Dunia bermain dan berinteraksi dengan teman erat kaitannya dengan dunia anak-anak. Akan tetapi, virus Covid-19 berpotensi menyebar melalui dua hal tersebut.
Pemerintah juga telah menutup lembaga pendidikan dari PAUD, TK, SD, SMP, SMA/SMK, hingga Perguruan Tinggi sejak Maret 2020 guna melindungi generasi penerus dengan mempertimbangkan kemungkinan atau potensi penularan virus ini.
Karena kebijakan pemerintah untuk mengecualikan kegiatan pendidikan secara tatap muka di sekolah, proses belajar mengajar kala itu diselenggarakan secara daring di rumah. Peserta agenda pembelajaran daring ini didominasi oleh generasi Z.
Aplikasi media gambar atau video sangat dibutuhkan guru untuk membantu siswa dalam memahami materi pelajaran karena mayoritas guru kesulitan mengajarkan materi kepada siswa secara daring, baik melalui grup WhatsApp maupun Google Classroom. Aplikasi YouTube merupakan aplikasi media edukasi yang dapat diakses tanpa dipungut biaya.
1. Media Edukasi yang Sesuai dengan Generasi Z di Masa Pandemik Covid-19
Orang-orang dari Generasi Z juga dikenal sebagai digital natives karena mereka tumbuh dikelilingi oleh teknologi digital. Mayoritas dari lima generasi yang paling terkenal adalah Tradisionalis, Baby Boomers, Generasi X, Millennial atau Generasi Y, Generasi Z, dan Generasi Alpha tambahan.
Tradisionalis (pra-1946), Baby Boomers (dari 1946 hingga 1964), Generasi X (dari 1965 hingga 1979), Millennial (dari 1980 hingga 1994), dan Generasi Z (dari 1995 hingga 2012) adalah lima generasi yang mendahului Alpha.
Sebagai bagian dari revolusi digital, smartphone, desktop, laptop, tablet, dan televisi disambut oleh Generasi Z di tahun-tahun awal mereka.
Pada tahun 2022, orang-orang berusia antara 15 dan 19 tahun merupakan mayoritas pengguna internet. Mereka adalah anggota generasi Z.
Menurut survei Nielsen yang dilakukan di 11 kota besar di Indonesia, 68% pemuda berusia antara 15 dan 19 tahun menilai generasi muda saat ini telah tumbuh di era media sosial, seperti Facebook, Twitter, Snapchat, dan Instagram.
Platform media sosial ini juga melingkupi YouTube, Facebook, Instagram, dan Twitter. Mereka tidak tahu seperti apa dunia tanpa Internet, dan mereka juga tidak tahu seperti apa kehidupan sebelum media sosial.
Media sosial akan terus berkembang di masa depan, mendatangkan lebih banyak media, pengguna, dan layanan. Media sosial akan semakin banyak digunakan oleh semakin banyak orang di berbagai belahan dunia untuk berinteraksi dengan orang lain dengan berbagai cara.
Media sosial berkontribusi pada penciptaan peluang untuk pembelajaran tambahan serta menawarkan manfaat edukasi kepada siswa.
Proses pembelajaran yang dimediasi jejaring sosial adalah hasil dari banyak transaksi dan pertukaran antara peserta, di mana guru dan siswa bertukar peran. Hal Ini menekankan pergeseran positif dalam peran dan model komunikasi antara siswa dan guru, serta antara siswa dan teman sekelas mereka.
2. Penggunaan YouTube sebagai Media Edukasi di Masa Pandemi Covid-19
Dalam masa pandemi Covid-19, proses pembelajaran membutuhkan pendekatan yang lebih inventif dari guru. Guru harus lebih banyak meluangkan waktu untuk belajar tentang teknologi yang mengharuskan mereka untuk dapat menggunakan komputer.
Di masa pandemi Covid-19, guru harus mampu memberikan solusi dalam kendala pengajaran daring. Kemudian guru akan menggunakan aplikasi online untuk mengajar siswa mereka di rumah. Zoom, Google Classroom, WhatsApp Group, dan YouTube hanyalah beberapa dari banyak pilihan yang tersedia untuk pendidikan online. Sedangkan YouTube adalah pilihan terbaik bagi guru yang ingin memberikan materi yang singkat atau panjang.
Selain pengalaman yang dimiliki siswa untuk dapat memanfaatkannya dalam pembelajaran, mereka juga diberikan ilustrasi singkat berupa video yang menampilkan gambar dan suara yang menghibur, yang membuat pembelajaran menjadi kurang monoton.
Anak-anak generasi Z akrab dan mengikuti kemajuan teknologi seperti perangkat yang memungkinkan mereka untuk terlibat dalam berbagai kegiatan seperti video game dan menonton YouTube.
Video YouTube merupakan salah satu jenis media yang dapat digunakan sebagai pembelajaran dan sumber data yang dapat dipilih instruktur dari berbagai video pembelajaran yang disesuaikan dengan topik mingguan yang dibahas dan ditampilkan selama pelajaran.
Selain itu, YouTube adalah situs web terbesar di dunia, dengan 100 juta pengunjung bulanan. Selain YouTube EDU, yang berisi kumpulan pembelajaran gratis dari 400 universitas di seluruh dunia, ada saluran khusus untuk pendidikan di YouTube yang disebut Teacher Tube, di mana pendidik dapat mengunggah bahan ajar dan membagikannya dengan pendidik lain.
YouTube sebagai media edukasi di masa pandemi Covid-19, YouTube dapat digunakan sebagai penunjang teknologi untuk kegiatan pembelajaran jarak jauh dengan siswa yang tidak harus berada di tempat yang sama pada waktu yang bersamaan.
Baik kebutuhan komputer maupun perangkat siswa untuk terhubung ke internet tidak membatasi kapan atau di mana siswa dapat mengakses materi pembelajaran. Karena video pembelajaran dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis mereka, sehingga YouTube juga membantu efisiensi peran guru.
Dosen Pengampu: Hasni Suciawati S.Pd, M.Pd.
Penulis:
- Naomi Anastasia Silalahi
- Cici anggelia Hutapea
- Esra D A Berutu
- Selviani br barus
- Rut adelina br bangun
- Delvina Bareki Br Sembiring
- Indra superta sianturi
- Adema milty Chriteven perangin-angin
- Mifta halana
- Juwita charina
- Randi Saputra Sinulaki
- Hasikoli Laia
- Sherli Aloa
- Mulyana br ginting
Mahasiswa PGSD, Universitas Quality
Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News