Yuk kenali bagaimana cara daun alpukat mengatasi kanker kulit !
Karsinoma keratinosit dan melanoma kutaneus adalah istilah untuk tumor ganas kulit yang berasal dari sel keratinosit dan melanosit. Faktor risiko ekstrinsik dan intrinsik bertanggung jawab atas peningkatan insiden kanker kulit. Menurut beberapa penelitian, paparan sinar matahari, khususnya sinar ultra violet A dan B (UVA dan UVB), adalah salah satu faktor risiko ekstrinsik yang paling umum.
Faktor risiko ekstrinsik lainnya termasuk penggunaan peptisida, merokok, virus, dan sinar artifisial. Sebaliknya, faktor genetik seperti p53, sonic hadgehog (SSH), patches (PATCH), dan smoothened (Smooth) adalah contoh mutasi atau gangguan ekspresi protein.
Alpukat (Persea americana Mill.) adalah tumbuhan dengan banyak senyawa antioksidan. Daun, buah, biji, dan kulit alpukat memiliki metabolit sekunder yang berfungsi sebagai antibakteri. Flavonoid, tannin, katekat, kuinon, saponin, steroid, dan triterpenoid ditemukan di daun alpukat.
Menurut penelitian, ekstrak daun alpukat dapat menghentikan pertumbuhan S. epidermidis hingga 3 mm pada konsentrasi 0,3%, dan ekstrak etanol daun alpukat dapat menghentikan pertumbuhan S. epidermidis hingga 8,50 mm pada konsentrasi 10%.
Baca Juga:Â Manfaat Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia) sebagai Obat Meringankan Gejala Batuk
Staphylococcus epidermidis adalah bakteri yang sering ditemukan di kulit manusia dan dapat menjadi patogen ketika sistem kekebalan tubuh lemah. Untuk mengetahui apakah antibiotik dapat meningkatkan resistensi bakteri dan mengakibatkan toksisitas bagi tubuh, penelitian tentang daun alpukat, yang merupakan sumber alam.
Antioksidan adalah senyawa yang memiliki kemampuan untuk menahan dampak negatif oksidan. Antioksidan membantu mencegah penuaan dini. Karena daun alpukat masih jarang digunakan sebagai antioksidan, penggunaan ekstraknya untuk melindungi kulit harus ditingkatkan.
Menurut Katja et al. (2009) menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan daun alpukat sebesar 94,71%. Menurut Tambun saribu (2013) menunjukaan potensi antioksidan daun alpukat dengan nilai IC50 sebesar 114,95 ppm. Namun, penggunaan daun alpukat sebagai pelindung kulit masih jarang digunakan oleh masyarakat, sehingga perlu dilakukan mulai dari sekarang mulai menggunakan ekstrak daun alpukat sebagai antikanker.
Kanker kulit merupakan salah satu dari 15 kanker terbanyak di Indonesia. Meskipun beberapa orang memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker kulit dibandingkan orang lain, siapa pun bisa terkena kanker kulit.
Penyebab kanker kulit yang dapat dicegah adalah paparan berlebihan terhadap radiasi ultraviolet (UV), baik dari matahari maupun dari sumber cahaya buatan seperti tanning bed. Selain produk kimia, sebaiknya gunakan juga produk alami yang sudah terbukti khasiatnya dan teruji secara empiris.
Baca Juga:Â Sediaan Krim Antioksidan Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma Longa L) untuk Antiaging
Fungsi daun alpukat dalam pengobatan kanker kulit adalah:
- Aktivitas anti-kanker: Beberapa penelitian in vitro (laboratorium) menunjukkan bahwa ekstrak daun alpukat memiliki aktivitas antikanker terhadap berbagai jenis sel kanker kulit. Ini termasuk kemampuan untuk menghambat proliferasi sel kanker dan merangsang apoptosis, kematian sel kanker.
- Efek anti-inflamasi: Daun alpukat juga memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan pada kulit, dapat berkontribusi terhadap perkembangan kanker kulit.
- Perlindungan dari kerusakan UV: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun alpukat dapat memberikan perlindungan terhadap kerusakan kulit akibat paparan sinar UV, yang merupakan faktor risiko utama untuk kanker kulit.
- Efek anti-oksidan: Komponen anti-oksidan dalam daun alpukat, seperti flavonoid dan polifenol, dapat membantu melindungi sel-sel kulit dari kerusakan oksidatif yang dapat menyebabkan kanker.
Untuk mencegah kanker kulit, Anda bisa mengikuti langkah-langkah berikut:
- Hindari paparan sinar matahari berlebihan: Gunakan tabir surya dengan SPF yang cukup saat beraktivitas di luar ruangan, terutama di saat cahaya terang. Kenakan pakaian pelindung, topi bertepi lebar, dan kacamata hitam untuk melindungi kulit dan mata dari sinar UV.
- Hindari tanning bed dan sinar UV buatan: Paparan sinar UV dari tanning bed dan sinar UV buatan juga dapat meningkatkan risiko kanker kulit. Hindari penggunaan tanning bed dan peralatan sinar UV lainnya.
- Periksa kulit secara rutin: Periksalah kulit secara teratur untuk melihat tanda-tanda perubahan yang mencurigakan, seperti bintik-bintik yang bervariasi warna, ukuran, dan bentuknya. Dapatkan pemeriksakan kulit secara teratur oleh dokter kulit atau ahli kesehatan.
- Hindari paparan sinar matahari berlebihan: Hindari paparan sinar matahari berlebihan, terutama di antara jam 10 pagi hingga jam 4 sore saat sinar UV paling terik.
- Makan sehat: Makan makanan yang kaya anti-oksidan, seperti buah-buahan dan sayur-sayuran, serta makanan yang kaya vitamin dan mineral. Hindari konsumsi alkohol berlebihan dan hindari merokok.
- Mengenakan pakaian pelindung: Mengenakan pakaian yang melindungi kulit dari sinar matahari, seperti kemeja panjang, celana, dan topi bertepi lebar.
- Hindari paparan sinar UV pada kulit: Kulit yang terbakar lebih rentan terkena kanker kulit dan menjaga kesehatan kulit. Hindari terpapar sinar UV dalam waktu yang lama.
Baca Juga:Â Daun Handeleum Bisa Menjadi Obat Diabetes, Kok Bisa? Yuk Simak Penjelasannya!
Ini adalah tindakan pencegahan yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi risiko kanker kulit dan menjaga kesehatan kulit. Jika Anda merasa ada yang tidak beres pada kulit Anda, segera temui dokter untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. Sebelum memutuskan apakah suatu obat tepat untuk Anda, sebaiknya jangan anggap enteng dan konsultasikan dengan profesional, seperti dokter atau ahli kesehatan.
Dari penjelasan yang telah disampaikan dapat disimpulkan bahwa daun alpukat mengandung senyawa flavonoid, tanin, katekat, kuinon, saponin, dan steroid/triterpenoid yang membantu melindungi sel kulit dari kerusakan oksidatif akibat radikal bebas.
Hal ini juga menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan daun alpukat sebesar 94,71%. Sifat antiinflamasi yang dimiliki oleh Alpukat dapat mengurangi peradangan pada kulit. Dan dapat menyebabkan apoptosis atau merangsang kematian sel kanker.
Serta dapat menghambat proliferasi sel kanker atau mencegah pertumbuhan dan penyebaran sel kanker di dalam tubuh.
Penulis: Salsabilla Hilwa Ramadhan
Jurusan: Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang
Editor: I. Khairunnisa
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News