Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas diperingati setiap tanggal 2 Mei yang bertepatan dengan kelahiran dari pencetus Hari Pendidikan Nasional tersebut yaitu Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau dikenal dengan Ki Hadjar Dewantara.
Beliau merupakan sosok penting bagi kemajuan pendidikan di Indonesia. Ki Hajar Dewantara berserta kedua temannya mendirikan lembaga pendidikan Nationaal Onderwijs Institu Tamansiswa.
Kemudian terciptalah tiga semboyan dalam sistem pendidikan Indonesia, yaitu: (1) Ing Ngarso Sung Tulodo, (2) Ing Madyo Mangun Karso, dan (3) Tut Wuri Handayani.
Baca Juga: Cara Kita sebagai Pelajar dan Mahasiswa dalam Memperingati Hari Pendidikan Nasional
Pendidikan merupakan suatu pembelajaran pengetahuan dan keterampilan yang diturunkan dari generasi ke generasi selanjutnya dalam bentuk pengajaran dan pelatihan. Jika dilihat pada saat ini, generasi Z telah dimanjakan oleh teknologi canggih, seperti gadget.
Dengan adanya gadget, mereka terlena hingga lupa dengan waktu. Gadget diperguna untuk main game, membuka sosial media, menonton film, dan masih banyak lainnya. Seharusnya dengan adanya teknologi canggih seperti gadget ini dapat mempermudah kita dalam menuntut ilmu terutama bagi pelajar.
Dengan gadget, pelajar dapat mencari bahan pelajaran di internet, Google Book, sosial media, dan lainnya. Tidak perlu susah payah membeli buku, memfotokopi buku, atau lainnya.
Pembelajaran adalah proses perubahan setiap individu dalam hal pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Hal ini dilakukan sejak kita lahir. Dan ditahap memasuki usia 3-5 tahun, anak-anak sudah bisa memasuki PAUD (tidak wajib).
Wajib belajar 12 tahun dimulai dari Sekolah Dasar selama 6 tahun kemudian lanjut Sekolah Menengah Pertama selama 3 tahun, dan Sekolah Menengah Atas selama 3 tahun. Selanjutnya ada yang dinamakan dengan perguruan tinggi.
Di zaman sekarang ini kuliah itu penting untuk memperluas pengetahuan dan wawasan serta keahlian kita di bidang tertentu.
Maka dari itu kita sebagai penerus bangsa harus banyak membaca, jangan terlena dengan dunia maya, sosial media, dan game. Semua itu boleh dilakukan asal kita bisa membagi waktunya. Sesuatu yang akan kita ungkapkan itu harus kita pikir dan semua ada landasannya.
Baca Juga: Sekolah Sosio-Nasionalisme, Menyambut Hari Pendidikan Nasional 2015
Sebagai pelajar kita harus munggunakan kemampuan berpikir kita untuk mempelajari apa yang bisa kita pelajari dan sebagai penerus bangsa kita harus banyak membaca.
Jika semua pelajar menerapkan belajar menggunakan pikiran dan berpikir dengan mempelajarinya. Maka bisa dikatakan kita menjadi penerus bangsa yang maju.
“Belajar tanpa berpikir tidak ada gunanya, tapi berpikir tanpa belajar itu lebih berbahaya.”
Penulis: Anggi Aprilia Suryanti
Mahasiswa Akuntansi Universitas Muhammadiyah Riau
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi