Seorang mahasiswi asal Mojokerto, Jawa Timur bernama Novia Widyasari / NW ditemukan tergeletak tak bernyawa di samping makam ayahnya yang berada di TPU Dusun Sugihan, Mojokerto (Kamis, 02 Desember 2021).
Dalam hal ini sudah banyak berita yang beredar mengenai penyebab NW bunuh diri, ada yang mengatakan karena depresi setelah ditinggal wafat oleh sang Ayah. Namun, ada juga seorang warga net di Twitter yang mengatakan bahwa NW bunuh diri karena depresi setelah dihamili oleh sang pacar R yang merupakan seorang anggota polisi.
Dari hasil penyelidikan, R yang menjalin hubungan asmara dengan korban (NW), yang berujung hamil, lalu sang pacar R meminta NW untuk aborsi.
Sang pacar tersebut tidak mau bertanggung jawab atas perbuatannya yang telah menghamili NW. Karena hal itulah yang akhirnya membuat NW depresi hingga memutuskan mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri (minum racun).
“NW diduga bunuh diri karena ditemukan sebuah botol cairan yang diduga berisi racun di dekat jasad korban”, kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Gatot Repli Handoko, Surabaya, Sabtu (4 Desember 2021).
Kombes Pol Gatot mengatakan setelah menelusuri pada pihak keluarga korban, mendapatkan hasil bahwa korban beberapa kali kedapatan mencoba bunuh diri dengan meminum cairan potasium.
“Kita sudah menemui sang ibu dari korban, sang Ibu mengakui bahwa korban memang dalam kondisi depresi dan beberapa kali hendak bunuh diri dengan meminum potassium,” ujarnya.
Sang pacar R juga sudah ditetapkan sebagai tersangka tindak pidana aborsi atau pasal 348 KUHP juncto pasal 55 KUHP dengan ancaman 5 tahun penjara.
R juga terancam di pecat karena dianggap melanggar ketentuan yang sudah diatur di kepolisian yaitu Perkap nomor 14 tahun 2011 tentang kode etik Pasal 7 ayat 11.
Kombes Gatot menegaskan bahwa segala dugaan sedang di dalami, yakni dugaan depresi dan pemerkosaan yang di alami korban. Dan juga memeriksa sang pacar R, yang merupakan seorang anggota polisi di Pasuruan.
Kaitan antara Kasus di Atas dengan Psikologi
Menurut Mu’tadin (dalam Viscarina 2005: 6) ketertarikan terhadap seks mengakibatkan remaja mengumpulkan berbagai macam informasi mengenai hal tersebut. Sumber-sumber informasi tersebut pada umumnya berasal dari teman-teman, buku porno, buku tentang seks, media massa, dan internet.
Baca Juga: Kasus Anak Kecanduan Game Online Mencuri Uang di Madiun Dilihat dari Teori Kognitif
Melihat dari kasus yang telah dibahas di atas dan pengertian dari ahli di atas dapat saya katakan bahwa terjadinya hubungan seksual yang dilakukan oleh korban NW dan sang pacar R karena adanya rasa ingin tahu di awal, sehingga terus mencari tahu tentang dunia seksual dengan berbagai cara.
Sehingga ketika sudah mengetahui hal tersebut timbulnya rasa ingin mencoba diikuti dengan pertumbuhan dan perkembangan diri yang dimana mulai dan telah mengenal dunia seks. Namun karena keduanya belum bisa mengendalikan nafsunya hingga berani melakukan hubungan seksual bersama pacarnya.
Bisa dikatakan ketika nafsu sudah menguasai diri maka banyak hal positif yang akan terabaikan dan tanpa berpikir panjang lebar lagi. Maka dari itu pada saat terjadi hal yang tidak diinginkan seperti hamil yang dialami korban, kesiapan dan kesanggupan belum ada dalam diri pasangan tersebut, belum bisa menerima kenyataan untuk bertanggung jawab, belum adanya kecukupan dalam sikap kedewasaan sehingga timbulnya pemikiran untuk adopsi agar menghindari tindak tanggung jawab.
Karena sikap tidak bertanggung jawab dari sang pacar R membuat si korban NW jadi resah, kepikiran, hingga timbulnya rasa takut yang berlebihan, yang dimana membuat NW terpukul sehingga depresi dan mengambil tindakan yang fatal yaitu dengan bunuh diri.
Baca Juga: Isu Kasus: Pria (38 Tahun) Menghabisi Rekan Kerjanya (36 Tahun) karena Diejek Belum Menikah
Hal-hal seperti ini yang sering terjadi karena kurangnya kesadaran dalam diri yang akhirnya mengikuti nafsu yang mengarah pada perbuatan yang tidak sewajarnya. Untuk meminimalisir hal-hal tersebut, perlu adanya dorongan dari dalam diri untuk memperluas wawasan agar tidak sembarang dalam mengambil tindakan. Karena luasnya ilmu pengetahuan dan adanya kesadaran dalam diri, maka setiap tindakan pasti akan dipikirkan baik-baik terlebih dahulu sebelum memutuskan.
Di samping itu juga dibutuhkan dorongan dari pihak keluarga untuk terus memberikan perhatian lebih kepada anak dalam keadaan dan hal apa pun, agar sang anak merasakan dan menyadari rasa kasih sayang yang diberikan kepadanya, yang dimana itu akan memberikan kesadaran pada anak bahwa ada nama baik keluarga dan diri yang harus dijaga.
Marcelinus Gesu
Mahasiswa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Editor: Diana Pratiwi