Bahaya Seks Bebas di Kalangan Remaja

Seks Bebas
Bahaya Seks Bebas

Anak muda zaman sekarang banyak yang menggangap melakukan seks bebas itu menjadi hal biasa, padahal efek itu sangat berbahaya dan bisa terkena penyakit contohnya HIV.

HIV itu apa sih?

Virus imunodefisiensi manusia adalah dua spesies lentivirus penyebab AIDS. Virus ini menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi.

Tanpa pengetahuan yang banyak dan luas, remaja sangar rentan melakukan perilaku hubungan seks yang berisiko akan bisa tertular HIV dan bisa terkena AIDS jika memang sudah parah.

Baca Juga: Suatu Refleksi Moral: Maraknya Budaya Seks Bebas di Era Globalisasi

Bacaan Lainnya

Sebagai seorang remaja penerus generasi bangsa kita punya kewajiban untuk membantu menurunkan jumlah banyaknya yang terkena kasus HIV/AIDS demi terciptanya masyarakat yang sehat dan bisa menjadi penerus generasi bangsa selanjutnya.

Kita sebagai remaja harus mencari informasi tentang bahayanya virus HIV dan menginformasikannya ke teman atau orang lain untuk lebih menjaga kesehatan dan jika ada temanmu yang terkena virus HIV/AIDS, kita tidak boleh menghinanya atau menjauhinya, kita bisa membantunya dengan cara memakai pakaian pelindung atau mengasih tahu akan bahayanya sering melakukan seks bebas.

Mengapa remaja sangat rentan terkena terinfeksi HIV?

Pada saat remaja yang sudah memasuki masa-masa pubertas pasti muncul akan ketertarikan terhadap lawan jenis atau sesama jenis yang berawalan dari rasa suka, jatuh cinta, jalin hubungan, dan muncullah gairah sekaual.

Gejala-gejala HIV

  • Fase pertama: belum terdeteksi jika periksa darah, masih belum terdapat keluhan, terjadi selama 1-6 bulan.
  • Fase kedua: ruam kulit, diare, infeksi saluran atas, berat badan turun < 10%, dapat menularkan ke orang lain, terjadi selama 2-10 tahun.
  • Fase ketiga: terjadi infeksi yang lebih parah, seperti pneumonia, meningitis, diare kronik, demam, TB Paru. Berat badan turun > 10%.
  • Fase keempat disebut AIDS Infeksi parah, seperti diare parah, TB di luar paru, kanker kulit. Tidak dapat beraktivitas/ bergerak.

Dan adapun gejala lain pada pria dan wanita adalah:

  • Gejala pada pria: Gejala awal kondisi ini akan menyebabkan demam ringan, ruam kulit, sakit kepala, sakit tenggorokan, hingga kelelahan pada pengidap HIV. Selain itu, penurunan berat badan, mual, muntah, munculnya keringat pada malam hari, nyeri sendi, dan pembengkakan pada kelenjar getah bening menjadi gejala lain yang menyertai.
  • Gejala pada wanita: Demam, batuk yang sulit sembuh atau sering kambuh, sakit tenggorokan, kelelahan, berkeringat di malam hari, diare kronis, sesak napas, nyeri otot.

Baca Juga: Pembentukan Karakter bagi Remaja untuk Menghindari Pernikahan Dini, Kekerasan, dan Seks Bebas

TAHUKAH KAMU?

HIV bisa kita cegah dengan cara:

  1. Saling setia terhadap pasangan, hindari berganti-ganti pasangan;
  2. Hindari penggunaan narkoba terutama melalui jarum suntik;
  3. Edukasi HIV yang benar dan mengenai cara penularan, pencegahan, dan pengobatannya, dapat membantu mencegah penularan HIV di masyarakat;
  4. Gunakan kondom setiap kali berhubungan;
  5. Hindari perilaku seksual yang berisiko;
  6. Gunakan jarum baru;
  7. Mengkonsumsi obat antiretroviral bagi mereka yang mempunyai pasangan positif HIV.

Penularan HIV bisa melalui lewat:

  • Air mani;
  • Darah
  • Cairan vagina;
  • Cairan pra ejakulasi lewat luka terbuka pada kelamin;
  • Berhubungan seks tanpa menggunakan kondom;
  • Penggunaan jarum suntik secara bergantian.

Dan HIV tidak ditularkan dari orang ke orang melalui:

  • Bersalaman;
  • Berpelukan;
  • Bersentuhan;
  • Berciuman.

Kita sebagai penerus generasi bangsa penting mendapatkan edukasi bahayanya HIV/AIDS karena yang rugi kita sendiri dan bisa merugikan orang lain, yuk sama-sama jauhkan hal negatif, tanamkan lingkungan yang positif demi kenyamanan pribadi atau orang lain.

Penulis: 

Safira Rahmadania (012211089)
Mahasiswa Keperawatan Universitas Binawan

Dosen Pengampu: Apriyani Riyanti, S.Pd., M.Pd.

Editor: Ika Ayuni Lestari     

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses