Untuk Menunjang Program Bantul Bebas Sampah 2025, KKN UAD 101 Buat “ECOBRICK & ECOENZYME”

Pemanfaatan "ECOBRICK & ECOENZYME" sebagai pot tanaman dan pupuk yang diberikan kepada KWT dusun Karanganyar
Dokumentasi Program KKN UAD Reguler 101 Unit X.B.3 (Sumber: Dokumentasi Penulis)

Indonesia kejar target bebas sampah plastik 2025. Dalam setahun, produksi sampah di Indonesia mencapai 25,6 juta ton, dengan sumbangan terbesar berasal dari sisa makanan dan plastik.

Menanggapi hal ini, Pemerintah kabupaten Bantul menyusun strategi untuk mewujudkan “Bantul Bersih Sampah 2025”.

KKN UAD Reguler 101 X.B.3 memiliki program kerja unggulan di dusun Karanganyar, Gadingharjo, Sanden yang tentunya selaras dengan program yang diadakan oleh Pemerintah kabupaten Bantul yaitu pemanfaatan sampah rumah tangga menjadi bata ramah lingkungan dan pupuk dari sisa makanan (ECOBRICK & ECOENZYME).

Baca juga: Mahasiswa KKN UAD Mengadakan Penyuluhan Kesehatan Leptospirosis dan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)

Bacaan Lainnya

ECOBRICK merupakan kerajinan botol plastik yang diisi dengan limbah non biological kemudian dipadatkan untuk dijadikan sebagai blok (Brick) bangunan yang dapat digunakan kembali. Kerajinan ini dapat digunakan untuk membuat tempat sampah, pot, kursi, dan meja.

ECOENZYME adalah cairan organik yang berasal dari sampah dapur, contohnya buah yang sudah membusuk, sayuran sisa makanan, dan sisa nasi.

Cairan dari limbah tersebut dapat digunakan sebagai pupuk cair sebagai sarana menyuburkan tanaman.

Dalam pembuatan ECOENYZYME, KKN UAD 101 unit X.B.3 memanfaatkan ember tumpuk untuk membuat pupuk tersebut.

Selain pupuk yang di dapatkan, ember tumpuk juga bisa sebagai budidaya Maggot. Ember tumpuk yaitu dua ember yang ditumpuk dijadikan satu.

Ember bagian atas untuk perkembangan Maggot dan pada bagian bawah untuk penampung cairan ECOENZYME.

Pada pengolahan ECOBRICK KKN UAD 101 unit X.B.3 menghimbau masyarakat dusun Karanganyar untuk dapat bekerja sama dalam pengolahan sampah dan daur ulang sampah.

Hal tersebut dilakukan guna membiasakan ibu-ibu rumah tangga untuk memilah sampah organik dan anorganik serta pemanfaatan sampah menjadi barang yang berguna maupun pengolahan pupuk.

Baca juga: Edukasi Wujudkan Lingkungan “Go Green” melalui Media Belajar Pembibitan Tanaman oleh TK ABA 5 DAU

Kegiatan pengolahan ECOBRICK diawali dengan mensosialisasikan bagaimana cara membuat ECOBRICK kepada Kelompok Wanita Tani (KWT).

Kemudian, unit KKN UAD 101 X.B.3 memilah sampah yang diterima dari Sodaqoh Sampah yang merupakan program kerja kelurahan Gadingharjo, guna memisahkan sampah yang akan digunakan untuk pembuatan ECOBRICK dan sisanya dijual.

“Karena ini masih desa dan masih tersedia lahan yang luas, masyarakat di dusun Karanganyar mengolah sampah masih dengan cara dibakar” jelas Musthafa selaku kepala dusun Karanganyar.

Pengolahan sampah plastik maupun limbah dari rumah tangga ini untuk mengedukasi masyarakat dusun Karanganyar agar melakukan pemanfaatan sampah anorganik sehingga lebih berguna, mengingat sampah plastik membutuhkan waktu yang lama untuk terurai.

Pemanfaatan bata ramah lingkungan ini nantinya dapat dikelola menjadi barang guna seperti meja, kursi, pot bung, blok bangunan dan lainnya.

Baca juga: Pengelolaan Sampah dari Lingkungan Terkecil dan Persumberdayaan Masyarakat

Dengan adanya program kerja yang dilaksanakan oleh KKN Reguler 101 unit X.B.3, diharapkan masyarakat dusun Karanganyar agar lebih memperhatikan sampah-sampah rumah tangga khususnya sampah plastik sehingga dapat dimanfaatkan menjadi barang guna serta masyarakat dapat berkontribusi dalam menjalankan program yang diadakan oleh pemerintah Bantul. (vly)

Penulis: KKN Reguler 101 Unit X.B.3
Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses