Tingkat Pemahaman Disability Awareness pada Siswa Sekolah di Indonesia

Disability Awareness
Ilustrasi Disability Awareness(Sumber: Media Sosial dari freepik.com)

Disability awareness merupakan suatu pemahaman atau kepedulian mengenai penyandang disabilitas. Bukan berkaitan dengan pemberian materi saja, namun juga dari sikap menghargai satu sama lain yang antar sesama manusia.

Adanya pemahaman mengenai disability awareness sendiri merupakan suatu revolusi terhadap generasi di zaman sekarang karena pelan-pelan dapat menghapus stigma-stigma buruk yang sebelumnya terjadi mengenai para orang yang menyandang disabilitas.

Stigma atau label yang sebelumnya digemakan ini membuat para penyandang disabilitas terkesan dijauhi dan dianggap tidak bisa hidup normal seperti kebanyakan orang pada umumnya.

Bacaan Lainnya
DONASI

Seiring berkembangnya zaman, munculan pemahaman baru bahwa para penyandang disabilitas tidak pantas untuk diperlakukan sedemikiran rupa dan mencoba untuk menghapus stigma-stigma buruk tersebut.

Saat ini, terdapat beberapa gerakan sosial mengenai perjuangan hak-hak yang harusnya terpenuhi oleh para penyandang disabilitas. Misal saja mengenai “Gerakan Sosial Akar Tuli Dalam Mengadvokasi Hak Tuli di Kota Malang”.

Salah satu Komunitas Akar Tuli yang aktif di Malang ini menjadi wadah bagi para Tuli untuk menyuarakan pendapat dan hak-hak mereka, dimana sasaran utamanya tersebut adalah anak muda terkait bahasa isyarat yang merupakan sebuah identitas Tuli yang harus dihargai agar tercipta keadilan antar teman-teman Tuli dengan yang lainnya.

Contoh lain dari pemahaman disability awareness sendiri dapat kita temukan di perusahaan-perusahaan start up ternama yang perlahan-lahan ikut mengampanyekan bahwa penyandang disabilitas juga berhak untuk dapat bekerja seperti masyarakat pada umumnya.

Meskipun ada beberapa kasus contoh mengenai aksi sosial disability awareness di Indonesia, nyatanya banyak riset menunjukkan bahwa pemahaman masyarakat luas masih terbilang cukup rendah, bahkan cenderung ke arah negatif.

Dikarenakan pemahaman mengenai disability awareness sendiri masih tidak merata pada masyarakat Indonesia, perilaku yang diberikan terhadap kaum penyandang disabilitas pun masih didominasi oleh pemikiran kolot serta perlakuan yang diskriminatif.

Banyaknya masyarakat tradisional yang belum mengerti tentang kondisi dan pemahaman inilah yang membuat para penyandang disabilitas masih dipandang sebagai orang yang berbeda dan merupakan suatu hal yang normal memperlakukan hal-hal tersebut.

Mayoritas masyarakat tradisional di Indonesia juga tidak mengenyam bangku pendidikan yang tinggi, sehingga sulit bagi mereka untuk mengakses tentang pemahaman disability awareness itu sendiri.

Pemahaman mengenai disability awareness belum merata sehingga rata-rata, hanya beberapa orang yang konsen saja atau mendapatkan aksesibilitas untuk memahami disability awareness.

Hal tersebut justru menjadi boomerang bagi anak-anak usia remaja yang belum mendapatkan pemahaman mengenai disability awareness itu sendiri.

Karena tidak memahami konsep disability awareness inilah seringkali ditemukan pembulian dengan kasus bahwa anak yang diintimidasi merupakan penyandang disabilitas yang dianggap ‘tidak normal’ dilingkungannya.

Kasus-kasus seperti ini kerap terjadi, khususnya di lingkungan sekolah karena siswa tidak diberikan pemahaman mengenai disability awareness sehingga hanya menelan mentah-mentah apa yang biasa terjadi di lingkungan masyarakat.

Peran orang tua yang mayoritas masih berpaku terhadap mitos dan hal tradisional lainnya juga ikut andil dalam kasus-kasus serupa semacam ini.

Perlunya Pemahaman Pada Siswa di Sekolah

Untuk mengatasi ‘ketidakpekaan’ siswa di sekolah terkait pemahaman disability awareness, maka guna menyikapi hal tersebut adalah dengan memberikan sosialisasi.

Seperti yang kita ketahui, banyak sosialisasi di sekolah mengenai tawuran, narkoba, dan kenakanalan remaja lainnya. Namun, sosialisasi terkait disability awareness masih kurang digencarkan bahkan banyak yang tidak mengetahui hal tersebut.

Tentunya situasi ini sangat disayangkan karena nyatanya, anak-anak atau remaja yang masih belum dapat berpikir matang malah menjadikan disabilitas sebuah candaan yang tidak bermoral.

Para penyandang disabilitas pun merasa dikucilkan dan tidak dapat bersosialisasi dengan normal seperti anak-anak pada umumnya.

Pemahaman tentang disability awareness bukan hanya diperlukan untuk siswa sekolah inklusi, tetapi juga di sekolah umum. Hal ini akan meningkatkan kesadaran mereka untuk menghargai perbedaan dan tetap menjaga sikap ketika dihadapkan oleh penyandang disabilitas.

Penanaman hal positif seperti ini juga akan mengubah sudut pandang dan menyadarkan mereka agar dapat menghargai sesama.

Dikutip dari jurnal yang berjudul “Strategies for Improving Disability Awareness and Social Inclusion of Children and Young People with Cerebral Palsy” menyatakan bahwa “program disability awareness berpengaruh terhadap keseluruhan lingkungan sekolah.

Kesadaran tentang disabilitas di sekolah sangat penting karena dapat mendidik siswa agar mereka menjadi masyarakat yang lebih baik” (Lindsay & McPherson, 2011).

Banyak sekali miskonsepsi mengenai pemahaman tentang disabilitas di masyarakat. Miskonsepsi yang terjadi ini terus terjadi secara turun-menurun sehingga tercipta stereotip buruk terhadap para penyandang disabilitas.

Dengan materi disability awareness yang dapat dilaksanakan di sekolah terhadap siswa-siswa merupakan salah satu gerakan sosial yang dimana dapat menghapus stereotip buruk tersebut.

Kasus-kasus serupa bullying dan penindasan terhadap kaum disabilitas diharapkan juga menurun jika pemahaman disabilitas ini ditanamkan sejak dini.

Pemerintah seharusnya gencar menjalankan program ini agar para siswa dapat memahami yang sebetulnya terjadi dan menyikapi lebih positif terhadap perbedaan satu sama lain.

Penulis: Regina Sahara Ochtar
Mahasiswi Sosiologi, Universitas Brawijaya

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI