Darurat Stigma tentang Kesehatan Mental

Kesehatan Mental
Sumber: : www.pixabay.com

Individu dengan permasalahan kesehatan mental masih sering menghadapi stigma dari masyarakat. Stigma merupakan label negatif yang diberikan oleh masyarakat dan berkemungkinan untuk memperparah permasalahan psikologis, bahkan akan menghambat pemulihan individu dengan masalah kesehatan mental.

Mereka dengan permasalahan psikologis perlu untuk melakukan pemulihan dengan waktu yang relatif panjang sehingga perlu adanya pertolongan terus menerus hingga pasien dapat pulih dan dapat berinteraksi dengan baik.

Adanya stigma yang meningkat sangat dapat merugikan individu yang terpapar stigma sosial tersebut. Individu yang terstigmatisasi pada masyarakat akan mengalami kesulitan terhadap interaksi sosial, menimbulkan penurunan kualitas kehidupan, akses dalam pemahaman yang akan semakin buruk, menurunnya tingkat harga diri dan perasaan ketidakbermanfaatan bahkan dapat menimbulkan keinginan untuk bunuh diri (Girma dkk,2013).

Baca Juga: Mengenali dan Mengatasi Kesehatan Mental terhadap Anak

Bacaan Lainnya

Tidak hanya itu, dengan adanya stigma tersebut tidak hanya berdampak pada individu yang mengalami permasalahan psikologis ataupun mengalami gangguan jiwa saja namun juga berdampak pada masyarakat dan akan mudah untuk terdoktrin dengan hal-hal yang tidak pasti kebenarannya.

Menurut Agusno (2011) bahwa sebenarnya masalah kesehatan mental itu muncul karena tiga hal yakni kurang pemahaman dan kesadaran terhadap kesehatan mental, adanya stigmatisasi mengenai kesehatan mental di masyarakat bahkan layanan kesehatan jiwa yang tidak merata. 

Kesadaran masyarakat akan adanya isu kesehatan mental dinilai berkemungkinan untuk terus meningkat, dan perlu untuk terus disadari bahwa ulasan tentang kesehatan mental pun sudah banyak dilakukan oleh beberapa komunitas maupun individu melalui media sosial, media cetak bahkan telah divisualisasikan menjadi sebuah film.

Meskipun sudah gencar dalam mengampanyekan isu mengenai kesehatan mental, masih saja terdapat individu yang mampu mengklaim dirinya sendiri mengalami gangguan kejiwaan. Ini menjadi PR akan pentingnya proses intervensi yang menjadi tahapan awal dalam membangun mental yang seharusnya.

Contohnya ketika kamu merasa bahwa dirimu mengalami depresi, kamu tidak bisa langsung memvonis bahwa dirimu mengalami gangguan depresi tanpa adanya hasil yang menjadi dasar mengenai apa yang sebenarnya kamu alami.

Baca Juga: Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental pada Ibu, yuk Baca Beberapa Tips Ini!

Tidak hanya itu, banyak dari masyarakat yang menganggap bahwa mengunjungi psikolog atau psikiater disebut gila, ini merupakan salah satu stigma yang masih sangat melekat dalam masyarakat bahwa kesehatan mental merupakan hal yang cukup tabu.

Seperti halnya yang disebutkan pada video menjadi manusia bahwa orang yang ke psikolog atau ke psikiater itu saja kadang masih suka dipandang aneh. Padahal adanya rumah sakit jiwa, adanya profesi psikiater maupun profesi psikolog sangat berperan dalam membantu dan memperbaiki pandangan mengenai kesehatan mental yang sebenarnya dan juga yang seharusnya.

Berobat ke psikiater ataupun psikolog bukan sebuah aib, sama halnya seperti dengan mempelajari adanya P3K, Ketika kita jatuh dengan kaki yang luka, kita tau bahwa luka tersebut memang harus diatasi dengan langkah awal yakni dibersihkan dan diberikan obat namun jika konteksnya kita mengalami rasa cemas, panik, bahkan stres kadang kita belum aware dengan cara mengatasinya.

Pada hakikatnya, manusia merupakan makhluk sosial yang pastinya memerlukan individu lain, namun kadang sebagian individu hanya ingin didengarkan namun berat rasanya jika konteksnya menjadi seorang pendengar.

Tentu kadang kita sangat memerlukan seseorang yang bersedia untuk mendengarkan setiap kisah maupun keluh kesah kita, Sepertinya individu yang siap menerima uang secara cuma-cuma akan lebih mudah dicari dibandingkan dengan mencari individu yang bersedia menjadi pendengar yang baik.

Baca Juga: Healing dari Rumah: Membangun Kesehatan Mental Generasi Z

Tips yang dapat kamu lakukan untuk berjuang dalam menjaga kesehatan mental adalah sebagai berikut:

  1. Menjauhkan diri dari hal yang dapat mengganggu dan berpengaruh pada kesehatan mentalmu!
    Salah satu hal yang akhir-akhir ini disebut dapat berdampak pada kesehatan mental dan menghalangi individu untuk mencapai mental yang sehat adalah penggunaan sosial media yang berlebihan, bagaimana kamu dalam memandang positif adanya sosial media ada di tanganmu, kamu berhak untuk membatasi diri dari hal yang membuat pandangan kamu jadi negatif hingga menghalangi proses kamu untuk terus maju dan berkemban, dimulai dengan memilih followers yang dapat membawa dampak yang baik, bagi keadaan psikologis dan juga mulai membangun kebiasaan yang berkualitas setiap harinya, membuat kamu jadi happy dan meminimalisir dirimu untuk terdistraksi dari hal yang kurang penting.
  2. Mengetahui adanya batasan bahwa dirimu perlu istirahat!
    Karena terlalu sibuk memikirkan kebahagiaan dan ekspektasi orang-orang, kadang kita lupa bahwa diri kita juga perlu itu. Selain fisik, mental kamu juga perlu istirahat. Kamu bisa mulai dengan meluangkan waktu untuk tidur, mendengarkan musik dan mengisi waktu dengan hal yang bisa menjaga mood dan terus berpikir positif dan jernih.
  3. Meluangkan waktu dan meluapkan emosi dengan journaling!
    Dengan menulis akan menjadi wadah untuk kamu mengeskplorasikan diri, kamu bisa meluapkan emosi dengan menulis yang dijamin pasti seru, tapi jurnal tersebut hanya boleh dibaca oleh kamu saja ya!
  4. Ingat banyak orang yang menyayangi kamu!
    Memerlukan bantuan orang lain adalah the bravest thing, bukan berarti kamu lemah. Tapi banyak sekali orang-orang di sekitarmu yang sebenarnya sangat peduli dan akan selalu mendukung dikala sedih maupun senang, tidak hanya orang-orang terdekat namun juga banyak layanan yang dapat membantu menenagkan pikiranmu, seperti psikiater ataupun psikolog.

Baca Juga: Pengaruh Keadaan Ekonomi terhadap Kesehatan Mental

Kadang tak mengapa untuk tidak baik-baik saja, dan berikut tanda-tanda bahwa kamu memang perlu konseling ke psikolog adalah jika ada masalah yang bisa ganggu keseharian kamu dan bikin kamu tidak nyaman sama lingkungan sekitarmu.

Permasalahan itu bikin kamu selalu kepikiran terus-menerus tanpa bisa untuk kamu kendalikan, kamu tidak lagi mampu menikmati kegiatan yang kamu sukai, kamu jadi tidak nafsu makan bahkan mempengaruhi pola tidur kamu, dan kamu jadi sangat sulit untuk mengendalikan emosi kamu.

Pokoknya apapun hal yang bikin kamu tidak nyaman, jangan ragu buat menceritakan kepada orang terdekatmu atau konsultasikan ke psikolog karena kesehatan mental kamu sangat berharga.

Yuk lebih peka pada kesehatan mental diri sendiri dan orang lain bicarakan dengan keluarga dan ingat, jangan self diagnose! Temui psikolog atau psikiater untuk tau apa yang sebenarnya kamu rasakan sekarang.

Tidak cuma itu, jangan berhenti untuk selalu support mereka yang sedang berjuang untuk kembali pulih dan bisa menjalani kehidupan dengan kebahagiaan dan penuh rasa syukur. Remember guys, your not alone. We are in this together!

Penulis: Nanda Raissa
Mahasiswa S1 Psikologi Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Editor: Ika Ayuni Lestari     

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses