Difusi Inovasi Satgas Ciliwung: Peningkatan Kesadaran Warga Bogor untuk Kelestarian Sungai

Difusi Inovasi Satgas Ciliwung
Sungai Ciliwung (Sumber: Google)

Lingkungan sekitar manusia, termasuk sungai, memiliki peran penting dalam kehidupan, salah satunya adalah Sungai Ciliwung.

Sungai ini membentang sepanjang 120 km dari hulu di daerah Bogor, yaitu Gunung Gede, Gunung Pangrango, dan Cisarua, hingga hilir di pantai utara Jakarta, dengan luas Daerah Aliran Sungai (DAS) mencapai 387 km². Namun, Sungai Ciliwung menghadapi banyak masalah lingkungan akibat aktivitas manusia yang tinggal di tepi sungai, seperti limbah domestik dan industri yang mencemari aliran sungai.

Seperti halnya sungai-sungai di Pulau Kalimantan yang tercemar oleh pemukiman di sekitarnya, Sungai Ciliwung juga mengalami pencemaran signifikan, terutama di daerah yang melewati pemukiman padat dan pusat kota Jakarta.

Penelitian Rabi Yati dalam jurnal “Permasalahan Pencemaran Sungai Akibat Aktivitas Rumah Tangga dan Dampaknya Bagi Masyarakat” menunjukkan bahwa aktivitas rumah tangga di sekitar sungai menjadi faktor utama pencemaran, sehingga perhatian lebih terhadap kelestarian Sungai Ciliwung sangat diperlukan.

Bacaan Lainnya

Lebih lanjut, pencemaran di Sungai Ciliwung memberikan dampak yang cukup besar, tidak hanya dampak lingkungan, namun juga dampak sosial. Kualitas air Sungai Ciliwung sudah jauh di atas batas aman 100 NTU (Nephelometric Turbidity Units), dikutip dari laman liputan6.com kadar keruh Sungai Ciliwung mencapai 5.000 – 6000 NTU.

Pencemaran air memunculkan beragam masalah, seperti timbulnya berbagai penyakit yang berdampak langsung pada kesehatan masyarakat, berkurangnya ketersediaan air bersih, dan menyebabkan banyaknya spesies ikan juga hewan air lainnya yang mengalami penurunan populasi, di mana hal tersebut mengakibatkan kerusakan ekosistem.

Tidak hanya itu, pencemaran air juga mengakibatkan hilangnya sumber pendapatan, lantaran banyak peternak ikan yang harus menghentikan usahanya karena ikan – ikan mereka mati akibat keracunan. Kemudian, penumpukan sampah di sepanjang bantaran sungai menyebabkan penyempitan aliran air, hal ini berdampak pada meningkatnya risiko banjir dan menjadi masalah utama di setiap musimnya.

Teori Asosiasi Diferensial

Kelestarian lingkungan, khususnya sungai, menjadi isu yang semakin mendesak dalam pembangunan berkelanjutan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui program Satgas Ciliwung di Bogor.

Artikel ini menggunakan pendekatan teori asosiasi diferensial untuk memahami bagaimana perubahan kesadaran lingkungan disebarkan di kalangan warga Bogor, serta menerapkan teori asosiasi diferensial untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi kesadaran individu, termasuk pengalaman pribadi, pendidikan, dan norma sosial.

Teori asosiasi diferensial, yang dikembangkan oleh Edwin Sutherland, menjelaskan bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh orang-orang di sekitarnya.

Dalam konteks Satgas Ciliwung, teori ini dapat digunakan untuk memahami bagaimana norma sosial, pengalaman pribadi, dan pendidikan mempengaruhi kesadaran individu terhadap pelestarian lingkungan.

Yang pertama yaitu pengalaman langsung seseorang dengan sungai, seperti melihat dampak pencemaran atau mengalami banjir akibat kerusakan ekosistem, dapat memengaruhi kesadaran lingkungan mereka. Individu yang pernah merasakan kerugian langsung akibat rusaknya sungai cenderung memiliki kesadaran lebih tinggi akan pentingnya pelestarian sungai.

Dalam hal ini, pengalaman pribadi memainkan peran signifikan dalam mendorong individu untuk mendukung program Satgas Ciliwung. Selain itu, Pendidikan lingkungan berupa pendidikan  formal maupun informal, menjadi elemen penting dalam meningkatkan kesadaran individu.

Melalui kegiatan yang diselenggarakan oleh Satgas Ciliwung, warga Bogor mendapatkan pengetahuan baru tentang pentingnya menjaga sungai. Individu yang lebih terdidik cenderung lebih mampu memahami implikasi jangka panjang dari kerusakan lingkungan, sehingga lebih mungkin untuk berpartisipasi dalam upaya pelestarian. Selanjutnya, Norma sosial juga memiliki pengaruh besar terhadap kesadaran lingkungan.

Dalam teori asosiasi diferensial, individu akan menyesuaikan perilakunya berdasarkan interaksi dengan orang-orang di sekitarnya. Jika dalam komunitas tertentu ada norma kuat untuk menjaga kebersihan sungai, maka anggota komunitas tersebut akan lebih cenderung mengikuti norma tersebut.

Di Bogor, keberadaan Satgas Ciliwung membantu membangun norma sosial yang mendukung pelestarian sungai melalui berbagai kegiatan kolektif dan edukasi yang melibatkan banyak pihak.

Kolaborasi untuk Ciliwung: Inisiatif Pemerintah, Partisipasi Masyarakat, dan Inovasi Solusi

Kesadaran masyarakat Bogor terkait pelestarian Sungai Ciliwung telah meningkat karena adanya Satgas Naturalisasi Ciliwung Kota Bogor yang dibentuk melalui SK Wali Kota Bogor No. 660.45-247 Tahun 2018.

Satgas ini berfokus pada upaya menormalisasi Sungai Ciliwung melalui program Patroli Sungai Ciliwung dan program edukasi masyarakat mengenai pengelolaan sampah, terutama sampah plastik.

Kerja samanya dengan WWF dalam proram Plastic Smart Citie (PSC) bertujuan untuk menargetkan nol kebocoran sampah plastik ke lingkungan pada tahun 2030. Dengan inisiatif ini membuktikan bahwa adanya edukasi dan aksi nyata dapat mendorong warga Bogor untuk lebih peduli terhadap kelestarian Sungai Ciliwung.

Untuk mendukung upaya Satgas Naturalisasi ciliwung, Peraturan Daerah Kabupaten Bogor No. 11 Tahun 2016 juga berperan penting dalam membatasi perkembangan kawasan di daerah sekitaran Sungai Ciliwung. Selain itu, kawasan hutan lindung di Kecamatan Cisarua difungsikan untuk menjaga resapan air pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung.

Selain keterlibatan dari pemerintah, sektor swasta juga berperan penting dalam menjaga kelestarian Sungai Ciliwung. KORINDO perusahaan yang telah berdiri sejak 1969 juga ikut turut serta dalam mendukung pelestarian Sungai Ciliwung dengan menjalankan program “Aksi Bersih Ciliwung”.

Program ini telah dijalankan sejak tahun 2014 dengan tujuan untuk menjaga kebersihan air sungai yang telah tercemar sampah, sekaligus untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pelestarian lingkungan. Keterlibatan KORINDO didukung penuh oleh pemerintah Kota Bogor dan telah menjadi bagian dari upaya untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.

Dengan tujuan yang sama, PLN juga menunjukan komitmennya terhadap pelestarian lingkungan. Untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup 2024, Sub Holding PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) beperan aktif dalam program River Clean Up yang merupakan aksi bersih-bersih dan konservasi Sungai Ciliwung.

Aksi ini bersinergi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC), Dinas Lingkungan Hidup Kota Depok serta Yayasan Sahabat Ciliwung dan merupakan bagian dari Program Green Employee Involvement  PLN Grup yang serentak dilakukan pada 3-5 Maret 2024 di seluruh Indonesia.

Kelestarian sungai merupakan bagian integral dari upaya perlindungan lingkungan yang memerlukan kesadaran kolektif. Program Satgas Ciliwung di Bogor berupaya meningkatkan kesadaran warga dalam menjaga kebersihan Sungai Ciliwung.

Dalam artikel ini, akan dibahas bagaimana implementasi model komunikasi pembangunan dan difusi inovasi dapat diperluas menjadi rekomendasi kebijakan berbasis edukasi dan kolaborasi. Pendekatan ini juga akan dibandingkan dengan program River Guardian dari New Zealand untuk menggali inspirasi yang relevan bagi pengelolaan Sungai Ciliwung.

Dalam pendekatan komunikasi pembangunan, fokus utama adalah pemberdayaan masyarakat melalui penyebaran informasi dan kolaborasi berbagai pihak. Program Satgas Ciliwung telah menggunakan berbagai metode sosialisasi, edukasi, dan pemberdayaan komunitas lokal untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga kebersihan sungai.

Model ini dapat dianalisis melalui konsep difusi inovasi Everett Rogers, di mana terdapat lima tahap penting yaitu: pengetahuan, persuasi, keputusan, implementasi, dan konfirmasi.

Dalam hal yang pertama yaitu pengetahuan Satgas Ciliwung menyebarkan informasi tentang masalah pencemaran sungai dan dampaknya melalui kampanye publik, media sosial, dan edukasi di sekolah. Penyebaran pengetahuan ini menjadi tahap awal dalam memperkenalkan inovasi berupa praktik menjaga kebersihan sungai.

Selanjutnya merupakan tahap persuasi, Yang mana warga diupayakan untuk memahami keuntungan dari menjaga kebersihan sungai Ciliwung. dengan cara seperti gotong royong dan dialog dengan tokoh masyarakat, Satgas Ciliwung memotivasi warga untuk terlibat aktif dalam menjaga kebersihan sungai Ciliwung.

Selanjutnya setelah didapatkan informasi yang cukup terdapat tahap keputusan yang mana masyarakat didorong untuk memutuskan secara sadar dalam berpartisipasi menjaga sungai, baik melalui tindakan langsung seperti tidak membuang sampah ada sungai Ciliwung maupun dengan ikut serta dalam kegiatan pelestarian sungai Ciliwung.

Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan bagian dari tahap implementasi, di mana warga mulai menerapkan pengetahuan yang diterima sebelumnya ke dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya dampak positif hasil dari kegiatan yang dilakukan warga yang berdampak langsung seperti, berkurangnya resiko banjir, juga sampah di sungai berkurang dapat memperkuat masyarakat untuk terus berpartisipasi dalam pelestarian sungai Ciliwung.

Inovasi dan Solusi

Pada artikel ini penulis mengambil program River Guardian dari New Zealand yang menjadi referensi yang relevan di dalam pengembangan program Satgas Ciliwung. Program tersebut telah berhasil meningkatkan keterlibatan warga dengan cara menjadikan mereka sebagai penjaga sungai (river guardian).

Prinsip dasar yang diterapkan dari model ini adalah pendekatan berbasis komunitas, di mana warga bukan hanya menjadi penerima informasi, namun juga dapat menjadi bagian dari solusi atau program yang dilaksanakan.

Yang pertama melalui pendekatan edukasi dan sosialisasi yang berkelanjutan di mana sifatnya harus berjangka panjang dan fokus pada penanaman nilai-nilai ekologi sejak dini. Program edukasi lingkungan dapat dilakukan di sekolah-sekolah maupun kampanye publik yang terus diperbarui yang menjadi salah satu bentuk implementasi nyata.

Dalam penerapan nya, dapat ditekankan pada dampak baik seperti kualitas air yang lebih baik dan berkurangnya resiko banjir yang akan membantu meningkatkan kesadaran masyarakat.

Tidak hanya menggunakan satu pihak, model kolaborasi pentahelix melibatkan lima komponen utama yaitu: pemerintah, masyarakat, akademisi, sektor bisnis, dan media.

Pemerintah dapat menerapkan regulasi yang mendukung kelestarian sungai, masyarakat dapat terlibat dalam pengawasan dan juga tindakan nyata, akademisi melakukan penelitian untuk memberikan masukan ilmiah, bisnis melalui tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dan media menyebarluaskan informasi serta mengedukasi publik.

Kerjasama ini akan memperkuat upaya pelestarian sungai secara holistik. Mengadopsi konsep River Guardian dari New Zealand, warga dapat didorong untuk menjadi “penjaga sungai” dengan tanggung jawab menjaga kebersihan sungai di lingkungan mereka. Dengan demikian, mereka tidak hanya menjadi partisipan pasif tetapi juga agen perubahan aktif.

Program ini bisa difasilitasi dengan memberikan pelatihan, sertifikasi, atau insentif bagi warga yang berperan sebagai penjaga sungai. Pemerintah daerah dan Satgas Ciliwung perlu melakukan pemantauan berkala terhadap kualitas air sungai dan perilaku masyarakat dalam menjaga lingkungan. Evaluasi program secara berkala akan membantu mengidentifikasi keberhasilan dan tantangan yang dihadapi sehingga kebijakan dapat terus disesuaikan.

Kesimpulan

Maka dari itu, diperlukan kerja sama antara masyarakat, pemerintah, serta pihak swasta untuk melakukan pelestarian kembali Sungai Ciliwung agar tidak terjadinya kerusakan yang lebih parah di kemudian hari.

Upaya kolaboratif ini harus dilengkapi dengan aksi nyata dan pengawasan berkala untuk memastikan dampak positif seperti pengurangan pencemaran dan resiko banjir dapat dicapai. Selain itu, mengadopsi pendekatan dari program River Guardian di New Zealand, peran aktif masyarakat dalam menjaga Sungai Ciliwung dapat ditingkatkan dengan melibatkan mereka sebagai “penjaga sungai.”

Pendekatan ini menjadikan masyarakat sebagai agen perubahan yang aktif terlibat dalam kegiatan pelestarian. Dengan sinergi antara berbagai pihak, diharapkan ekosistem Sungai Ciliwung dapat pulih, membawa manfaat bagi masyarakat sekitar, serta menjadi contoh nyata keberhasilan konservasi lingkungan yang berkelanjutan​.

 

Penulis:

1. Ibrena Gloria Pebina
2. Kirana Safa Saskara
3. Syarifah Hanan Khansa
4. Karina Almanda Putri

Mahasiswa Ilmu Komunikasi dan Hubungan Internasional, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Referensi

Yudo, S. (2010). Kondisi kualitas air Sungai Ciliwung di wilayah DKI Jakarta ditinjau dari parameter organik, amoniak, fosfat, deterjen dan bakteri coli. Jurnal Akuakultur Indonesia, 6(1), 34-42.

liputan6.com. (2022, 31 Maret). Air Sungai Ciliwung Keruh Lewati Ambang Batas, Ini Dampak Bagi Warga Bogor. Diakses pada 10 Oktober 2024, dari https://www.liputan6.com/news/read/4925676/air-sungai-ciliwung-keruh-lewati-ambang-batas-ini-dampak-bagi-warga-bogor

suarapemredkalbar.com. (2023, 20 Januari). Pencemaran Air di Kawasan Sungai Ciliwung. Diakses pada 10 Oktober 2024, dari https://www.suarapemredkalbar.com/read/opini/20012023/pencemaran-air-di-kawasan-sungai-ciliwung

Suprihati (2024). Suarakan Kesadaran Lingkungan Relawan PLN EPI Lakukan Aksi Bersih Bersih Sungai Ciliwung. Diambil dari https://www.plnepi.co.id/media-informasi/ruang-media/siaran-pers/suarakan-kesadaran-lingkungan-relawan-pln-epi-lakukan-aksi-bersih-bersih-sungai-ciliwung

plasticsmartcities.wwf.id. (2023). Satgas Naturalisasi Ciliwung: Langkah Nyata Pemkot Bogor dalam Pengelolaan Sampah Plastik. Diakses pada 10 Oktober 2024, dari https://plasticsmartcities.wwf.id/feature/article/satgas-naturalisasi-ciliwung-langkah-nyata-pemkot-bogor-dalam-pengelolaan-sampah-plastik

korindo.co.id. Aksi Bersih Sungai Ciliwung. Diakses pada 10 Oktober 2024, dari https://www.korindo.co.id/gallery/aksi-bersih-sungai-ciliwung/?lang=id

Yati, R. (2021). Permasalahan pencemaran sungai akibat aktivitas rumah tangga dan dampaknya bagi masyarakat.

ui.ac.id. (2024, 29 Juli). Sungai Ciliwung Kini. Diakses pada 10 Oktober 2024, dari https://www.ui.ac.id/sungai-ciliwung-kini/

DLH DKI bentuk satgas pemantau Sungai Ciliwung untuk tangani sampah. (2024) DetikNews.https://news.detik.com/berita/d-7224409/dlh-dki-bentuk-satgas-pemantau-sungai-ciliwung-untuk-tangani-sampah

Langkah nyata Pemkot Bogor dalam pengelolaan sampah plastik. (2024). Plastic SmartCities.https://plasticsmartcities.wwf.id/feature/article/satgas-naturalisasi-ciliwung-langkah-nyata-pemkot-bogor-dalam-pengelolaan-sampah-plastik

Empat tahun satgas naturalisasi Sungai Ciliwung, bagaimana capaianya? (2022) MongabayIndonesia.https://www.mongabay.co.id/2022/08/31/empat-tahun-satgas-naturalisasi-sungai-ciliwung-bagaimana-capaiannya/

Empat tahun berjalan, bagaimana capaian satgas naturalisasi? (2024). Plastic Smart Cities.https://plasticsmartcities.wwf.id/feature/article/empat-tahun-berjalan-bagaimana-capaian-satgas-naturalisasi-sungai-ciliwung

Festival Ciliwung: Menggalang kepedulian dan aksi nyata untuk lingkungan yang lebih baik. (2024, October 9). Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. https://ppid.menlhk.go.id/berita/siaran-pers/7742/festival-ciliwung-menggalang-kepedulian-dan-aksi-nyata-untuk-lingkungan-yang-lebih-baik

Profil mitra Plastic Smart Cities: Satgas Naturalisasi Ciliwung Kota Bogor. (2024). YouTube.https://www.youtube.com/watch?v=Um3q0xnM7aw

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait