Trenta sebagai Calon Pengganti Metode Nuclear Fusion Generators

Kita sudah menjadikan energi listrik sebagai salah satu hal yang krusial untuk kehidupan kita. Statista melaporkan dalam ‘Net electricity consumption worldwide from 1980 to 2022’ bahwa sekitar 25,500 Terawatt-hours digunakan pada tahun 2022. Banyak metode telah membuat semua listrik tersebut dan salah satunya adalah Nuclear Energy.

Dunia mulai berhenti menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) karena limbah beracun yang dihasilkannya sulit untuk dibuang dengan aman. PLTN memiliki masalah lain, yaitu harga pembangunan yang sangat mahal dan bahaya besar jika ada kerusakan yang tidak diketahui.

Trenta, fusion generator, menggunakan metode form, merge, dan compress fusion plasma untuk menghasilkan energi listrik. Perusahaan swasta Helion Energy adalah pembuat Trenta. Trenta adalah generator generasi ke-6 yang dibuat oleh Helion Energy.

Bacaan Lainnya
DONASI

Baca juga: Penerapan Monitoring sebagai Upaya Mendukung Perawatan pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Sanankerto

Perbedaan Trenta Dengan Nuclear Fusion Lainnya?

Saat sebuah atom berat terpisah (Fission) atau suatu atom ringan menyatu (Fusion), Nuclear Energy akan terbuat. PLTN dan bom nuklir adalah contoh Nuclear Energy yang didapatkan dari metode Fission. Matahari dan Hydrogen Bomb adalah contoh Nuclear Energy yang didapatkan dari metode Fusion.

Pada umumnya, pembuatan Nuclear Fusion berbentuk seperti donat besar yang dinamai Tokamak. Tokamak, yang sudah ada semenjak era perang dingin, dibuat oleh Uni-Soviet pada tahun 1950. Tokamak menggunakan Deuterium dan Tritium sebagai bahan bakar Nuclear Fusion-nya. Sementara Trenta menggunakan Deuterium dan Helium-3.

Baca juga: Menuju Masa Depan Bersih: Peran Teknik Industri dalam Pengembangan Energi Terbarukan

Tokamak dan Trenta menggunakan dua metode yang berbeda dalam menciptakan energi. Tokamak menciptakan energi dengan memutar atom dengan cepat hingga bertabrakan. Trenta menciptakan energi dengan menabrakkan dua plasma dari 2 sisi.

Tokamak menggunakan beryllium sebagai pelapis dinding internal reaktor, dan beryllium tersebut akan menjadi radioaktif dalam penggunaan waktu jangka panjang. Kekurangan beryllium di dunia dan kebutuhan besar Tokamak untuk melapisi beryllium membuat Tokamak tidak efektif.

Jika kita membandingkan ukuran Tokamak dengan Trenta, perbedaannya sangat jauh, yang menjadikan Trenta sebagai pilihan terbaik.

 

Penulis: Rajwa Fakhry Odimemova
Mahasiswa Teknik Elektro, Universitas Airlangga

Editor: Anita Said

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI