“Aku bukan petasan yang rela meledak dan hancur demi melihatmu bahagia” dari akun twitter @adityajuliannn. Kutipan tersebut artinya petasan yang dinyalakan akan meledak dan hancur sehingga orang yang menyaksikan merasa senang dan terhibur. Dibalik rasa senang dan terhibur juga bisa mendatangkan duka, bagaimana tidak jika ledakan petasan mengenai orang di sekitarnya dan merenggut nyawanya? Ledakan petasan yang mengenai sekitarnya juga bisa menimbulkan kerugian seperti mengenai rumah yang menyebabkan kebakaran atau kerusakan lain.
Sebelum saya bahas lebih lanjut, Siapa sih yang tidak tahu petasan? Hmm Pasti semuanya tak asing lagi ya mendengar kata petasan. Lalu, petasan itu apa sih? Menurut Wikipedia Petasan adalah peledak berupa bubuk yang dikemas dalam beberapa lapis kertas, biasanya bersumbu, digunakan untuk memeriahkan berbagai peristiwa, seperti perayaan tahun baru, perkawinan, dan sebagainya. Kalau begitu apakah semua petasan berbahaya? Petasan yang berbahaya adalah petasan yang daya ledaknya besar. Petasan yang ledakannya besar antara lain:
1. Roman Candles Tubes Firework
Petasan yang menyemburkan ledakan ke langit dengan sangat indah warnanya, bahkan ada yang bisa meledak berulang kali di langit, harganya relatif lebih mahal dan sering di gunakan saat tahun baru dan pesta-pesta. Petasan jenis ini sangat populer bukan? Dari jauh saja terdengar suaranya saat meledak dilangit begitu kencang. Ada saatnya petasan jenis ini tidak dapat menyemburkan ledakan ke langit sehingga meledak di bawah dan mengenai orang-orang yang ada di sekitarnya.
2. Petasan Korek
Petasan ini paling banyak diminati karena harga yang sangat murah dan ledakannya cukup keras namun ukurannya kecil tetapi tetap saja sakit saat mengenai orang.
3. Petasan Long
Petasan ini biasanya dinyalakan saat lebaran Idul Fitri dan bekasnya sangat banyak kertas-kertas. Orang-orang sering menyebutnya petasan long karena bentuknya yang panjang. Petasan ini biasanya dirakit sendiri, sehingga panjangnya bervariasi mencapai beberapa meter. Menghasilkan suara yang keras dan ledakan yang besar. Petasan ini sering sekali memakan korban, karena orang-orang yang merakitnya merasa puas jika ledakannya besar.
Baca Juga: Apakah Islam Memperbolehkan Perayaan Tahun Baru Masehi?
Sebelum penulis bercerita tentang pengalaman penulis tentang petasan, Siapa sih yang tak punya pengalaman tentang petasan? Readers pasti pernah ya. Semasa kecil penulis dan teman-teman memang termasuk anak yang sedikit usil dan banyak tingkah. Tiga belas tahun silam penulis dan teman-teman menyalakan kembang api setelah tarawih. Yang perempuan menyalakan kembang api seperti biasa tidak dengan aneh-aneh sedangkan yang laki-laki adu keberanian yaitu di putar-putar ditubuhnya, memang ya laki-laki sejak kecil sudah berjiwa pemberani. Tiga percobaan dilalui dengan lancar, namun pada percobaan keempat teman saya yang bernama arya apes. Kembang api yang diputar-putarkan mengenai perutnya suasana pun menjadi gaduh, baju kokonya bolong dan perutnya gosong. Kembang api seketika dilempar jauh dan bajunya dilepas dibantu teman-teman. Untung tidak sampai terbakar semua dan cepat pulang untuk diobati ibunya.
Sebenarnya penulis memiliki banyak pengalaman tentang petasan, namun kalau diceritakan tak cukup sehari membacanya mungkin ya, hehe. Penulis akan bercerita lagi pengalaman yang bar-bar, harap maklum ya memang semasa kecil penulis banyak mengalami kejadian-kejadian yang cukup memusingkan ibu, eh mengakui hahaha. Sembilan tahun silam penulis dan teman-teman juga menyalakan petasan di halaman depan rumah. Kami tidak tahu kalo petasan itu akan berbunyi keras, padahal depan rumah saya ada kakek-kakek yang punya penyakit jantung. Sehingga menyebabkan penyakit jantungnya kambuh namun masih bisa diatasi di rumah. Setelah mendingan, istrinya keluar rumah dan memarahi kami yang masih berada di halaman depan, kami pun berlari dan bersembunyi di dalam rumah. Ibu saya yang menemui dan terjadi sedikit cek-cok, setelah kejadian tersebut kami tidak pernah membeli petasan jenis itu dan tidak lagi menyalakan petasan yang berbunyi keras di halaman depan rumah.
Baca Juga: Yuk, Kepoin Tahun Baru di Jepang!
Dampak Negatif Petasan
Setelah readers mengetahui apa itu petasan, penulis akan memaparkan dampaknya secara lebih jelas. Dampak petasan yang ringan yaitu menyebabkan polusi udara dan polusi suara. Polusi udara mengganggu pernafasan karena berkurangnya kadar oksigen di dalam tubuh sebab petasan yang terbakar menghasilkan polutan udara seperti sulfur dioksida (SO2), Karbon Dioksida (CO2), Karbon Monoksida (CO) dan beberapa logam. Sedangkan polusi suara mengganggu pendengaran orang-orang di sekitarnya, akibat terburuk dari polusi udara adalah tuli permanen karena kerasnya suara petasan. Dan juga berbahaya untuk orang-orang yang memiliki penyakit jantung bisa kambuh.
Dampak petasan yang fatal banyak beredar di media kabar bahkan dari tahun ke tahun korban petasan semakin parah. Miris rasanya mendengar kabar demikian, yang niatnya untuk hiburan atau tradisi malah menjadi malapetaka. Dihimpun dari Detik News, MN(37) warga Kediri tewas dengan tubuh terbelah akibat ledakan petasan. Dan dihimpun dari kompas.com 4 orang tewas juga karena ledakan petasan. Dan masih banyak lagi korban petasan yang mengakibatkan cacat hingga tewas dalam kondisi yang mengenaskan.
Petasan tidak hanya membawa malapetaka namun juga pilu bagi keluarganya. Melihat anggota keluarganya kesakitan akibat ledakan petasan dan juga biaya pengobatan yang tak sedikit akan terasa sangat berat bagi keluarga yang berekonomi pas-pasan. Sebab Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) tidak menanggung biaya pengobatan korban petasan yang mana penyembuhannya menelan biaya puluhan juta.
Baca Juga: Kerap Merasa Bosan di Masa Pandemi? Simak 7 Tips Berikut!
Dampak Positif Petasan
Dari sekian banyaknya kerugian dan bahaya petasan, lalu adakah manfaatnya? Telah kita ketahui bersama, menyalakan petasan saat lebaran menjadi tradisi di sebagian daerah. Semakin keras dan besar ledakannya maka semakin meriah juga. Mereka merakit sepanjang dan sebanyak mungkin lalu dinyalakan hingga tempat tersebut dipenuhi kertas petasan yang berceceran. Tanpa mereka sadari petasan jenis inilah yang sering memakan korban, padahal tradisi yang banyak risikonya bisa kita tinggalkan dan sudah banyak kegiatan lain yang minim risiko. Petasan bisa sebagai hiburan, orang-orang yang menontonnya senang dan takjub akan keindahan permainan warna dari petasan.
Petasan juga bisa memeriahkan suatu acara, seperti hajatan dan juga bisa sebagai pengingat bahwa keluarga ini sedang menggelar hajatan. Namun perlu diingat lagi, masih banyak cara lain selain petasan lho guys yang minim bahaya. Sangat disayangkan ya korban-korban yang masih muda yang diharapkan sebagai generasi penerus bangsa ini malah tewas karena petasan. Yang niatnya hanya hiburan malah merengut nyawa. Tidak hanya tentang mahalnya biaya pengobatan tetapi juga nyawa taruhannya. Padahal masih banyak kegiatan lain yang lebih bermanfaat. Ayo kurangi main petasan untuk keselamatan bersama!
Syarifah Nur Khanif
Universitas Sebelas Maret
Editor: Diana Pratiwi