Sampah Plastik di Kampung Nelayan
Kota Jayapura memiliki kawasan pemukiman pesisir yang mayoritas penduduknya menggantungkan hidup dari hasil laut, seperti menangkap ikan, menjual hasil tangkapan, dan usaha kecil berbasis kelautan.
Wilayah pesisir ini tersebar di sepanjang garis pantai Teluk Youtefa, Distrik Jayapura Selatan, hingga wilayah Hamadi (Kampung Nelayan), Entrop, dan sekitarnya.
Salah satu wilayah pesisir di Kota Jayapura yang menjadi pusat perhatian isu lingkungan adalah Kampung Nelayan.
Dengan latar belakang keindahan pesisir pantai Hamadi, pemerintah Kota Jayapura menghadirkan Kampung Nelayan sebagai tempat wisata dan proses pertumbuhan ekonomi bagi para nelayan yang ada di Kota Jayapura.
Pertumbuhan ekonomi dan sosial budaya di Kampung Nelayan terjaga dengan baik. Namun, dari sisi kebersihan lingkungannya masih sangat butuh kerja sama antara pemerintah dan masyarakat dalam membersihkan lingkungan yang tercemar oleh sampah plastik.
Padatnya penduduk dan meningkatnya rumah berlabuh (rumah di atas laut) di Kampung Nelayan Hamadi, memberikan dampak volume sampah serta limbah pembuangan dari rumah berlabuh meningkat setiap harinya.
Kampung nelayan di Kota Jayapura, kawasan ini menghadapi krisis lingkungan akibat pencemaran sampah plastik yang semakin parah.
Sampah plastik merupakan ancaman serius bagi ekosistem laut dan mata pencaharian nelayan di Kota Jayapura.
Ancaman serius ini dapat merusak ekosistem laut yang sudah rentan. Pertama, kualitas ekosistem menurun karena akumulasi plastik di perairan.
Mikroplastik yang terurai dari sampah plastik tidak hanya mempengaruhi estetika, tetapi juga mengganggu keseimbangan ekosistem.
Ancamannya sangat nyata, khususnya bagi kehidupan laut.
Ikan dan biota laut lainnya sering terperangkap dalam sampah plastik atau menganggap plastik sebagai makanan, yang mengakibatkan kematian dan penurunan populasi spesies.
Selain dampak di laut, pencemaran tanah dan air akibat sampah plastik juga sangat merugikan.
Plastik yang dibuang sembarangan akan mencemari tanah, membuat kesuburan tanah berkurang, dan mengganggu sumber air bersih.
Ini menciptakan efek domino, di mana kehidupan manusia dan lingkungan saling tergantung dan terancam.
Penyebab Utama Sampah Plastik
Investigasi lebih dalam menunjukkan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan meningkatnya jumlah sampah plastik.
Berdasarkan data sementara di tahun 2024 lalu, rata-rata timbunan sampah per hari sebanyak 270 ton dihitung berdasarkan jumlah penduduk kota sebanyak 400 ribu jiwa (Galuwo, 2024). Faktor-faktor yang dimaksud, yaitu:
Pertama, kebiasaan masyarakat dalam menggunakan plastik sangat tinggi.
Kemudahan dan praktisnya penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari menjadikan plastik sebagai pilihan utama dalam pembungkusan dan penyimpanan.
Kedua, kurangnya fasilitas pengelolaan sampah menjadi penyebab utama masalah ini.
Di kampung nelayan Jayapura, banyak daerah yang tidak memiliki tempat pembuangan akhir yang memadai, sehingga sampah plastik sering dibakar atau dibuang sembarangan, memperburuk keadaan.
Ketiga, tingkat kesadaran lingkungan yang rendah juga berkontribusi terhadap peningkatan masalah sampah plastik.
Banyak dari masyarakat yang tidak menyadari dampak negatif plastik atau merasa bahwa tindakan individu tidak cukup signifikan untuk mengatasi masalah ini.
Upaya Mengatasi Masalah Sampah Plastik
Ekologi sosial menjadi pokok penting dalam menganalisa indikator permasalahan lingkungan.
Di tengah padatnya penduduk di Kampung Nelayan, sampah-sampah plastik yang berasal dari perumahan yang padat ini mulai meningkat volumenya, sehingga berdampak pada kesehatan dan ekonomi sosial.
Namun, di tengah tantangan ini, terdapat berbagai upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah sampah plastik.
Inisiatif lokal untuk pengurangan plastik mulai muncul seperti kampanye membersihkan pantai yang melibatkan masyarakat.
Kegiatan ini tidak hanya membersihkan area tetapi juga membangun rasa kebersamaan dan tanggung jawab terhadap lingkungan.
Program edukasi untuk masyarakat juga sangat penting. Melakukan workshop, seminar, dan penyuluhan mengenai dampak sampah plastik serta cara mengurangi penggunaan plastik dapat meningkatkan kesadaran masyarakat.
Pendidikan ini diharapkan dapat menanamkan pola pikir yang lebih baik tentang pengelolaan sampah.
Kerja sama dengan organisasi lingkungan turut andil dalam perjuangan melawan sampah plastik.
Seperti yang sudah dikerjakan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) yang telah membantu membersihkan kampung nelayan dan menghimbau kepada masyarakat untuk bisa ada kesadaran dalam menjaga lingkungan (Asra, 2024).
Banyak organisasi non-pemerintah yang berfokus pada lingkungan menjalin kemitraan dengan masyarakat lokal untuk membuat rencana pengelolaan sampah yang lebih baik dan implementasi program-program berkelanjutan.
Seperti yang saat ini sedang dikerjakan oleh Dinas Pariwisata Kota Jayapura untuk memberdayakan seniman lokal dan masyarakat di Kampung Nelayan untuk bersama-sama kolaborasi dalam kegiatan Festival Kampung Nelayan.
Hal ini mampu juga memberikan dampak positif menarik wisatawan dan selain itu juga adanya program-program kebersihan yang dibuat untuk terus membersihkan serta menurunkan volume sampah di kampung nelayan (Leloltery, 2024).
Pentingnya Perubahan Sikap
Membangun kesadaran kolektif dalam mengatasi masalah sampah plastik adalah langkah krusial yang harus diambil.
Setiap individu memiliki peran penting dalam menjaga lingkungan, dan kerjasama masyarakat sangat diperlukan.
Dengan mengadopsi perilaku yang lebih ramah lingkungan, seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan lebih memilih bahan alternatif, efek positif dapat terlihat secara signifikan.
Perubahan sikap juga mendorong individu untuk terlibat dalam kegiatan lingkungan, seperti bersih-bersih bersama atau menjadi relawan dalam program pelestarian lingkungan.
Mengadopsi gaya hidup ramah lingkungan tidak hanya membantu lingkungan tetapi juga memberikan teladan bagi generasi mendatang.
Secara keseluruhan, penanganan masalah sampah plastik di kampung nelayan Jayapura memerlukan pendekatan holistik yang melibatkan semua elemen masyarakat.
Dengan kesadaran dan aksi kolektif, kita dapat mulai memperbaiki kerusakan yang telah terjadi dan mendorong lingkungan yang lebih bersih dan sehat.
Penulis: Rosalinda Dorsila Florence Heipon
Mahasiswa Prodi Hubungan Internasional, Universitas Cenderawasih
Daftar Pustaka
Asra, M. I. (2024, juli 07). Tempo Witness. Retrieved from Sampah di Perairan Pantai Kampung Nelayan Hamadi Dibersihkan: https://witness.tempo.co/article/detail/8535/sampah-di-perairan-pantai-kampung-nelayan-hamadi-dibersihkan.html
Galuwo, K. (2024, Februari 23). Volume sampah plastik di Kota Jayapura berkurang 5 persen. Retrieved from Jubi.Id: https://jubi.id/mamta/2024/volume-sampah-plastik-di-kota-jayapura-berkurang-5-persen/
Leloltery, A. (2024, Juli 05). Redaksi Bisnis.com. Retrieved from Festival Kampung Nelayan Hamadi Ajang Promosi Wisata Jayapura: https://papua.bisnis.com/read/20240705/414/1779869/festival-kampung-nelayan-hamadi-ajang-promosi-wisata-jayapura
Editor: Siti Sajidah El-Zahra
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News