Bullying di Lingkungan Kampus: Ancaman Tersembunyi bagi Kesejahteraan Mahasiswa

Ancaman Tersembunyi bagi Kesejahteraan Mahasiswa
Gambar dibuat dengan AI.

Pendahuluan

Selama ini bullying kerap diasosiasikan dengan anak-anak sekolah. Padahal, praktik perundungan juga bisa terjadi di lingkungan pendidikan tinggi, termasuk kampus.

Bentuknya mungkin saja berbeda. Lebih halus, simbolik atau terselubung. Tetapi dampaknya tetap serius terhadap kesehatan mental, prestasi akademik, dan juga kehidupan sosial mahasiswa.

Definisi bullying dan manifestasinya

Menurut America Psychological Association, bullying adalah bentuk dari agresi yang dilakukan secara berulang dan tujuannya menyakiti individu yang lebih lemah secara fisik, psikologis, atau sosial. Di lingkungan kampus, bullying dapat muncul dalam bentuk:

  1. Bullying Verbal dan Psikologis: ejekan, sindiran, pelecehan verbal, tekanan akademik tidak adil dari senior atau dosen;
  2. Sosial: pengucilan dalam kelompok belajar, organisasi atau kegiatan kemahasiswaan;
  3. Cyberbullying: penyebaran fitnah, penghinaan atau doxing melalui media sosial atau grup daring;
  4. Bullying Institusional: ketidakadilan sistemik yang menyebabkan mahasiswa tertentu terdiskriminasi berdasarkan ras, gender, agama atau latar belakang sosial ekonomi.

Faktor penyebab bullying di kampus

Beberapa faktor yang mungkin bisa membuat terjadinya bullying di lingkungan pendidikan tinggi seperti:

Bacaan Lainnya
  1. Budaya Senioritas: tradisi yang menormalisasi dominasi senior terhadap junior;
  2. Persaingan Akademik: lingkungan kompetitif dapat mendorong perilaku saling menjatuhkan;
  3. Kurangnya Kesadaran: banyak pelaku tidak sadar bahwa yang mereka lakukan termasuk bentuk perundungan;
  4. Minimnya kebijakan kampus: tidak semua kampus memiliki sistem pelaporan dan penanganan bullying yang efektif.

Dampak bullying bagi mahasiswa

Bullying bisa berdampak luas pada kehidupan mahasiswa antara lain:

  1. Mental dan Emosional: stres berkepanjangan, depresi, kecemasan, hingga ide untuk mengakhiri hidup;
  2. Akademik: konsentrasi menurun, motivasi belajar hilang, dan risiko drop out meningkat;
  3. Sosial: korban merasa terasing, tidak percaya diri, dan menarik diri dari lingkungan.

Peran kampus dan mahasiswa dalam mencegah terjadinnya bullying

Lingkungan kampu memiliki tanggung jawab besar dalam mencegah dan menangani bullying seperti:

  1. Pihak Kampus: meyusun kebijakan anti bullying secara tegas dan transparan, menyediakan layanan konseling dan mekanisme pelaporan yang aman dan rahasia, serta menyelenggarakan edukasi tentang bullying dan kesehatan mental secara rutin.
  2. Mahasiswa: menjadi agen perubahan dengan menolak normalisasi bullying di organisasi atau lingkungan sosial, mendukung korban dengan tidak ikut menyebarkan rumor atau infromasi pribadi, dan meningkatkan empati dan kesadaran akan hak asasi sesama.

Baca Juga: Bullying dan Hate Speech di Kalangan Pemuda: Peran Media Sosial dalam Mencegah Bullying dan Hate Speech di Kalangan Pemuda

Penutup

Bullying di kampus bukan hanya sekadar masalah perilaku, tetapi juga persoalan budaya dan sistem. Diperlukan kerja sama antara civitas akademika dan mahasiswa untuk menciptakan ruang belajar yang aman, sehat, dan suportif. Mahasiwa bukan hanya objek pendidikan, tetapi subjek yang memiliki hak untuk dihargai, didengar, dan dilindungi.

Penulis:
1. Kriscillia

2. Ng Jing Wen
3. Elsandra
Mahasiswa Ilmu Hukum & Pariwisata Universitas Internasional Batam

Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

 

Ikuti berita terbaru di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses