaniyah.

Al-Attas juga melihat bahwa adab merupakan salah satu misi yang dibawa oleh Rasulullah ﷺ, sebagaimana dalam sabdanya “Tuhanku telah mendidikku, dan dengan demikian telah menjadikan pendidikanku yang terbaik”.

Ia menyimpulkan bahwa konsep ta’dib didalamnya sudah meliputi ilmu dan amal sekaligus. Alasan inilah orang-orang bijak, para cerdik cendekia serta sarjana muslim terdahulu mengombinasikan ilmu, amal dan ta’dib menjadi kombinasi serasi dalam pendidikan (Admin and Yusuf S., 2017).

 

Penutup

Syed Muhammad Naquib Al-Attas merupakan seorang ilmuwan muslim kontemporer yang mempunyai pengaruh terhadap perkembangan dunia pendidikan islam. Konsep tarbiyah, ta’lim dan ta’dib, yang mana dari ketiga ini ta’dib lah yang sangat pas dalam mengartikan pendidikan islam karena konsep ta’dib sudah mengandung arti ilmu (pengetahuan), pengajaran (ta’lim) dan pengasuhan (tarbiyah).

 

Penulis: Muhammad Usman Apandi
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Al Azhary

 

Daftar Pustaka

Admin, Admin, and Mohammad Ahyan Yusuf S. 2017. “PEMIKIRAN SYED MUHAMMAD NAQUIB AL-ATTAS TENTANG PENDIDIKAN ISLAM.” TAMADDUN, November, 1. https://doi.org/10.30587/tamaddun.v0i0.65.

“IZZAH FAUZIAH-FITK.Pdf.” n.d.

Mahmud, M.Si. 2010 “Pemikiran Pendidikan Islam”. Pustaka Hidayah, Bandung

Rahmania, Savira, and M Yunus Abu Bakar. 2023. “STUDI PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF NAQUIB AL-ATTAS” 6 (2).

Syafa’ati, Sri, and Hidayatul Muamanah. 2020. “Konsep Pendidikan Menurut Muhammad Naquib Al-Attas dan Relevansinya dengan Sistem Pendidikan Nasional.” PALAPA 8 (2): 285–301. https://doi.org/10.36088/palapa.v8i2.859.

Ulfa, Maria. n.d. “Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Program Studi Agama Islam (Tarbiyah).”

 

Editor: I. Chairunnisa

Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI