Aquaponik sebagai Solusi Ketahanan Pangan bagi Masyarakat Indonesia

Akuaponik
Sumber: ag.purdue.edu

Aquaponik adalah sistem pertanian yang menggabungkan aquakultur budidaya ikan dan hidroponik budidaya tanaman tanpa tanah dalam satu ekosistem yang saling menguntungkan.

Aquaponik bekerja berdasarkan prinsip yang sederhana, seperti ikan menghasilkan nutrisi limbah yang kaya nutrisi, yang kemudian menjadi tanaman menyaring dan membersihkan udara, sehingga menciptakan lingkungan yang sehat.

Dalam sistem ini, ikan dipelihara di dalam kolam, dan limbah yang dihasilkan oleh ikan tersebut menjadi sumber nutrisi bagi tanaman.

Dengan kebutuhan pangan yang terus bertambah dan tantangan yang dihadapi oleh sektor pertanian, seperti perubahan iklim, kontaminasi, dan penurunan kualitas yang baik, diperlukan pendekatan inovatif untuk memastikan pasokan makanan yang cukup dan berkelanjutan. Salah satu solusi yang menjanjikan adalah aquaponik.

Bacaan Lainnya

Pupuk ini dapat dibuat oleh siapa saja. Termasuk di desa gadingkulon yang dilakukan oleh petani lokal, kelompok tani, kelompok peternak, atau individu yang ingin memanfaatkan lahan secara efisien.

Proses penanaman dimulai dengan menyiapkan kolam lele yang sehat, desain sistem aquaponik, seperti media bed atau deep water culture, kumpulkan peralatan tangkai ikan, bedengan tanam, dan media tanam, seperti sawi dan kangkung.

Baca Juga: Akuaponik: Solusi Menarik Jenuh di Rumah Saja

Isi tangkai ikan dengan air bersih dan memastikan kondisi udara sesuai untuk ikan. Setelah stabil, tambahkan ikan yang dipilih, lalu tanam bibit tanaman di bedengan menggunakan sistem aquaponik.

Sehingga kotoran ikan memberikan nutrisi yang dibutuhkan tanaman, sementara tanaman membantu menjaga kualitas udara kolam. Dengan melakukan ini, kelompok petani dan kelompok peternak bisa menghasilkan sayuran dan ikan lele secara bersamaan

Manfaat menggunakan aquaponik yang pertama hemat air, ramah lingkungan, menghasilkan dua produk sekaligus, efisiensi ruang, tanaman tumbuh lebih cepat dan sehat, perawatan minimal, meningkatkan ketahanan pangan.

Jadi, aquaponik adalah solusi inovatif yang menjawab tantangan ketahanan pangan dengan cara yang berkelanjutan dan efisien.

Dengan manfaat yang luas dan penerapan yang fleksibel, aquaponik tidak hanya meningkatkan produksi pangan, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan. Seperti kotoran ikan memberikan nutrisi yang dibutuhkan tanaman, sementara tanaman membantu menjaga kualitas udara kolam.

Dengan melakukan ini, kelompok petani dan kelompok peternak bisa menghasilkan sayuran dan ikan lele secara bersamaan dengan dukungan yang tepat, aquaponik memiliki potensi besar untuk menjadi bagian dari strategi ketahanan pangan global di masa depan.

Baca Juga: UPN “Veteran” Jawa Timur Mengabdi: Sosialisasi Pembuatan Akuaponik di Kelurahan Pucang Sewu, Kecamatan Gubeng, Surabaya

Dalam sistem ini, ikan dipelihara di dalam kolam, dan limbah yang dihasilkan oleh ikan tersebut menjadi sumber nutrisi bagi tanaman. Proses biologi dalam sistem ini mengubah amonia dari limbah ikan menjadi nitrat, yang merupakan nutrisi penting bagi pertumbuhan tanaman.

Tanaman kemudian menyaring dan membersihkan udara, yang selanjutnya dikembalikan ke kolam ikan. Dengan cara ini, aquaponik menciptakan beberapa keuntungan.

Keuntungan Aquaponik

Penghematan Sumber Daya

Aquaponik menggunakan hingga 90% lebih sedikit udara dibandingkan dengan pertanian konvensional. Ini sangat penting di daerah yang mengalami kekeringan atau kekurangan udara.

Ramah Lingkungan

Dengan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, aquaponik membantu menjaga kualitas tanah dan udara. Sistem ini juga meminimalisir penggunaan pestisida sehingga hasil pertanian yang diperoleh lebih sehat dan aman untuk dikonsumsi.

Ruang yang Minimal

Sistem aquaponik dapat dibangun di area yang terbatas, seperti pekarangan rumah atau bahkan di dalam ruangan. Hal ini menjadikannya ideal untuk daerah perkotaan di mana lahan pertanian sangat terbatas.

Variasi Produksi

Dalam sistem aquaponik, pengguna dapat membudidayakan berbagai jenis ikan dan tanaman secara bersamaan. Ini tidak hanya meningkatkan variasi produk yang dihasilkan tetapi juga mendukung keberagaman konsumsi pangan.

Baca Juga: Menakar Keberpihakan Pemerintah terhadap Nelayan Skala Kecil dalam Kebijakan Penangkapan Ikan Terukur

Pengendalian Hama yang Lebih Baik

Dengan penggunaan pestisida yang minimal atau bahkan tanpa pestisida, aquaponik menawarkan lingkungan yang lebih sehat untuk pertumbuhan tanaman. Tanaman yang tumbuh dalam sistem ini cenderung lebih tahan terhadap hama dan penyakit.

Meskipun aquaponik menawarkan banyak keuntungan, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi. Salah satu tantangan terbesar adalah pengetahuan teknis yang diperlukan untuk mengelola sistem.

Petani perlu memahami keseimbangan ekosistem dan faktor-faktor seperti pH, suhu, dan kadar nutrisi agar sistem dapat berfungsi dengan baik. Tanpa pengetahuan yang cukup, sistem aquaponik berisiko gagal, yang dapat menyebabkan kerugian ekonomi.

Meskipun aquaponik memiliki banyak potensi sebagai solusi ketahanan pangan, sistem ini juga menghadapi beberapa tantangan dalam implementasinya.

Biaya Awal yang Tinggi

Membangun sistem aquaponik membutuhkan investasi awal yang cukup besar, terutama untuk membangun infrastruktur seperti tangki ikan, pompa air, serta sistem filtrasi dan irigasi.

Selain itu, pengetahuan teknis juga diperlukan agar sistem bisa berjalan dengan efisien. Hal ini bisa menjadi kendala bagi individu atau kelompok yang memiliki sumber daya terbatas.

Baca Juga: Pertanian Modern: Menarik Minat Generasi Muda Melalui Teknologi Vertikal dan Hidroponik

Perawatan yang Cermat

Untuk memastikan sistem aquaponik berfungsi dengan baik, perawatan yang cermat sangat diperlukan. Hal ini mencakup pemantauan kualitas air, keseimbangan nutrisi, serta kesehatan ikan dan tanaman.

Kesalahan kecil dalam pengelolaan sistem bisa menyebabkan kerugian, baik pada tanaman maupun ikan.

Pendidikan dan Pelatihan

Salah satu hambatan terbesar dalam adopsi aquaponik adalah kurangnya pengetahuan dan keterampilan di kalangan petani atau masyarakat yang tertarik.

Untuk itu, diperlukan program pelatihan dan edukasi yang memadai agar mereka dapat mengoperasikan sistem aquaponik secara efektif dan mengoptimalkan hasil produksi pangan.

Aquaponik bukan hanya sekadar metode pertanian alternatif, tetapi juga merupakan solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah ketahanan pangan di dunia, terutama di wilayah yang mengalami keterbatasan air atau lahan.

Dengan memadukan keberlanjutan ekosistem, efisiensi sumber daya, dan produksi pangan yang ramah lingkungan, aquaponik bisa menjadi jawaban bagi tantangan ketahanan pangan yang semakin kompleks.

Baca Juga: Masa Depan Pertanian Menggunakan Robotika

Mengoptimalkan sistem ini di Indonesia, yang memiliki iklim tropis dan keragaman sumber daya alam yang melimpah, bisa mempercepat pencapaian ketahanan pangan yang berkelanjutan di masa depan.

 

Marsya Indira Vritama Sari

Penulis: Marsya Indira Vritama Sari
Mahasiswa Jurusan Agroteknologi, Universitas Muhammadiyah Malang

Editor: Siti Sajidah El-Zahra
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses