Campaign Hapus Email Dapat Mengatasi Pemanasan Global?

campaign hapus email

Akhir-akhir ini kita digemparkan dengan campaign hapus email yang sudah tidak terpakai sebagai upaya mengatasi pemanasan global.

Campaign tersebut bermula dari tagar #LetsEarthBreath pada salah satu akun twitter hingga menjadi trending nomor satu.

Netizen pun banyak yang masih belum faham mengenai kaitan antara penghapusan email dengan upaya mengatasi pemanasan global. 

Bacaan Lainnya

Terlebih apabila mereka hanya sekedar tahu kata “Pemanasan Global” tanpa faham akan artinya, duh gawat!

Simak penjelasan di bawah untuk lebih mengetahui mengenai pemanasan global dan keterkaitannya dengan penghapusan email!

Baca juga: Kepingan Kehancuran akibat Pemanasan Global

Pemanasan global, proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut dan daratan bumi yang dapat disebabkan karena beberapa hal, seperti efek rumah kaca, meningkatnya intensitas cuaca yang ekstrim, dan meningkatnya emisi karbon.

Dari beberapa penyebab yang telah disebutkan, tidak semua berasal dari alam melainkan karena ada yang disebabkan oleh aktivitas manusia.

Aktivitas manusia yang dimaksud di sini seperti penggunaan kendaraan pribadi yang menimbulkan polusi, pengelolaan sampah yang tidak baik dan penyimpanan email.

Ketika muncul pertanyaan “Bagaimana bisa menyimpan email berdampak dengan pemanasan global?”

Jawabannya “Bisa-bisa saja! Karena menyimpan email juga berpengaruh terhadap emisi karbon”.  

Pada awalnya, canggihnya teknologi mengantarkan manusia untuk ikut berkembang dan sejalan, di mana pengiriman pesan sekarang sudah dapat melalui surat elektronik atau email.

Hal ini dianggap dapat membantu penyelamatan bumi, karena pembabatan kayu yang menjadi bahan baku kertas dapat berkurang.

Baca juga: Kemasan Ramah Lingkungan Bioplastik “Biodegradable”

Mengirim email dan menumpuknya dapat membuat kinerja server layanan email menjadi lebih besar. Email yang dikirim akan tesimpan di penyimpanan awan atau cloud storage, yang juga bisa dibilang mesin data center yang menyedot listrik dalam jumlah besar.

Pada saat ini sebagian besar listrik masih dihasilkan oleh bahan bakar fosil yang mana menghasilkan emisi karbon.

Coba kita bayangkan jika setiap harinya ±50 juta orang di dunia mengirim email dan membiarkannya tersimpan, maka begitu besar listrik yang harus digunakan, bukan? Dan hal itu dapat memicu peningkatan emisi karbon yang cukup besar pula.

Salah satu upaya yang dapat kita lakukan untuk mencegah pemanasan global yaitu dengan menghapus email yang sudah tidak terpakai, seperti pada folder sudah terbaca, e-mail spam atau email yang sudah tidak diperlukan.

Setiap email yang kita kirim, terima atau buat diperkirakan menyumbang 0,3 gram karbon dioksida. Sekarang kita asumsikan dengan menghapus 500 email, hal ini dapat menghilangkan sekitar 175 gram karbon dioksida yang dilakukan per orang.

Baca juga: Mahasiswa UMM: Lingkungan Sehat bersama Sabun Eco Enzyme

Andaikan hampir seluruh orang di dunia melakukan upaya penghapusan email, tentunya sudah cukup membantu mengurangi emisi karbon.

Cara menghapus email juga cukup mudah, berikut langkah-langkahnya.

  1. Masuk ke akun email yang Anda miliki
  2. Lalu pilih menu kotak masuk
  3. Setelah itu, pilih ikon kotak yang di kiri atas dan pilih kategori pesan yang ingin dihapus
  4. Kemudian, ceklis kategori pesan tersebut
  5. Lalu, klik ikon hapus
  6. Selanjutnya, masuk ke menu sampah
  7. Ceklis ikon kotak di kiri atas, lalu pilih opsi hapus selamanya
  8. Setelah itu, pesan Anda akan terhapus selamanya  

Maka dari itu, sebelum Anda menghapus email, pastikan email tersebut sudah tidak dibutuhkan lagi ya, Sobat! Upaya entah kecil ataupun besar pasti memiliki efek kedepannya.

Tidak semua orang di dunia ini memiliki niat untuk melakukan sebuah upaya besar untuk perubahan. Sehingga, di sini kita melihat bahwa penghapusan email itu sebuah upaya kecil untuk mengatasi pemanasan global, khususnya pengurangan emisi karbon.

Upaya tersebut dapat dengan mudah kita lakukan setiap hari dan dapat menjadi sebuah kebiasaan sehari-hari dan dapat menjadi suat perubahan besar, terlebih jika banyak orang menerapkannya.

Penulis: Florentha Amanda Chaitra
Mahasiswa Jurusan Manajemen Bisnis Universitas Sebelas Maret

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0811-2564-888
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.