Di era digital, teknologi dan manusia semakin berkonvergensi. Konvergensi teknologi adalah penyatuan berbagai bentuk teknologi yang sebelumnya berdiri sendiri menjadi satu kesatuan yang terintegrasi.
Dari smartphone yang menggabungkan telepon, kamera, dan komputer menjadi satu, hingga kemunculan Internet of Things (IoT) yang membuat perangkat sehari-hari kita saling terkoneksi.
Perkembangan teknologi di era digital telah mengubah cara kita berkomunikasi, bekerja, berbelanja, dan bahkan cara kita berpikir.
Dengan meningkatnya kecepatan akses informasi, manusia kini memiliki kemampuan untuk memperoleh pengetahuan dari seluruh penjuru dunia hanya dalam hitungan detik.
Namun, sementara teknologi mendatangkan banyak kemudahan, juga diiringi serangkaian dilema moral. Semakin terintegrasi dan terkoneksi dengan teknologi, batas antara privasi individu dan ruang publik menjadi kabur.
Data pribadi kita seringkali dikumpulkan, dianalisis, dan kadang-kadang disalahgunakan oleh pihak ketiga untuk keuntungan mereka.
Sementara itu, kita juga harus mempertimbangkan faktor etika di balik teknologi yang kita gunakan. Sebagai contoh, penggunaan kecerdasan (Artificial Intelligence) buatan dalam memutuskan kelayakan kredit seseorang atau kesesuaian mereka untuk pekerjaan tertentu dapat menimbulkan isu-isu diskriminasi dan ketidakadilan.
Meskipun demikian, konvergensi teknologi dan manusia memiliki potensi untuk membawa manfaat yang tak terhitung banyaknya bagi masyarakat.
Kuncinya adalah sebagai masyarakat dapat memanfaatkan teknologi dengan bijak sambil menjaga etika dan moralitas kita.
Sebagai masyarakat, kita perlu berupaya memastikan bahwa teknologi yang kita adopsi tidak hanya meningkatkan efisiensi dan produktivitas, tetapi juga memperkaya nilai-nilai kemanusiaan kita.
Di era digital ini, konvergensi teknologi dan manusia bukanlah pilihan, tetapi sebuah keniscayaan. Namun, cara kita menavigasi konvergensi ini akan menentukan masa depan kita.
Konvergensi teknologi dan manusia tidak hanya merevolusi aspek-aspek praktis dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga berdampak pada dimensi kultural, psikologis, dan sosial kita.
Dalam konteks sosial, teknologi telah mengubah cara kita berinteraksi satu sama lain. Media sosial, sebagai contoh, bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga platform di mana identitas, ekspresi diri, dan hubungan sosial didefinisikan dan direkonstruksi.
Namun, media sosial juga dapat memicu perasaan isolasi, kesepian, dan bahkan perbandingan sosial yang tak sehat.
Dari perspektif psikologis, kecanduan teknologi menjadi masalah yang mendesak untuk diperhatikan.
Sementara banyak dari kita yang menikmati kenyamanan dan hiburan yang disediakan oleh perangkat digital, kita juga harus menyadari dampak negatif yang mungkin ditimbulkannya pada kesejahteraan mental kita.
Keseimbangan antara kehidupan offline dan online menjadi sangat penting untuk kesehatan mental yang baik.
Kultural, konvergensi teknologi telah menciptakan fenomena globalisasi informasi. Budaya, musik, film, dan tradisi dari satu negara dapat dengan mudah diterima dan dinikmati oleh orang-orang di seluruh dunia.
Ini memungkinkan pertukaran ide dan pemahaman lintas budaya yang lebih dalam. Namun, ini juga bisa mengancam keberlangsungan identitas budaya lokal dan mendorong dominasi budaya populer.
Selain itu, ada juga pertimbangan tentang kesenjangan teknologi. Meskipun banyak yang dapat mengakses dan memanfaatkan teknologi terbaru, masih ada kelompok dalam masyarakat yang terpinggirkan.
Tidak semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk memanfaatkan keuntungan dari konvergensi teknologi dan manusia, yang bisa memperlebar kesenjangan sosial.
Keamanan juga menjadi isu utama. Di era digital di mana serangan siber menjadi semakin canggih, perlindungan data dan informasi pribadi menjadi prioritas.
Hal ini memerlukan kerjasama lintas negara dan kerjasama antara sektor publik dan swasta untuk memastikan bahwa teknologi yang kita andalkan aman dari ancaman.
Akhirnya, pendidikan memainkan peran kunci dalam menavigasi era konvergensi ini. Masyarakat harus dilengkapi dengan pengetahuan dan keterampilan untuk menggunakan teknologi dengan bijak, memahami risiko dan peluang yang datang dengan itu, dan menjaga nilai-nilai etika dan moral di tengah-tengah perubahan yang cepat.
Dengan demikian, konvergensi teknologi dan manusia adalah pedang bermata dua. Artinya di satu sisi menyediakan peluang luar biasa untuk inovasi, konektivitas, dan kemajuan, tetapi di sisi lain muncul tantangan yang harus kita hadapi dengan kebijaksanaan, kesadaran, dan tanggung jawab.
Penulis: Muhammad Fahri Aulia
Mahasiswa Manajemen, Universitas Kristen Krida Wacana
Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi