Era digital telah menghadirkan transformasi besar dalam cara manusia berinteraksi, berkomunikasi, dan mengakses informasi. Perubahan ini tidak hanya berdampak pada aspek teknologi semata, tetapi juga memberikan pengaruh signifikan terhadap konstruksi identitas nasional dan rasa nasionalisme di kalangan generasi muda Indonesia.
Di tengah derasnya arus globalisasi dan kemudahan akses informasi global, tantangan untuk mempertahankan dan memperkuat semangat nasionalisme menjadi semakin kompleks, terutama di kalangan mahasiswa yang merupakan generasi digital native.
Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNTAG Surabaya, sebagai bagian dari komunitas akademik yang memiliki pemahaman mendalam tentang dinamika komunikasi dan media, berada pada posisi strategis untuk berkontribusi dalam penguatan nasionalisme di era digital.
Program studi Ilmu Komunikasi tidak hanya mengajarkan teori dan praktik komunikasi konvensional, tetapi juga memberikan pemahaman komprehensif tentang perkembangan teknologi komunikasi digital dan dampaknya terhadap masyarakat.
Hal ini menjadikan mahasiswa Ilmu Komunikasi memiliki kapasitas untuk memahami, menganalisis, dan memanfaatkan platform digital dalam upaya memperkuat sentimen nasionalisme.
Tantangan yang dihadapi dalam konteks penguatan nasionalisme di era digital semakin kompleks dengan munculnya berbagai fenomena seperti echo chamber, polarisasi pendapat, dan penyebaran informasi yang tidak terverifikasi.
Media sosial dan platform digital lainnya dapat menjadi wadah pertukaran informasi yang konstruktif, namun di sisi lain juga berpotensi menciptakan fragmentasi sosial dan pelemahan ikatan kebangsaan. Dalam situasi ini, peran mahasiswa Ilmu Komunikasi menjadi semakin krusial sebagai agen perubahan yang memiliki kemampuan literasi digital dan pemahaman mendalam tentang dinamika komunikasi massa.
UNTAG Surabaya, sebagai institusi pendidikan tinggi yang memiliki komitmen kuat terhadap nilai-nilai kebangsaan, memberikan landasan yang kokoh bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi untuk mengembangkan inisiatif dan program yang bertujuan memperkuat nasionalisme di era digital.
Melalui berbagai kegiatan akademik dan non-akademik, mahasiswa dapat mengembangkan proyek-proyek kreatif yang menggabungkan pemahaman mereka tentang komunikasi digital dengan nilai-nilai nasionalisme.
Dalam konteks ini, mahasiswa Ilmu Komunikasi UNTAG Surabaya tidak hanya berperan sebagai pengguna pasif teknologi digital, tetapi juga sebagai kreator konten dan fasilitator diskusi yang dapat membangun narasi kebangsaan yang relevan dengan generasi digital.
Mereka memiliki potensi untuk mengembangkan strategi komunikasi yang efektif dalam menyebarkan nilai-nilai nasionalisme melalui platform digital, sekaligus membangun kesadaran kritis terhadap berbagai isu yang dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.
Urgensi peran mahasiswa Ilmu Komunikasi dalam memperkuat nasionalisme di era digital semakin relevan mengingat Indonesia sedang menghadapi berbagai tantangan, mulai dari ancaman radikalisme online hingga potensi konflik horizontal yang dipicu oleh polarisasi di media sosial.
Kemampuan untuk memahami dinamika komunikasi digital, menganalisis pola penyebaran informasi, dan mengembangkan konten yang konstruktif menjadi keterampilan vital yang dimiliki mahasiswa Ilmu Komunikasi dalam berkontribusi terhadap penguatan nasionalisme di era digital.
Transformasi digital yang terjadi dalam beberapa dekade terakhir telah menghadirkan berbagai perubahan fundamental dalam cara mahasiswa berinteraksi dengan dunia sekitarnya. Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNTAG Surabaya, sebagai bagian dari generasi digital native, memiliki peran strategis dalam memanfaatkan perkembangan teknologi untuk memperkuat semangat nasionalisme.
Pemahaman mendalam tentang teori komunikasi, dinamika media digital, dan keterampilan produksi konten yang dimiliki oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi menjadi modal penting dalam mengembangkan strategi penguatan nasionalisme yang efektif dan relevan dengan era digital.
Salah satu peran krusial yang dapat dimainkan oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi adalah sebagai kreator konten digital yang mampu mengemas nilai-nilai nasionalisme dalam format yang menarik dan mudah dipahami oleh generasi muda.
Melalui pemahaman mendalam tentang karakteristik platform digital dan perilaku audiensnya, mahasiswa dapat mengembangkan konten-konten kreatif yang memadukan unsur edukasi dengan hiburan. Video pendek, infografis, podcast, dan berbagai format konten digital lainnya dapat menjadi medium efektif untuk menyampaikan pesan-pesan kebangsaan, sejarah nasional, dan nilai-nilai Pancasila kepada audiens yang lebih luas.
Kemampuan mahasiswa Ilmu Komunikasi dalam menganalisis tren dan pola komunikasi digital juga memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi ancaman-ancaman terhadap nasionalisme yang muncul di ruang digital.
Fenomena seperti penyebaran hoaks, ujaran kebencian berbasis SARA, dan propaganda yang dapat memecah belah persatuan bangsa dapat diidentifikasi dan ditangani secara lebih efektif melalui pendekatan komunikasi yang tepat. Mahasiswa dapat berperan sebagai garda terdepan dalam melawan narasi-narasi yang berpotensi melemahkan semangat nasionalisme dengan menghadirkan kontra-narasi yang konstruktif dan berbasis fakta.
Baca juga:Â Menumbuhkan Nasionalisme Peserta Didik Melalui Pendidikan Karakter
Dalam konteks pengembangan literasi digital, mahasiswa Ilmu Komunikasi UNTAG Surabaya dapat menginisiasi program-program edukasi yang bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya generasi muda, tentang penggunaan media digital yang bertanggung jawab.
Program-program seperti workshop literasi digital, kampanye media sosial, dan diskusi publik dapat menjadi wadah untuk berbagi pengetahuan tentang cara memverifikasi informasi, mengenali berita palsu, dan membangun kesadaran kritis terhadap konten-konten yang beredar di ruang digital.
Melalui peningkatan literasi digital, diharapkan masyarakat dapat lebih selektif dalam menerima dan membagikan informasi, sehingga dapat mengurangi potensi konflik yang muncul akibat penyebaran informasi yang tidak akurat.
Kolaborasi antara mahasiswa Ilmu Komunikasi dengan berbagai pemangku kepentingan juga menjadi aspek penting dalam upaya memperkuat nasionalisme di era digital. Mahasiswa dapat membangun kerjasama dengan organisasi kemahasiswaan, komunitas digital, lembaga pemerintah, dan sektor swasta dalam mengembangkan inisiatif-inisiatif yang bertujuan mempromosikan nilai-nilai kebangsaan.
Melalui kolaborasi ini, jangkauan dan dampak dari program-program penguatan nasionalisme dapat diperluas, sekaligus menciptakan sinergi antar berbagai elemen masyarakat dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Pemanfaatan media sosial sebagai platform aktivisme digital juga menjadi area di mana mahasiswa Ilmu Komunikasi dapat berkontribusi secara signifikan.
Dengan pemahaman yang baik tentang algoritma media sosial dan perilaku pengguna online, mahasiswa dapat mengorganisir gerakan-gerakan digital yang bertujuan memperkuat solidaritas nasional dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam isu-isu kebangsaan.
Kampanye digital dengan tagar tertentu, challenge kreatif, atau gerakan viral yang mengangkat tema nasionalisme dapat menjadi cara efektif untuk melibatkan generasi muda dalam diskusi tentang identitas nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
Pengembangan platform dan komunitas digital yang berfokus pada penguatan nasionalisme juga dapat menjadi inisiatif strategis yang digerakkan oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi. Melalui platform ini, mahasiswa dapat memfasilitasi diskusi-diskusi konstruktif tentang isu-isu kebangsaan, berbagi konten edukatif, dan membangun jejaring dengan komunitas-komunitas serupa di berbagai daerah.
Platform semacam ini dapat menjadi wadah bagi generasi muda untuk mengekspresikan pandangan mereka tentang nasionalisme kontemporer dan berdiskusi tentang cara-cara konkret untuk berkontribusi pada pembangunan bangsa.
Dalam konteks pembelajaran dan penelitian akademik, mahasiswa Ilmu Komunikasi dapat berkontribusi melalui pengembangan kajian-kajian tentang hubungan antara media digital dan nasionalisme.
Penelitian tentang pola komunikasi digital, analisis konten media sosial, dan studi tentang efektivitas berbagai strategi komunikasi dalam memperkuat nasionalisme dapat menghasilkan wawasan berharga untuk pengembangan kebijakan dan program yang lebih efektif di masa depan.
Tantangan yang dihadapi dalam upaya memperkuat nasionalisme di era digital juga perlu mendapat perhatian serius. Mahasiswa Ilmu Komunikasi perlu mempertimbangkan berbagai aspek seperti kesenjangan digital, perbedaan karakteristik antar generasi, dan kompleksitas isu-isu sosial-politik kontemporer dalam mengembangkan strategi komunikasi mereka.
Pendekatan yang inklusif dan mempertimbangkan keberagaman audiens menjadi kunci keberhasilan dalam menyampaikan pesan-pesan nasionalisme di era digital. Evaluasi dan pengukuran dampak dari berbagai inisiatif penguatan nasionalisme juga menjadi aspek penting yang perlu diperhatikan.
Mahasiswa Ilmu Komunikasi dapat mengembangkan metode dan instrumen untuk mengukur efektivitas program-program yang telah dijalankan, sehingga dapat dilakukan perbaikan dan penyesuaian strategi secara berkelanjutan.
Data dan insight yang diperoleh dari evaluasi ini juga dapat menjadi referensi berharga bagi pengembangan program-program serupa di masa depan.
Sebagai penutup, peran mahasiswa Ilmu Komunikasi UNTAG Surabaya dalam memperkuat nasionalisme di era digital tidak hanya terbatas pada pemanfaatan teknologi dan produksi konten, tetapi juga mencakup aspek-aspek strategis seperti pengembangan literasi digital, pembangunan komunitas, penelitian akademik, dan evaluasi program.
Melalui peran-peran tersebut, mahasiswa Ilmu Komunikasi dapat berkontribusi secara signifikan dalam membangun pemahaman yang lebih baik tentang nasionalisme kontemporer dan mengembangkan strategi-strategi efektif untuk memperkuat semangat kebangsaan di era digital.
Kesuksesan siswa dalam peran-peran ini sangat bergantung pada kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan kemajuan teknologi, memahami dinamika sosial-politik saat ini, dan bekerja sama dengan baik dengan berbagai pemangku kepentingan.
Era digital telah mengubah cara masyarakat berinteraksi dan berkomunikasi, menimbulkan tantangan tetapi juga peluang untuk memperkuat nasionalisme Indonesia. Â Dalam konteks ini, mahasiswa Ilmu Komunikasi UNTAG Surabaya memiliki posisi strategis sebagai agen perubahan yang dapat berkontribusi signifikan dalam memperkuat semangat nasionalisme melalui berbagai platform digital.
Dengan bekal pemahaman mendalam tentang teori komunikasi, dinamika media digital, dan keterampilan produksi konten, mahasiswa dapat mengembangkan strategi komunikasi yang efektif untuk menyebarkan nilai-nilai kebangsaan kepada generasi digital native.
Peran mahasiswa Ilmu Komunikasi dalam penguatan nasionalisme di era digital termanifestasi dalam beberapa aspek kunci.
Pertama, sebagai kreator konten digital yang mampu mengemas nilai-nilai nasionalisme dalam format yang menarik dan relevan, seperti video pendek, infografis, dan podcast.
Kedua, sebagai garda terdepan dalam melawan ancaman terhadap nasionalisme di ruang digital, termasuk hoaks dan ujaran kebencian, melalui pengembangan kontra-narasi yang konstruktif.
Ketiga, sebagai inisiator program literasi digital yang bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang penggunaan media digital yang bertanggung jawab. Kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan dan pemanfaatan media sosial sebagai platform aktivisme digital juga menjadi aspek penting dalam upaya penguatan nasionalisme.
Mahasiswa telah menunjukkan kemampuan dalam mengorganisir gerakan-gerakan digital dan membangun komunitas online yang berfokus pada penguatan nilai-nilai kebangsaan. Melalui penelitian akademik dan evaluasi program, mahasiswa juga berkontribusi dalam pengembangan wawasan dan strategi yang lebih efektif untuk memperkuat nasionalisme di era digital.
Baca juga:Â Lunturnya Jiwa Nasionalisme pada Generasi Muda
Berdasarkan analisis tersebut, beberapa saran dapat diajukan untuk mengoptimalkan peran mahasiswa Ilmu Komunikasi dalam memperkuat nasionalisme. Pertama, perlu dikembangkan program pelatihan khusus yang membekali mahasiswa dengan keterampilan teknis dan strategis dalam produksi konten digital berkualitas.
Kedua, pembentukan hub kreatif digital di lingkungan kampus yang dapat menjadi wadah kolaborasi dan eksperimentasi dalam pengembangan konten nasionalisme.
Ketiga, penguatan jaringan kerjasama dengan media massa, komunitas digital, dan lembaga pemerintah untuk memperluas jangkauan dan dampak program penguatan nasionalisme.
Selain itu, penting untuk mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi yang komprehensif untuk mengukur efektivitas berbagai inisiatif yang dilakukan. Program mentoring antara mahasiswa senior dan junior juga dapat dikembangkan untuk memastikan keberlanjutan program-program penguatan nasionalisme.
Pengembangan kurikulum yang mengintegrasikan aspek teknologi digital, kreativitas, dan nilai-nilai kebangsaan juga perlu diperkuat untuk mempersiapkan mahasiswa menghadapi tantangan di era digital.
Dengan implementasi saran-saran tersebut, diharapkan peran mahasiswa Ilmu Komunikasi UNTAG Surabaya dalam memperkuat nasionalisme di era digital dapat semakin optimal dan memberikan dampak positif yang lebih luas bagi masyarakat.
Kesuksesan usaha ini akan bergantung pada komitmen yang berkelanjutan dari berbagai pihak, serta kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan sosial dan teknologi yang terus terjadi.
Penulis: Rosyid AhmadÂ
Mahasiswa Ilmu Komunikasi (FISIP), Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Dosen Pengampu: Puspita Sari, S.Sosio., M.Si
Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News