Bahasa & Globalisasi: Ancaman terhadap Eksistensi Bahasa Indonesia

Bahasa
Ilustrasi: istockphoto

Bahasa menjadi hal yang penting dalam berkomunikasi antar individu maupun antar kelompok. Dalam perkembangannya, bahasa juga berhadapan dengan hadirnya globalisasi. Penggunaan bahasa Inggris lama kelamaan semakin marak digunakan oleh remaja dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini menjadi suatu ancaman terhadap eksistensi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Peristiwa tersebut dapat terlihat secara nyata.

Dari sisi sosiologi, bahasa menggabungkan nilai-nilai sosial yang ada. Bahasa turut berkembang seturut dengan perubahan nilai sosial. Oleh karena itu, bahasa juga berubah karena adanya globalisasi.

Samsuri (1988:13) menjelaskan bahwa bahasa merupakan kenyataan sosial yang dapat dipelajari tanpa menghubungkan dengan sejarah.  Hal ini menjelaskan bahwa bahasa adalah suatu ilmu yang tidak terikat dengan waktu. Sehingga mempelajari bahasa bukan berdasarkan sejarahnya tetapi berdasarkan waktu yang berkaitan pada zamannya.

Bacaan Lainnya

Pengaruh globalisasi pada penggunaan bahasa menjadi semakin nyata, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta. Bahkan pada usia dini, anak-anak sudah terpapar penggunaan bahasa Inggris melalui buku, tayangan, dan kebiasaan yang diterapkan oleh orang tua.

Perkembangan ini semakin diperkuat oleh keberadaan sekolah-sekolah internasional yang mewajibkan penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa utama, yang memungkinkan akan mengancam eksistensi bahasa Indonesia.

Penggunaan bahasa Inggris tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai ekspresi diri. Kemahiran berbahasa Inggris dianggap sebagai penanda prestasi, terutama dalam lingkungan yang mendorong individu untuk membuktikan eksistensi diri mereka.

Ini menciptakan budaya di mana orang Indonesia semakin bangga menggunakan bahasa Inggris, seringkali dengan pandangan merendahkan bahasa Indonesia. Hal ini terlihat dari ketidakmauan remaja untuk menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, karena mereka merasa bahasa tersebut kurang relevan dalam menghadapi tuntutan kehidupan modern.

Penggunaan bahasa Inggris pada dasarnya adalah respons positif terhadap globalisasi. Ini mencerminkan bahwa sumber daya manusia Indonesia memiliki kompetensi dan dapat bersaing di pasar internasional.

Namun, masalah muncul ketika penggunaan bahasa Inggris menjadi terlalu berlebihan dan menggantikan bahasa Indonesia dalam interaksi sehari-hari. Ancaman terhadap bahasa Indonesia adalah pencampuran penggunaan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, terutama di kalangan remaja yang tinggal di kota-kota besar.

Faktor sosio-ekonomi juga memainkan peran, dengan remaja yang memiliki akses lebih besar ke hiburan berbahasa Inggris melalui media seperti televisi, buku, majalah, dan lainnya.

Media sosial juga memainkan peran penting dalam penyebaran penggunaan bahasa Inggris. Konten di media sosial sering bersifat informal dan cenderung menggunakan bahasa Inggris. Bahkan konten yang berasal dari pembuat konten dalam negeri sering menggunakan bahasa Inggris untuk menjangkau lebih banyak audiens.

Hal ini mempengaruhi remaja yang masih dalam tahap pembentukan pendapat, dan mereka mudah terpengaruh oleh tren yang mereka lihat di media sosial.

Penggunaan bahasa Indonesia saat ini sangat dipengaruhi oleh kondisi global yang terus berkembang. Globalisasi adalah fenomena perubahan zaman yang dipicu oleh pengaruh budaya asing. Penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa internasional semakin berkembang sebagai dampak dari globalisasi ini.

Bahasa Inggris memiliki sejarah panjang sebagai salah satu bahasa tertua di dunia, digunakan sejak abad kedelapan, dan menjadi bahasa sehari-hari di berbagai wilayah jajahan Inggris seperti India, Singapura, Malaysia, Afrika Selatan, dan banyak lainnya.

Masa depan bahasa Indonesia terancam dengan perubahan ini, baik dampak positif maupun negatif. Dampak positifnya adalah bahasa Indonesia terus berkembang dengan penambahan kosakata yang lebih beragam. Namun, di sisi lain, bahasa Indonesia berisiko tergeser oleh penggunaan bahasa asing, terutama bahasa Inggris, sehingga norma dan struktur bahasa Indonesia dapat tergerus.

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi yang digunakan di berbagai tingkat pendidikan, dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Bahkan di luar negeri, bahasa Indonesia telah mulai diajarkan di beberapa negara seperti Australia, Kanada, dan Jepang. Selain itu, pendirian Pusat Bahasa atau Balai Bahasa bertujuan untuk memperkuat pengajaran dan penyebaran bahasa Indonesia.

Meskipun bahasa Indonesia mengalami perkembangan positif, tantangan yang dihadapi semakin besar. Tantangan ini dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu tantangan internal dan eksternal. Tantangan internal terkait dengan pengaruh bahasa daerah dalam bentuk kosakata, pembentukan kata, dan struktur kalimat.

Sementara tantangan eksternal datang dari bahasa asing, terutama bahasa Inggris, yang mempengaruhi kosakata bahasa Indonesia dan penggunaan struktur kalimat yang mirip bahasa Inggris.

Namun, meskipun terdapat dampak positif dalam perkembangan bahasa Indonesia, ada hal yang harus diakui: penggunaan bahasa Indonesia belum selalu tepat dan benar. Banyak penuturnya masih merasa inferior dan merasa lebih modern jika mereka menggunakan istilah asing, meskipun ada padanan bahasa Indonesia yang sesuai.

Penggunaan bahasa Inggris yang semakin meluas, terutama di kalangan siswa dan remaja, merupakan ancaman nyata terhadap eksistensi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Penggunaan bahasa Inggris dalam proporsi yang wajar mungkin positif, karena mencerminkan kemampuan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas.

Namun, bahasa Indonesia tidak boleh diabaikan. Dalam era globalisasi yang penuh perubahan, kesadaran akan pentingnya bahasa Indonesia perlu ditingkatkan, terutama di kalangan siswa dan remaja. Dengan menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa, kita dapat menjaga identitas budaya dan bahasa kita di tengah arus globalisasi yang terus berlanjut.

Penulis:
1. Brigitta Julia Cahyani
2. Benedictus Kevin Adi Yudhistira
3. Rafael Damiano Tarigan
Siswa Jurusan IPS SMA Kolese Gonzaga

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses