Adaptasi Mahasiswa Baru terhadap Dunia Perkuliahan di Tengah Problem yang Sedang Dihadapi

Homesick
Ilustrasi: istockphoto, Karya: Flash vector.

Para siswa, khususnya siswa kelas XII mulai kebingungan memutuskan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi ataupun bekerja. Pada umumnya, semua siswa sangat menyadari bahwa persaingan untuk mendapatkan pekerjaan yang baik semakin ketat.

Mereka memahami bahwa gelar sarjana seringkali menjadi persyaratan minimal untuk banyak posisi. Mereka memiliki pandangan ke depan yang cukup jauh. Mereka tidak hanya memikirkan pekerjaan saat ini, tetapi juga merencanakan karier jangka panjang yang stabil dan menjanjikan.

Motivasi utama mereka adalah meningkatkan peluang mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan kemampuan mereka. Mereka percaya bahwa pendidikan tinggi adalah investasi yang akan membuahkan hasil di masa depan.

Bacaan Lainnya

Banyak di antara mereka yang terbuka terhadap berbagai pilihan jurusan dan universitas, menunjukkan fleksibilitas dalam menghadapi persaingan. Selain motivasi internal, tekanan dari lingkungan seperti keluarga, teman, dan masyarakat juga turut mempengaruhi keputusan mereka untuk melanjutkan studi.

Bagi banyak mahasiswa baru, transisi dari bangku sekolah menengah ke perguruan tinggi merupakan langkah besar yang penuh tantangan. Perubahan lingkungan, tuntutan akademik yang lebih tinggi, dan interaksi sosial yang lebih kompleks dapat menyebabkan kesulitan adaptasi.

Pada umumnya, kesulitan yang sering dialami mahasiswa baru diantaranya, tugas yang menumpuk, di mana mahasiswa baru seringkali terkejut dengan jumlah tugas yang harus diselesaikan dalam waktu singkat. Metode belajar yang berbeda ketika di perguruan tinggi dengan di sekolah menengah menjadikan mahasiswa baru harus lebih mandiri dan proaktif dalam mencari sumber belajar.

Dalam dunia perkuliahan sistem penilaiannya jauh lebih kompleks, tidak hanya berdasarkan ujian akhir, tetapi juga tugas, presentasi, dan partisipasi aktif dalam kelas. Hal itu membuat mahasiswa baru menjadi syok dengan kehidupan baru di perkuliahan.

Baca Juga: Tingginya UKT, Calon Mahasiswa Baru USU Mengundurkan Diri

Ditambah lagi, mahasiswa baru yang tinggal jauh dari orang tua dan rumah dan mengatur kehidupan sehari-hari secara mandiri merupakan hal baru, inilah yang menjadi penyebab mahasiswa baru mengalami homesick, di tengah-tengah maraknya tugas yang banyak serta deadline yang semakin cepat, namun di sisi lain mahasiswa baru juga harus bisa menyelesaikan pekerjaan rumahan seperti mencuci baju, menyetrika baju, memasak, dan lain-lain.

Hal tersebut menjadikan mahasiswa baru semakin terpuruk dengan keadaan. Untuk itu, dibutuhkan skill dalam manajemen waktu, di mana harus terdapat penyeimbang antara kuliah, organisasi, dan kegiatan pribadi. Namun, seringkali mahasiswa baru kesusahan dalam memanajemen waktu, sehingga  menunda-nunda pekerjaan menjadi kebiasaan buruk bagi mahasiswa baru.

Nah, Bagaimana sih Cara Menghadapi Permasalahan yang Dialami seorang Mahasiswa?

Mengatasi permasalahan yang dihadapi mahasiswa memerlukan kesadaran, dukungan, dan proaktivitas. Mengelola waktu dengan efektif menjadi kewajiban yang harus dimiliki setiap individu.

Membuat jadwal harian dengan menentukan prioritas mejadi hal utama yang harus diterapkan bagi mahasiswa untuk mencapai kesuksesan akademis dan keseimbangan dalam hidup, agar tidak ada penyesalan di kemudian hari.

Bagi seseorang yang paham akan pentingnya waktu, dapat diibaratkan jika waktu merupakan emas yang nilainya sangat berharga dan harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Sebagian mahasiswa yang masih labil dalam manajemen waktu, seringkali menghabiskan waktu istirahatnya di malam hari untuk menyelesaikan tugas, dikarenakan deadline tugas yang cukup singkat. Kebiasaan buruk yang dilakukan secara berulang dapat menyebabkan penurunan kesehatan pada sebagian mahasiswa.

Cara yang efektif dalam pencegahannya yaitu dengan menerapkan teknik power nap, merupakan istilah untuk tidur singkat sekitar 2-3 jam secara berulang yang bermanfaat dapat meningkatkan seseorang menjadi lebih fokus dan meningkatkan kinerja produktivitas.

Baca Juga: 8 Tips Mahasiswa Baru Raih Prestasi Akademik

Selanjutnya, dalam mengatasi homesick, di mana hal ini wajar bagi mahasiswa baru yang jauh dari orang tua dan rumah. Dengan membangun koneksi sosial dan menjelajahi lingkungan baru serta menciptakan rutinitas yang positif, mahasiswa baru dapat mengatasi rasa rindu tersebut.

Proses ini memerlukan waktu, tetapi dengan berlatih dan upaya untuk mandiri, perasaan homesick dapat diminimalisir. Bergabung dalam organisasi luar maupun dalam kampus, mahasiswa dapat mengembangkan soft skills dalam dirinya dan memperluas jaringan pertemanan.

Selain itu, pengalaman berorganisasi dapat memberikan kontribusi positif terhadap kehidupan akademis dan pribadi mahasiswa, mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan di masa yang akan mendatang.

Karena dengan berorganisasi semua akan terasa berat dan waktu yang begitu bertabakan, namun ketika sudah terbiasa dan bisa mengatur waktu, semua itu akan terlihat menyenangkan dan meningkatkan kedisiplinan mahasiswa dalam mengatur waktunya. Sehingga, secara tidak sadar, mereka sudah belajar cara memanajemen waktu dengan baik dan efektif.

Sebagai mahasiswa baru, FOMO menjadi tantangan baru bagi mereka. Pola pikir antara mahasiswa satu dengan yang lain tentunya berbeda. Kebiasaan untuk melihat kelebihan dan pencapian yang orang lain miliki. Padahal, setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing yang tidak ada di dalam diri orang lain.

Lihatlah kelebihan orang lain sebagai motivasi untuk lebih berkembang lagi. Jangan jadikan kekurangan sebagai penghambat untuk maju, melainkan bagian dari proses belajar dan tumbuh. Jangan pernah sembunyikan kekurangan diri sendiri, namun tunjukkan kekurangan tersebut dan jadikan sebagai kelebihan.

Semua orang butuh evaluasi untuk memperbaiki setiap kekurangan yang dimiliki. Hargai setiap langkah kecil yang kamu lakukan, nikmati setiap prosesnya.

Penulis: Melina Nurul Varita
Mahasiswa Farmasi Universitas Diponegoro

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0811-2564-888
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.