“Apakah kamu tahu, penggunakan jarum suntik tidak boleh berulang ?”
Pasti dari pertanyaan diatas, sebagian dari teman-teman ada yang bingung dengan jawabannya. Berdasarkan data dari WHO (2016), setidaknya dalam 1 tahun terdapat 16 milliar suntikan yang digunakan di selruh dunia.
Berdasarkan hal tersebut, suntikan menjadi salah satu alat medis yang umum digunakan. Banyak sekali tindakan medis yang memerlukan jarum suntik untuk kegiatan praktiknya. Oleh karena itu, kita harus mengetahui dan paham mengenai penggunaan jarum suntik.
Saat menggunakan jarum suntik, seharuskan digunakan dalam pemakaian sekali pakai. Tujuannya untuk menghidari tertularnya penyakit-penyakit infeksius melalui jarum suntik. Selain itu, saat menggunakan jarum suntik yang sudah dipakai dapat mengakibatkan kontaminasi.
Kontaminasi terjadi karena, sebelumnya jarum suntik sudah digunakan dan berkontakan langsung dengan tubuh. Sehingga mengakibatkan jarum suntik tidak steril karena terpapar oleh mikroorganisme, bakteri ataupun virus saat kembali digunakan (Seftiandar, 2018).
Cedera akibat jarum suntik yang tercemar sangat berbahaya. Karena jarum suntik mampu membawa pathogen virus dan bakteri dalam tubuh (Suliman et al., 2018).
Dari kutipan jurnal tersebut, jarum suntik seharusnya hanya boleh digunakan satu kali pakai pada satu orang. Tidak disarankan dalam penggunaannya, jarum suntik digunakan berulang.
Peluang tertular penyakit akibat penggunaan jarum suntik yang berulang sangat besar. Apalagi, saat kita tidak mengetahui apakah orang yang sebelumnya menggunakan jarum suntik tersebut memiliki riwayat penyakit menular yang berbahaya.
Adapun beberapa penyakit yang disebabkan karena penggunaan jarum suntik yang berulang, antara lain:
- Human Immunodeficiency Virus (HIV), merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh.
- Sifilis, merupakan salah satu penyakit menular seksual pada sistem reproduksi.
- Hepatitis, merupakan penakit yang menyebabkan terjadinya peradangan pada hati. Biasanya tipe hepatitis yang sering terjadi akibat penggunaan jarum suntik yang berulang yaitu Hepatitis C dan B.
Dari penjelasan yang sudah saya sampaikan, penting sekali untuk kita agar selalu waspada dalam penggunaan jarum suntik. Hindari jarum sutik yang sudah digunakan berulang kali, apalagi yang bekas digunakan orang lain. Karena kita tidak pernah tahu, jarum suntik tersebut sudah terkontaminasi oleh virus atau bakteri apa disana.
Penulis: Dyta Oktariani
Mahasiswa Jurusan Teknologi Laboratorium Medis, Universitas BinawanÂ
Daftar Pustaka:
Seftiandar, dr. M., & referensi (AloDokter). (2018). Penggunaan Jarum Suntik. Alodokter. https://www.alodokter.com/komunitas/topic/spuit-bekas-jarum-suntik
Organization, W. H. 2016. Time to deliver: report of the who independent high- level Commission on noncommunicable disease.
Suliman, M., Qadire, M. AL Alazzam, M., Aloush, S…Alsaraireh, A., & Alsaraireh, F. A. (2018). Students nurses knowledge and prevalence of needle stick injury in Jordan. Nurse Education Today, 60. https://doi.org/10.1016/j.nedt.2017.09.015
Editor: I. Chairunnisa
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News