Bahasa Gaul VS Bahasa Indonesia di Kalangan Remaja

ilustrasi oleh ig: wm.photogallery

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari pemakaian bahasa. Dengan bahasa, seseorang dapat mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, dan keinginan dalam menyampaikan pendapat dan informasi.

Salah satu fungsi bahasa yaitu sebagai alat interaksi antar manusia. Bahasa juga berperan sebagai sarana penyampai informasi. Di negara ini, bahasa Indonesia memiliki sifat sosial yang digunakan sehagai bahasa nasional.

Namun, dewasa ini pemakaian bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari mulai tergeser oleh bahasa anak remaja alias bahasa gaul. Selain bahasa gaul, bahkan sejak dahulu masyarakat sudah populer dengan istilah bahasa prokem dalam keseharian.

Bacaan Lainnya
DONASI

Baca Juga: Cinta Bangsa, Cinta Bahasa Indonesia

Menurut Mulyana (2015: 2), bahasa gaul itu sendiri ialah sejumlah kata atau istilah yang mempunyai arti khusus, unik, menyimpang, atau bahkan bertentangan dengan arti yang lazim digunakan oleh orang-orang dari subkultur tertentu.

Ragam bahasa gaul remaja punya ciri khusus, singkat, lincah, dan kreatif. Kata-kata yang digunakan pun cenderung pendek. Tak heran kalau para remaja lebih senang menggunakan bahasa gaul daripada bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Sementara kata yang agak panjang akan diperpendek melalui proses morfologi atau menggantinya dengan kata yang lebih singkat, seperti kata “memang” menjadi “emang”. Oleh karena itu, seringkali bahasa gaul memiliki susunan kalimat yang tidak lengkap.

Beberapa bahasa gaul yang kerap digunakan dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya:

  1. Kata Aku, menjadi Gue
  2. Kata Ibu, menjadi Nyokap
  3. Kata Bapak/Ayah, menjadi Bokap
  4. Kata Saja, menjadi Aja
  5. Kata Habis, menjadi Abis

Baca Juga: Literasi Bahasa Indonesia pada Peningkatan Minat Baca Siswa SMA

Bahasa gaul berpotensi mengancam eksistensi bahasa Indonesia

Mengingat semakin maraknya penggunaan bahasa gaul oleh sebagian besar masyarakat modern, perlu ada tindakan dari semua pihak yang peduli terhadap eksistensi bahasa Indonesia. Apalagi bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional, bahasa persatuan, dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan.

Ada beberapa pengaruh yang ditimbulkan dari kebiasaan pemakaian bahasa gaul terhadap eksistensi Indonesia. Para remaja yang menggunakan bahasa gaul dalam kegiatan sehari-hari cenderung tidak mengenal bahasa Indonesia yang baku, baik, dan benar.

Kebanyakan dari mereka menganggap remeh penggunaan bahasa Indonesia karena dinilai kuno. Serta pudarnya rasa bangga dalam diri untuk berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia. Hal tersebut dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia.

Kita sebagai bangsa Indonesia dapat melakukan beberapa upaya guna melestarikan bahasa kita bahasa Indonesia, seperti tidak menggunakan bahasa gaul secara berlebihan, membiasakan diri melakukan apapun dengan menggunakan bahasa Indonesia, serta meningkatkan rasa kebanggaan dengan menggunakan bahasa Indonesia

Dengan begitu masyarakat diharapkan lebih mencintai bahasa Indonesia. Boleh-boleh saja menggunakan bahasa gaul, namun tetap tidak melupakan nilai-nilai yang ada dalam bahasa Indonesia, ya.

Penulis: Zakiah Annisa Jannah
Mahasiswa S1 Jurusan Akuntansi Universitas Pamulang

Editor: Ika Ayuni Lestari

Redaktur Bahasa: Rahmat Al Kafi

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI