Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, dengan posisi strategis yang sangat vital di antara dua benua besar (Asia dan Australia) serta dua samudera luas (Hindia dan Pasifik), memiliki kekayaan alam dan budaya yang melimpah serta sangat unik.
Namun, posisi ini juga secara signifikan menempatkannya di tengah arus global yang kompleks dan penuh dinamika.
Menghadapi realitas ini, Indonesia berpegang pada dua konsep fundamental yang esensial dan utama: Wawasan Nusantara dan Geostrategi, yang menjadi landasan dalam mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara secara strategis.
Konsep Wawasan Nusantara Â
Wawasan Nusantara adalah pandangan dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri serta lingkungan di sekitarnya, yang berakar pada Pancasila dan UUD NRI 1945.
Konsep ini menekankan pentingnya kesatuan dalam semua dimensi: wilayah, sosial, budaya, ekonomi, serta pertahanan dan keamanan.
Latar belakangnya adalah kesadaran akan posisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan dan pelajaran sejarah.
Secara leksikal, “Wawasan” berarti pandangan, sementara “Nusantara” (nusa = pulau, antara = di antara) merujuk pada kepulauan yang terletak di antara dua benua dan dua samudra. Jadi, Wawasan Nusantara bermakna pandangan terhadap kesatuan kepulauan ini.
Baca juga:Â Galeri Indonesia Kaya: Tempat Pertunjukan Gratis untuk Menyelami Kekayaan Seni Nusantara
Wawasan Nusantara Terdiri dari Komponen Utama:
1. Meliputi seluruh wilayah Indonesia yang utuh (daratan, perairan, udara, dan kekayaan yang terkandung di dalamnya).
Deklarasi Djuanda 1957 dan pengakuan UNCLOS 1982 atas laut antar pulau sebagai bagian kedaulatan Indonesia sangat relevan dalam konteks ini.
2. Merepresentasikan aspirasi masyarakat serta cita-cita dan tujuan nasional (tercantum dalam Pembukaan UUD NRI 1945).
Isi Wawasan Nusantara mencakup perwujudan persatuan dan kesatuan seluruh aspek kehidupan nasional serta pencapaian cita-cita bangsa dan tujuan nasional.
Konsep Geopolitik dan Geostrategi IndonesiaÂ
Geopolitik mengkaji bagaimana faktor geografis (lokasi, SDA, penduduk) mempengaruhi politik dan hubungan antar negara.
Disiplin ini menganalisis peran geografi dalam membentuk kebijakan luar negeri, strategi militer, dan pembangunan ekonomi suatu negara, serta dampaknya terhadap kekuatan dan kerentanan di panggung global.
Geostrategi adalah penerapan konsep geopolitik untuk mencapai tujuan nasional. Ini adalah pendekatan suatu negara dalam mengerahkan kekuatan dan mengoptimalkan keunggulan serta mitigasi kerentanan geografisnya demi mengamankan kepentingan dan memperluas pengaruhnya.
Geostrategi berfungsi sebagai penghubung antara analisis berbasis geografi (geopolitik) dan langkah-langkah strategis.
Bagi Indonesia, realitas Geopolitiknya dibentuk oleh posisinya sebagai negara kepulauan strategis yang menjadi persimpangan jalur pelayaran dan perdagangan dunia.
Letak ini memberi peluang besar (perdagangan, konektivitas) sekaligus tantangan (keamanan maritim, kedaulatan, stabilitas).
Bagi Indonesia, realitas Geopolitiknya dibentuk oleh posisinya sebagai negara kepulauan strategis yang menjadi persimpangan jalur pelayaran dan perdagangan dunia. Letak ini memberi peluang besar (perdagangan, konektivitas) sekaligus tantangan (keamanan maritim, kedaulatan, stabilitas).
1. Mengenali dan mengoptimalkan keunggulan maritim sebagai jati diri bangsa (diwujudkan antara lain melalui inisiatif “Poros Maritim Dunia”).
2. Melindungi kedaulatan teritorial dari ancaman internal maupun eksternal, termasuk mengamankan jalur pelayaran vital (SLOCs).
3. Berperan aktif memelihara perdamaian dan stabilitas di Asia Tenggara (melalui ASEAN dan kerja sama regional), sering menjadi fasilitator/penengah.
4. Menjalankan politik luar negeri bebas aktif, tidak memihak blok kekuatan besar, namun aktif berkontribusi pada perdamaian global berdasarkan kepentingan nasional. Ini adalah strategi mempertahankan kemandirian.
5. Mengembangkan potensi ekonomi (maritim & darat) secara berimbang di seluruh kepulauan guna memperkokoh ketahanan nasional.
Baca juga: Ketika Wawasan Kebangsaan Dilupakan, Demokrasi Jadi Medan Perang Identitas?
Tantangan dan Hambatan Kontemporer
Meskipun Wawasan Nusantara dan Geostrategi menjadi panduan, Indonesia menghadapi tantangan domestik dan eksternal yang membutuhkan adaptasi:
Tantangan dan Hambatan dari Dalam Negeri:
1. Menjaga persatuan di tengah keragaman sulit akibat keterbelahan sosial, penyebaran hoaks, dan politik identitas.
2. Kesenjangan pembangunan antar wilayah memicu kecemburuan sosial dan politik, mengikis persatuan.
3. Korupsi dan buruknya tata kelola pemerintahan menghambat pelaksanaan geostrategi dan pembangunan.
4. Pemanfaatan sumber daya alam eksploitatif dan isu lingkungan mengancam kesejahteraan dan kelestarian “wadah” Wawasan Nusantara.
5. Potensi gerakan separatisme (baik bersenjata maupun politik) menuntut penanganan komprehensif.
Baca juga: Penurunan Nasionalisme di Kalangan Generasi Muda yang Berdampak pada Integritas Nasional
Tantangan dan Hambatan dari Sisi Eksternal:
1. Persaingan strategis AS-Tiongkok di Indo-Pasifik menimbulkan dilema bagi politik luar negeri bebas aktif Indonesia.
2. Konflik Laut Cina Selatan, IUU Fishing, perompakan, dan kejahatan transnasional mengancam kedaulatan dan keamanan maritim.
3. Serangan digital terhadap infrastruktur dan data menuntut peningkatan ketahanan siber.
4. Perubahan iklim mengancam area pesisir, ketahanan pangan, dan meningkatkan risiko bencana, mengancam “wadah” fisik Wawasan Nusantara.
5. Gejolak ekonomi global, proteksionisme, dan persaingan investasi menuntut geostrategi ekonomi yang adaptif.
6. Perdagangan narkoba, perdagangan manusia, dan terorisme lintas negara tetap menjadi ancaman serius.
Wawasan Nusantara dan Geostrategi adalah fondasi krusial. Wawasan Nusantara berfungsi sebagai fondasi filosofis yang membentuk cara pandang dan menetapkan tujuan (kesatuan dan keutuhan dalam keberagaman).
Geostrategi adalah metode operasional untuk mewujudkan tujuan tersebut dengan mempertimbangkan realitas geografis (geopolitik) dan lingkungan strategis.
Di tengah perubahan global dan tantangan kompleks, internalisasi Wawasan Nusantara dan formulasi Strategi yang adaptif sangat penting untuk menjaga keutuhan, memperkokoh persatuan, membangun ketahanan, dan berkontribusi pada stabilitas kawasan.
Dengan menjadikan Wawasan Nusantara sebagai kompas dan Geostrategi yang cerdas, Indonesia dapat menavigasi tantangan, mempertahankan kedaulatan, dan mencapai cita-cita nasional.
Menghadapi tantangan dengan semangat persatuan (WN) dan strategi matang (GS), Indonesia mampu menjadi negara tangguh, berdaulat, dan sejahtera.
Penulis: Tegar Saputra
Mahasiswa Jurusan Ilmu Pemasyarakatan, Politeknik Pengayoman Indonesia
Editor: Anita Said
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru di Google News