Pendahuluan
Dalam budaya Minangkabau upacara perkawinan berbeda dengan upacara perkawinan adat daerah lainnya, dikarenakan berbedanya adat budaya dalam kehidupan masyarakat lainnya. Babako merupakan tradisi perkawinan di Minangkabau, babako dimaksud adalah seluruh keluarga dari pihak ayah.
Pada acara babako keluarga pihak ayah berombongan dengan membawa hantaran ke rumah anak daro, dalam hal ini mengandung nilai gotong royong pada masyarakat Minangkabau.
Di Kecamatan Koto Baru, Kabupaten Dharmasraya, acara babako di daerah ini berbeda dan unik yang dinamakan alek bajawek, dimana anak daro memakai tanduak lalu diarak dari rumah bako ke rumah anak daro dengan cara dipikul oleh pihak bako, pesta perkawinannya dilakukan layaknya seorang “ratu” dari suatu kerajaan. Pada prosesi alek bajawek diwajibkan adanya seekor kerbau untuk menjadi menu utama pada acara pernikahan.
Pembahasan
Sejarah Alek Bajawek
Alek artinya jamuan atau pesta, sedangkan Bajawek artinya berbalas. Pada proses ini perempuan yang akan menikah (anak daro), anak daro akan dijemput dari rumah, lalu dibawa ke rumah bako. Sesudah sampai di rumah bako anak daro akan disambut oleh keluarga bako dengan para undangan.
Selanjutnya anak daro diberi pakaian putih dan kemudian didudukkan di atas Tandu dan Tandu tersebut akan dipikul oleh bapak dan saudara laki-laki dari bapaknya ke rumah anak daro setelah sampai di rumah anak daro, maka langsung diturunkan dan disambut oleh mamak anak daro, kemudian terjadi dialog antara mamak bako dan mamak anak daro yang satu sama lain saling melontarkan pepatah petitih Minang, dalam kata lain terjadi jawab menjawab antara yang satu dengan yang lain atau jawek manjawek.
Pada abad ke 17 alek bajawek pertama kali muncul, alek bajawek disebut dengan nama lain yaitu alek rajo dan alek gadang. Hal wajib yang ada pada saat prosesi alek bajawek adalah seekor kerbau, kerbau menjadi hidangan utama pada saat prosesi alek bajawek.
Pada abad ke 20 terjadi perubahan yang jauh berbeda dimana sebelumnya alek bajawek hanya dilakukan oleh anak rajo dan urang nan ampek jinih, tetapi pada saat ini alek bajawek bisa dilakukan oleh siapa saja, dengan hal wajib yaitu satu ekor kerbau.
Baca Juga: Peran Wanita dalam Matrilineal Minangkabau: Relevansi dan Tantangan di Era Modern
Prosesi Alek Bajawek
Maresek
Tahapan awal pada prosesi alek bajawek adalah maresek, maresek adalah proses yang terjadi ketika mamak (paman) dari keluarga calon mempelai perempuan berkunjung ke rumah calon mempelai laki-laki, bertujuan untuk mengetahui calon mempelai laki-laki berasal dari keluarga yang baik-baik dan bagus agamanya.
Manjapuik Tando
Manjapuik Tando atau biasa disebut melamar, Mamak dari calon mempelai perempuan dan tungganai batino akan membawa carano ke rumah calon mempelai laki-laki, dan keluarga calon mempelai laki-laki akan memberikan kain jawa, hal tersebut menandakan keseriusan antara kedua calon mempelai.
Duduk Kalopok
Duduk kalopok diadakan untuk memberitahu bahwa anak perempuan akan segera menikah dan pada saat ini mamak akan memberitahu bahwa anak perempuan akan menggelar alek bajawek, duduk kalopok dihadiri oleh keluarga dekat calon mempelai perempuan.
Duduk Tuo
Pada proses ini para kerabat dan tetangga calon anak daro yang perempuan akan membawa kelapa dan beras untuk dimasak bersama. Masakan tersebut akan dihidangkan untuk para kerabat dan tetangga di malam harinya, setelah makan laki-laki akan menyumbangkan uang dengan nominal tidak ditentukan. Lalu para laki-laki akan pulang ke rumah masing-masing, lalu mamak akan menghitung uang tersebut untuk diserahkan kepada ibu mempelai perempuan, dan saat itu mamak akan menghitung kapan tanggal akad nikah dan prosesi baralek
Proses Alek Bajawek
- Ijab Kabul, di Minangkabau sangat kental dengan ajaran Islam, dimana cara menikah dalam ajaran Islam dengan cara ijab kabul, begitu pula di Koto Baru, Dharmasraya. Ijab kabul boleh dilakukan di masjid, rumah atau kantor KUA. Ijab kabul merupakan prosesi wajib dalam acara alek bajawek.
- Persiapan Bako, dalam perayaan alek bajawek diperlukan biaya yang cukup banyak, sebab itu peran bako sangat penting, bako akan membicarakan tentang biaya alek bajawek dengan mamak dan keluarga calon mempelai. Pada hari dimana alek bajawek dilaksanakan induak bako akan menyediakan sasampek untuk dibawa ke rumah mempelai perempuan.
- Batagak Kajang Lako, adalah sebuah ruangan yang dibuat di rumah mempelai perempuan, kajang lako sendiri berfungsi sebagai ruangan pertemuan antara mamak mempelai perempuan dan mamak bako. Para bako harus menyediakan 100 helai kain panjang sebagai dinding kajang lako, dan atap kajang lako dibentuk seperti tanduk kerbau.
- Samsampek adalah perlengkapan yang harus disiapkan oleh pihak bako untuk dibawa saat arak-arakan dari rumah bako menuju rumah mempelai perempuan, perlengkapan yang dibawa sebagai berikut, samsampek pengganting (kue pengantin), samsampek uang, singgang ayam, sunting atau pakaian putih, sirih nan bagagang, menyediakan tandu, dan seekor kambing
Baca Juga: Rendang: Lebih dari Sekadar Makanan, Simbol Keagungan Budaya Minang
Kesimpulan
Alek Bajawek adalah upacara pernikahan di Nagari Koto Baru dimana pengantin perempuan atau anak daro memakai tanduak kemudian diarak dari rumah bako ke rumahnya dengan cara dipikul oleh pihak bako, pesta perkawinannya dilakukan layaknya seorang “ratu” dari suatu kerajaan.
Sebelum pelaksanaan Alek Bajawek dilaksanakan dilakukan prosesi maresek, manjapuik tando, duduk kalopok, duduk tuo. Pelaksanaan Alek Bajawek sebagai berikut ijab kabul, persiapan bako, mendirikan batagak kajang lako, menyediakan sasampek.
Penulis : M. Bintang Ramadhan
Mahasiswa Jurusan Administrasi Publik, Universitas Andalas
Daftar Pustaka
Nurfalina, Yuliana, Fitria Nengsih, Muhammad Alhuzaini, Budi Darmawan, Riri Anggraini (2023). “Perbedaan Status Sosial Di Tengah Masyarakat: Studi Kasus Tradisi Alek Bajawek Di Kabupaten Dharmasraya 1960-2005”. Jurnal Dinamika Sosial, Vol.25, No. 2 270-279
Sari, Fitria (2020), “Simbol Dan Makna Dalam Upacara Perkawinan “Alek Bajawek” di Seberang Piruko Kecamatan Koto Baru”. International Journal of Technology Vocational Education and Tianing, Vol 1, No. 79-84
Editor: I. Khairunnisa
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News