Bertahannya UMKM Kerajinan Gerabah “Yopan Ceramics” di Kala Pandemi Covid-19

UMKM Kerajinan Gerabah Pandemi

UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) adalah bisnis yang dijalankan individu, rumah tangga, atau badan usaha kecil yang dikelola perorangan, UMKM suda ada di dalam UU Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

“Yopan Ceramics” merupakan salah satu UMKM yang berada disalah satu Desa Wisata Kasongan RT.06, Bangunjiwo, Kasihan Bantul, Yogyakarta yang didirikan oleh Bapak Purwanto. Awal mula berdirinya “Yopan Ceramics” bermula dari beliau sejak kecil suda tertarik dan mulai belajar kerajinan gerabah  dari tetangga-tetangganya dan sejak lulus SMK (Sekolah Menengah Atas) Bapak Purwanto mulai mencoba mendirikan “Yopan Ceramics”.

 Pada tahun 1990an Bapak Purwanto memutuskan untuk membuka usaha Kerajinan Gerabah sendiri, dengan nama “Yopan Ceramics” yang terinspirasi dari nama kedua anaknya yaitu Yoka dan Pandan.

Bacaan Lainnya

Baca Juga: Peran Perbankan Syariah dalam Mendukung UMKM Selama Pandemi

Proses pembuatan kerajinan gerabah sendiri yaitu pertama kita harus menyiapkan tempat produksi kemudian menyiapkan bahan produksi yaitu, tanah liat dan tanah liat ini sendiri tidak hanya tanah liat saja, tanah liat ini dicampur dengan pasir lalu setelah itu di sleb atau digiling menjadi halus atau bercampur dan menjadi liat baru bisa dipakai untuk produksi kerajinan gerabah.

Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat kerajinan gerabah yaitu ada tanah lempung, tanah merah yang diambil dari Desa Bangunjiwo, tanah kuning yang diambil dari Godean, dan ditambah dengan tanah yang diambil dari Desa Mangunan kemudian ditambah dengan pasir lembut yang diambil dari tepi sungai Kulon Progo. Semua itu nanti diolah menjadi satu dengan perbandingan tanah lempung satu, pasir satu lalu dicampur kira-kira enam kali putaran suda bagus.

Produk-produk kerajinan yang dihasilkan oleh “Yopan Ceramics” diantaranya seperti pot, guci, vas bunga, kendi, tempayan, anglo, patung berbentuk, piring, cangkir, teko, lampu taman dan masih banyak lagi. Untuk produk yang paling diminati oleh konsumen yaitu “Pot”.

Strategi Bapak Purwanto dalam memasarkan kerajinan “Yopan Ceramics” yaitu dengan cara berusaha untuk meningkatkan kualitas produk dengan cara memilih bahan yang digunakan harus berkualitas dan berinovasi terhadap desainnya, karena setiap tahun harus ada desain-desain  yang baru agar para konsumen tidak bosan dengan desain-desain sebelumnya.

Baca Juga: Dampak Pandemi Covid-19 terhadap UMKM Olahan Salak di Sleman

Bapak Purwanto sendiri telah memasarkan produk dari “Yopan Ceramics” ke Luar Negri seperti Australia pada tahun 1990an karena dulunya Australia merupakan pasar potensialnya dari kerajinan gerabah di Kasongan tersendiri, dan telah melakukan pengeksporan pada tahun 2003-2013.

Salah satunya ke Belanda berupa patung-patung Budha, dan Bapak Purwanto sendiri telah memasarkan produk “Yopan Ceramics” keluar daerah Yogyakarta diantaranya Surabaya, Sidoarjo, Aceh, Lampung, Bogor, dan Cirebon. Untuk penghasilan yang diperoleh Bapak Purwanto dalam usaha “Yopan Ceramics” berkisaran Rp.2.000.000,00 per hari (laba kotor).

Selama Bapak Purwanto menjalankan usaha “Yopan Ceramics” tidaklah selalu berjalan dengan lancar ada suka duka yang dialami oleh Bapak Purwanto seperti, “Sukanya kalo banyak konsumen yang membeli dan mendapat pesanan sedangkan, dukanya musim hujan seperti ini tidak bisa membakar gerabah karena tidak ada panas matahari dan tidak bisa kering. Duka lain, ada juga pembeli yang komplain mengenai barang yang sudah diantar ke tempat tujuan  dan sering terjadi juga pengembalian barang yang tidak cocok padahal suda ada persetujuan tentang harga diawal.” ujar Bapak Purwanto.

Awal tahun 2020 dimana Pandemi Covid – 19 mulai memasuki Indonesia cukup berdampak pada kelangsungan hidup UMKM yang ada di Indonesia. Banyak UMKM yang gulung tikar karena dampak dari Pandemi Covid – 19, namun tidak dengan “Yopan Ceramics”. Pandemi Covid – 19 ini justru menguntungkan bagi Bapak Purwanto selaku pemilik “Yopan Ceramics” karena meningkatnya pesanan dari para konsumen.

Baca Juga: Dampak Ekonomi UMKM Ayam Geprek Akibat Covid-19

Produk yang paling digemari oleh para konsumen yaitu “Pot”, karena dimasa pandemi ini mereka “menganggur di rumah tidak boleh ke mana-mana mendingan bercocok tanam,” ujar para konsumen.

Untuk terus memajukan “Yopan Ceramics” Bapak Purwanto meningkatkan kualitas yang terbaik terhadap produknya dan menginovasi desain-desain produk terbaru agar produk-produk dari “Yopan Ceramics” dapat terus bersaing dalam perkembangan jaman dan tetap diminati oleh pelanggan maupun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta.

Tak lupa Bapak Purwanto berbagi pesan dan tips bagi mahasiswa atau orang-orang kelak ingin merintis usaha dikemudian hari. Terutama dibidang kerajinan gerabah, karena usaha kerajinan gerabah sendiri dapat menguntungkan dan dapat di ekspor ke Luar Negri produk yang dihasilkan. Intinya dalam memulai usaha jangan mudah malu, karena semua perlu dicoba dan diperjuangkan untuk mendapatkan pengakuan dan hasil yang memuaskan.

Salsabila Tasya Adelia
Mahasiswa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta
Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi

Editor: Diana Pratiwi

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0811-2564-888
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI