Naskah Adat Segala Raja-Raja Melayu

Naskah kuno Melayu merupakan naskah yang  ditulis dengan menggunakan aksara Arab-Melayu dan berbahasa Melayu. Meskipun sebenarnya aksara Arab telah digunakan sebagai bahasa tulisan sejak masyarakat mengenal tulis baca yang belum terjadi pada masa awal kedatangan agama Islam.

Oleh karena itu, naskah Melayu merupakan warisan budaya masa lampau yang patut dirawat serta diselidiki kandungan isinya karena naskah sarat dengan nilai-nilai luhur yang mencakup segala aspek kehidupan seperti sosial, politik, agama, kebudayaan, ekonomi, bahasa, sastra, dan lain sebagainya yang bersifat historis dan didaktis.

Dengan demikian, naskah dipandang mampu menjelaskan informasi yang terjadi pada zamannya. Dari tulisan-tulisan tersebut dapat diperoleh gambaran lebih jelas mengenai alam pikiran, adat istiadat, kepercayaan, dan masa lampau.

Baca Juga: Adat Segala Raja-Raja Melayu

Bacaan Lainnya

Salah satu naskah mengenai adat istiadat istri raja yang hamil, adat perkawinan, tata krama dengan orang tua-tua, cara mengatur meja, peraturan, dan keturunan dari raja-raja dan menteri-menteri serta jabatan tinggi lainnya, tentang pemakaian beberapa jenis barang, dengan judul dalam teks “Adat Segala Raja-Raja Melayu Atau Adat Raja-Raja Beristri”, halaman yang ditulisi +54 halaman kosong ii-v naskah dalam keadaan baik.

 Alat tulis manuskrip menggunakan kertas coklat, tulisan jelas, dan ditulis dengan tinta coklat dan merah, penjilidan baik dan dijilid dengan karton coklat VanRon ke halaman 309. Naskah berbentuk prosa, kertas impor tebal dengan cap singa dalam lingkaran vryheid.

Isi Teks

Kutipan awal teks dengan bahasa Melayu:

”Memerintah dalam negeri Malaka pada tarikh 1193 M, dan adalah pada masa itu di pangkalan sahya saroh katanya bagaimana adat segala raja-raja dan orang-orang besar zaman dahulu kala dan zaman sekarang ini orang Malaya–

Malaya tatkala….benteng yang pertama  bagaimana diperbuatnya dan dikerjakannya dan berapa orang bayarannya dan bagaimana sampai pada hari keluar anak itu dan bagaimana pula dewasa pelihara, dan apabila menyasarkan berapa-berapa diajarkannya semuanya itu hendaklah….

Ceritakan dan lagi sudah besar anak itu aqil baligh, maka hendak di beri bini oleh ibu bapaknya, bagaimana adatnya itu daripada permulaannya meminang… sampai habis pekerjaannya itu, ceritakan semuanya dan lagi apabila bapaknya mati maka Ia menggantikan bapaknya, itu bagaimana adat semuanya tulis…

Dan bapaknya, apabila hendak ditanamkan orang, bagaimana perintah raja-raja yang baharu itu jangan kurang, tuliskan sekaliannya jangan bertengkaran dan tatkala sudah habis.”

Baca Juga: Hikayat Sejarah Melayu: di Dalam Negeri Malaka

Artinya:

Memerintah di negara Malaka pada tanggal 1193 M, dan pada waktu itu di dasar sahya saroh dia mengatakan bagaimana adat semua raja dan orang-orang besar dulu dan sekarang adalah orang-orang Malaya–Malaya pada saat itu….

Benteng pertama bagaimana dia melakukannya, berapa banyak orang yang dia bayar, bagaimana dia sampai pada hari ketika anak itu keluar dan bagaimana dia dirawat sebagai orang dewasa, dan ketika dia mengincar seberapa banyak dia mengajari semua itu, dia harus…

Diberi istri oleh ibu dan ayahnya, bagaimana kebiasaannya dari awal pacaran… sampai akhir pekerjaannya, ceritakan semuanya dan lagi ketika ayahnya meninggal maka dia menggantikan ayahnya, begitulah adatnya ditulis… dan ayahnya, ketika dia ingin menikah dengan seseorang, apa perintah raja-raja baru tidak kekurangan, tulis semuanya jangan berdebat dan ketika itu berakhir.

Kutipan teks akhir dan penutup:

“Maka segala alim, pendeta haji,…. Pun….., …… Sudah membaca doa, maka.. Pun dipasang dan….. Karenanya pun dibahagiakan kepada segala mereka itu dan bergembira pun dibolehkan, maka baginda pun memberi karunia kepada yang… Dan segala yang pendeta mengaji….

Seratus hari mati di kubur itu, itupun baginda karuniai sodakoh….. Maka baginda pun kembali dengan segala hulu balang menteri masing-masing pulang kerumahnya, maka pada keesokan harinya baginda pun semayam duduk di hadap… Segala menteri hulu balang musyawarah…..

Baca Juga: Undang-Undang Sultan Iskandar Syah Zulkarnaen yang Berlaku di Negeri Melaka dan Johor

Siasat kepada segala negeri yang….. Jahat dan yang baik, maka yang jahat itu disuruh hukuman dengan… Bagaimana adat undang-undang negri.. Kala dan mana yg tiada baik disuruh perbaiki,… Kepada tiap-tiap harinya baginda itu melakukan dan tatkala sampai seratus harinya maka baginda pun memberi arwahkan paduka marhum itu bagaimana adat 40 harinya….

Diperbuat sampailah kepada setahun hari……. Arwah itu alakadarnya hati sampai setahun lamanya maka diperbuat seperti empat puluh hari besarnya, dan tatkala selesai daripada… Itu maka, tersebutlah baginda Sultan Ahmad Syah itu bersuka-sukaan dengan faduka adinda… Dan segala isi istana dihadap…

Segala mentri pegawai ulu balang sekaliannya menghukum dengan hukum yang pantas, dengan dia kepada segala mereka yang teraniaya, dan yang menganiaya pada segala orang isi negri itu kepada tiap-tiap hari perintah hukum-hukum baginda itu tetap di dalam kerjaan dengan segala isi istana bersuka-suka pada tiap hari dan malam…

Adat segala raja-raja Melayu tamatt, kepada… Hari bulan Sya’ban hari Senin jam pukul sepuluh dan yang punya surat ini Tuan Raja Fukar.”

Lanjutan naskah.

Artinya:

Jadi semua ulama, imam haji,…. Bahkan….., …… Sudah membaca doa, lalu.. Mereka dipasang dan….. Karena itu juga membuat bahagia untuk semua dari mereka dan mereka bahagia diizinkan, jadi raja memberikan hadiah kepada… Dan semua yang diucapkan pendeta….

Baca Juga: Permasalahan Penulisan Sejarah Kesusastraan Indonesia

Seratus hari kematian di kuburan, itu juga hadiah sodakoh…. Kemudian raja kembali dengan semua kepala tempayan menteri, masing-masing pulang ya, maka keesokan harinya raja duduk di depan… Semua menteri di atas toples konsultasi….. Selidiki semua negara yang…..

Jahat dan baik, maka kejahatan diperintahkan untuk dihukum dengan… Bagaimana kebiasaan hukum negara.. Kapan dan di mana tidak baik disuruh memperbaikinya,… Untuk setiap hari raja melakukannya dan ketika sudah mencapai seratus hari maka raja memberikan arwah kepada mendiang bagaimana adatnya selama 40 hari….

Itu dilakukan sampai setahun…. … Hati almarhum dibatasi satu tahun, lalu dip Itu seperti empat puluh hari, dan ketika itu berakhir … Itu sebabnya Sultan Ahmad Shah senang dengan adik perempuannya…

Dan semua isi istana dibawa ke hadapan…, bersamanya kepada semua orang yang dianiaya, dan orang-orang yang menganiaya seluruh rakyat negeri hingga setiap hari perintah hukum Baginda tetap di kerjakan segala isi keraton dengan gembira setiap siang dan malam…

Adat semua raja melayu tamatt, untuk… Hari bulan Sya’ban adalah hari Senin pukul sepuluh dan yang memiliki surat ini adalah Tuan Raja Fukar.

Baca Juga: Pentingnya Doa dalam Manuskrip

Makna Analisis Teks Awal

Menceritakan tentang suatu adat zaman dahulu, tentang pembuatan benteng kerajaan dikerjakan oleh orang-orang dengan biaya yang banyak. Adapula menceritakan  tentang budaya dalam pernikahan dan kematian dengan melestarikan adat istiadat leluhur.

Makna Teks Analisis Penutup

Menjelaskan tentang bagaimana adat undang-undang di dalam negeri, menceritakan tentang pembuatan benteng kerajaan yang dikerjakan oleh orang-orang dengan biaya yang banyak. Mengatur  tentang budaya dan syarat pernikahan yaitu jika anak sudah  baligh maka dianjurkan segera memiliki istri.

Baginda raja memberikan petunjuk dan saran agar membahagiakan orang yang mendapat kematian dengan berkumpul mengadakan 40 hari dan 100 hari sesuai adat, musibah kematian dengan menyarankan dilaksanakan acara 40 hari sampai dengan 100 hari untuk melestarikan adat istiadat budaya leluhur.

Nb: kata yang bertanda (…..) merupakan kata yang tidak bisa terbaca.

Penulis: Zahra Shafira Elfadia
Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Kebudayaan Arab Universitas Al-Azhar Indonesia

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Pos terkait