AI dan Pustakawan: Kawan atau Lawan?

Opini
Ilustrasi: istockphoto

Baru-baru ini netizen dihebohkan dengan munculnya video rekaman suara Presiden Joko Widodo yang sedang menyanyikan lagu Cupid milik Fifty-Fifty, girlgrup asal Korea Selatan. Video tersebut muncul dan menjadi viral di berbagai platform media sosial, tak terkecuali TikTok.

Setelah ditelusuri lebih dalam, ternyata video Presiden Jokowi yang menyanyikan lagu Cupid dari Fifty-Fifty itu adalah palsu dan merupakan hasil teknologi Artificial Intelligence (AI). Teknologi AI Cover Song ini memang sedang viral di kalangan netizen.

Apa itu AI?

Artificial Intelligence atau AI adalah cabang ilmu komputer yang berfokus pada bagaimana komputer belajar layaknya manusia dalam memproses informasi, dan melakukan tugas penglihatan seperti pengenalan karakter, analisis gambar, persepsi 3D, dan pemodelan fungsi yang juga mencakup pengenalan suara, produksi ucapan, interpretasi dan penggunaan bahasa alami.

Baca Juga: Teknologi VAR di Piala Dunia Qatar 2022 dan Kaitannya terhadap AI

Bacaan Lainnya

AI adalah teknologi yang memungkinkan mesin untuk merencanakan, belajar, bernalar, memecahkan masalah, bergerak, dan menjadi kreatif sampai batas tertentu (Health, 2018).

Saat ini AI telah berkembang dan menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Beberapa kemajuan di bidang AI meliputi mobil tanpa pengemudi, sistem navigasi, permainan manusia versus komputer, pendeteksi penipuan, robotika, dan lain sebagainya.

Penggunaan AI juga bermanfaat di hampir semua bidang studi dan berkembang pesat dengan perkembangan smartphone, smart home, Internet of Things, dan Internet of Vehicles.

Pengaruh AI terhadap Perpustakaan

Artificial Intelligence telah berdampak besar pada perpustakaan dan merevolusi operasi maupun layanan yang diberikan. Beberapa pengaruh AI terhadap perpustakaan, di antaranya:

1. Pengambilan Informasi

Pengguna sekarang dapat dengan cepat dan mudah dalam mengakses informasi karena kemampuan AI dalam mengenali konteks dan preferensi pengguna.

2. Sistem Temu-Kembali

Teknologi AI dapat mengklasifikasikan subjek secara relevan dengan mengoptimalkan sistem katalogisasi melalui penilaian buku, artikel, dan konten lain untuk menetapkan kata kunci. Hal ini memudahkan pengguna maupun staf dalam mencari dan menemukan koleksi perpustakaan.

3. Asisten Virtual

Beberapa perpustakaan mengandalkan asisten virtual dalam menjawab pertanyaan sederhana, mengusulkan materi, dan memberikan informasi tentang layanan perpustakaan kepada pengguna. Hal ini tentu membantu dan menghemat waktu pustakawan.

4. Aksesibilitas

Perpustakaan sekarang menjadi lebih mudah diakses oleh penyandang disabilitas. Misalnya, pengenalan gambar bertenaga AI dan teknologi text-to-speech yang memungkinkan orang dengan keterbatasan visual untuk mengakses informasi cetak.

Baca Juga: Ketegasan AI demi Tegaknya Hukum

AI Merebut Posisi Pustakawan?

Artificial Intelligence penting bagi perpustakaan karena dapat digunakan untuk mengatur dan menyediakan sejumlah besar informasi (ALA, 2019). Tujuan akhir dari AI sendiri adalah untuk menciptakan sistem yang dapat berpikir, berperilaku, dan bersaing dengan kecerdasan manusia. Hal ini jelas berdampak signifikan terhadap kepustakawanan.

Memang benar sistem otomatisasi perpustakaan cerdas menggunakan bantuan AI untuk memberikan layanan informasi kepada pelanggan dan staf. Tetapi hal tersebut tidak boleh disalahartikan bahwa AI menggantikan posisi pustakawan.

AI tidak akan pernah menggantikan posisi pustakawan dalam profesinya, melainkan hanya menjadi alat bantu saja. AI masih tidak bisa membedakan apa yang diinginkan berbagai macam pengguna. Dalam beberapa kasus, AI tidak dapat memberikan output yang yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pengguna.

Penerapan robot di perpustakaan juga akan memudahkan pustakawan dalam berinteraksi dengan penggunanya. Hal ini bertolak belakang dengan anggapan bahwa robot dapat menjauhkan pustakawan dari penggunanya.

Kesimpulan

Perpustakaan harus terus berinovasi terhadap layanan yang diberikan dengan selalu mengikuti perkembangan teknologi yang ada. Penggunaan Artificial Intelligence di perpustakaan adalah salah satu contohnya.

Penggabungan AI dalam layanan perpustakaan tidak diragukan lagi telah memberikan banyak manfaat potensial terhadap kepustakawanan. AI tidak akan menggantikan peran pustakawan di perpustakaan dan juga tidak akan menghancurkan ikatan pustakawan dengan penggunanya.

Penulis: Abid Ahmad Majid
Mahasiswa S1 Ilmu Informasi dan Perpustakaan Universitas Airlangga

Editor: Ika Ayuni Lestari     

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Referensi

Omame, I. M., & Alex-Nmecha, J. C. (2020). Artificial Intelligence in Libraries. Advances in Library and Information Science, 120–144. https://doi.org/10.4018/978-1-7998-1116-9.ch008

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses