Junk Food: Enak Sekejap, Bahaya Kemudian

Junk Food bagi kesehatan
Junk Food: Enak Sekejap, Bahaya Kemudian.

Junk food atau makanan cepat saji telah menjadi bagian dari gaya hidup modern. Siapa yang tidak tergoda dengan kentang goreng, sereal, dan gorengan? Rasanya yang gurih, penyajiannya yang cepat, dan harganya yang ramah di kantong para masyarakat seringkali membuat kita tidak bisa menolak untuk tidak bisa mengonsumsi.

Bahkan, roti dan makanan yang dibakar terlalu lama pun kerap masuk dalam kategori ini karena proses pengolahannya.

Namun, dibalik kenikmatan sesaat ini, terdapat ancaman serius bagi kesehatan kita. Tahukah kamu, sebagian besar junk food yang kita konsumsi sehari-hari berisikan lemak jenuh, gula, dan garam yang tinggi? Ya, bahan-bahan inilah yang dapat memberikan sensasi rasa yang enak di lidah.

Sayangnya, kandungan nutrisi penting seperti protein, serat, vitamin, dan mineral justru sangat minim, bahkan hampir tidak ada! Hal inilah yang membuat konsumsi junk food secara berlebihan dan dalam jangka waktu yang panjang dapat memicu terjadinya berbagai masalah kesehatan yang serius.

Bacaan Lainnya

Menurut National Institutes of Health, beberapa makanan cepat saji secara keseluruhan hanya mengandung kalori dalam jumlah yang tinggi, di mana hal tersebut sangat berdampak pada kelebihan berat badan atau obesitas, yang merupakan peningkatan risiko untuk berbagai masalah kesehatan kronis.

Bahaya junk food bagi kesehatan tubuh seperti: kerusakan gigi akibat tingginya kandungan gula, gangguan fungsi hati dan sistem pencernaan karena lemak jenuh dan bahan pengawet, tekanan darah tinggi dan gangguan ginjal akibat konsumsi garam berlebih, obesitas yang dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2, kanker, serangan jantung dan stroke diakibatkan karena pola makan yang tidak teratur.

Menurut IDF, Indonesia menduduki peringkat kelima negara dengan jumlah diabetes terbanyak dengan prevalensi 11,3% atau sekitar 19,5 juta jiwa pada orang dewasa, pada orang dewasa terdapat sebanyak 20.426.400 jumlah kasus diabetes dan diprediksi akan menjadi 254 juta pada 2050.

Persoalan ini menjadi suatu perhatian serius dari Kementerian Kesehatan, karena mengingat penyakit diabetes melitus merupakan “ibu dari segala penyakit” yang dapat memicu atau memperparah kondisi  penyakit lain seperti jantung, stroke, dan ginjal.

Salah satu penyakit kronis penyebab kematian tertinggi di Indonesia disebabkan oleh penyakit diabetes melitus. Menurut data dari Institute for Health Metrics and Evaluation penyakit diabetes melitus merupakan penyakit penyebab kematian tertinggi ketiga di Indonesia pada tahun 2019, yaitu sekitar 57,42 kematian per 100.000 penduduk.

Namun, diabetes melitus dapat dicegah sedari dini sehingga dapat menekan angka kematian serta menurunkan risiko terjadinya komplikasi kronis yang berdampak pada penurunan kualitas kesehatan penderita.

Penyakit diabetes melitus merupakan salah satu penyakit yang dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti aktivitas fisik yang kurang, gaya hidup yang tidak sehat, dan konsumsi gula yang terus menerus.

Selain itu, risiko seseorang terkena penyakit diabetes melitus juga dapat dipengaruhi oleh riwayat keluarga yang memiliki penyakit diabetes melitus, yaitu menunjukkan adanya faktor genetik.

Junk food juga memiliki dampak khusus yang lebih signifikan bagi kesehatan perempuan. Wanita memiliki kebutuhan nutrisi dan kondisi tubuh yang berbeda, termasuk siklus hormon, potensi kehamilan, dan kebutuhan kepadatan pada tulang.

Konsumsi junk food secara berlebihan dapat memperburuk kesehatan wanita seperti gangguan hormonal dan menstruasi yang tidak teratur, masalah jerawat dan kulit, PCOS (Polycystic Ovary Syndrome), kesehatan tulang, dan risiko komplikasi pada kehamilan.

Oleh karena itu, perhatian yang ekstra diperlukan dalam menjaga pola makan yang sehat khususnya bagi wanita, untuk mendukung kesehatan reproduksi dan hormonal bagi mereka.

Pendidikan gizi sejak dini menjadi sangat penting, mengingat bahaya yang ditimbulkan oleh junk food. Sekolah dan keluarga menjadi peran yang sangat penting dalam menanamkan pemahaman tentang bahaya junk food, pola makan yang sehat, dan mengontrol dalam mengkonsumsi gula.

Baca Juga: 7 Pola Makan Sehat untuk Mahasiswa: Jangan Tergoda Junk Food!

Kesadaran akan memakan makanan yang tidak sehat seperti junk food harus terus diingatkan bahwa makanan tersebut dapat menimbulkan penyakit yang serius di kemudian hari dan dapat memicu atau memperparah penyakit lain.

Tidak ada yang salah dengan sesekali menikmati junk food, selama tidak menjadi kebiasaan utama. Keseimbangan dan kesadaran sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Mulailah memperhatikan apa yang kita konsumsi, karena tubuh kita adalah investasi jangka panjang.

Kita dapat mencegah peningkatan risiko bahaya junk food bagi kesehatan tubuh dengan mengatur pola makan yang sehat, mengurangi mengonsumsi junk food secara berlebihan, memperbanyak konsumsi buah dan sayur, rutin berolahraga untuk menjaga berat badan ideal, serta minum air putih yang cukup.

Penulis: Nayla Zalfa Fitriani
Mahasiswa Farmasi Universitas Islam Indonesia

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Referensi

National Institutes of Health

International Diabetes Federation

IHME Global Burden of Disease

 

 

Ikuti berita terbaru di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses