Tim 11 KKN UNS FKIP mengadakan workshop yang memiliki sasaran ibu-ibu PKK Kelurahan Kestalan dengan kegiatan pelatihan pembuatan shibori tie dye (06/08/2023).
Kegiatan ini dilakukan oleh mahasiswa KKN UNS dengan tujuan sebagai penyumbang ide UMKM karena kain tie dye shibori ini dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan tas dan pakaian.
Dharmawan sebagai ketua KKN memberikan tanggung jawab kepada masing-masing anggota kelompok untuk bertanggung jawab atas tugasnya yaitu membuat sebuah program kerja yang dapat bermanfaat bagi masyarakat di tempat KKN-nya yakni Kelurahan Kestalan.
Program kerja yang bertajuk “Shibori; Sebagai Ide Pengembangan Produk UMKM Kelurahan Kestalan” tersebut dikoordinasi oleh salah satu anggota KKN yang bernama Afifah, mahasiswa Pendidikan Seni Rupa yang pernah mempelajari tentang pembuatan kain dengan teknik shibori ini.
“Shibori tie dye adalah sebuah teknik mewarnai kain dengan cara mengikat beberapa bagian dari kain dan direndam dengan pewarna campuran indigosol dan nitrit,” jelasnya kepada para peserta workshop tersebut.
Antusias dari para peserta workshop terlihat dari awal dimulainya kegiatan tersebut. Beberapa dari tim KKN juga mendampingi proses berjalannya kegiatan.
Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok untuk bersama-sama membuat produk tie dye. Teknik shibori yang berasal dari Jepang ini juga dijelaskan oleh Afifah bahwa ada kemiripan dengan teknik batik jumputan yang ada di Indonesia.
Ada tiga cara yang dipraktikkan dalam workshop ini, yakni lipat, ikat, dan jahit sehingga menghasilkan motif kain yang berbeda pula.
“Saya senang sekali dengan program kerja KKN tahun ini karena sejak dulu saya kepo sama cara mewarnai kain dengan motif yang seperti itu. Oh ternyata seperti itu caranya,” pungkas Bu Naning, salah satu peserta workshop.
Pemilihan warna biru pada workshop ini menggambarkan kebebasan dan inspirasi dengan harapan dapat memberikan inspirasi pada orang banyak dan memberikan kemerdekaan dalam mengembangkan ide.
Pendampingan pembuatan tie dye shibori ini tidak berhenti hanya sampai pembuatannya saja. Afifah menjelaskan bahwa nantinya kain tersebut dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat pakaian, tas, maupun blangkon karena urgensi dari workshop ini adalah untuk memberikan ide pengembangan UMKM bagi anggota PKK Kelurahan Kestalan.
Dalam sambutannya, Dharmawan mengatakan, “Saya berharap melalui program kerja kami ini, nanti ibu-ibu semua akan mempelajari cara membuat kain tie dye shibori yang nantinya bisa menjadi ide untuk mengembangkan UMKM. Kain ini tidak akan mati trennya sehingga akan bertahan sampai nanti.”
Pelatihan ini diharapkan bisa menjadi bekal untuk mengembangkan UMKM dengan produk barang dari kain tie dye shibori dan menjadi kegiatan yang produktif bagi anggota PKK Kelurahan Kestalan.
Penulis: Niken Pramesti Regita (KKN FKIP 11 UNS)
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sebelas Maret Surakarta
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi