Combine Harvester: Solusi Peningkatan Produktivitas Pertanian di Kabupaten Bangkalan

Pertanian
Teknologi Combine Harvester.

Kabupaten Bangkalan merupakan salah satu kabupaten yang berpotensi besar dalam bidang pertanian dengan menyumbang 23,57% Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di tahun 2019.

Namun, tingginya produktivitas pertanian di Kabupaten Bangkalan masih menduduki dua terendah, jika dibandingkan dengan wilayah lain di Jawa Timur (PDRB, 2019).

Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan sebagai lembaga yang berwenang dalam meningkatkan sektor pertanian di Kabupaten Bangkalan terus berinovasi dengan melaksanakan program pembangunan dari hulu hingga hilir sebagai solusi dari permasalahan yang terjadi.

Bacaan Lainnya

Baca Juga: Artificial Intelligence dan Masa Depan Pertanian

Program pembangunan tersebut salah satunya adalah dengan penggunaan teknologi Combine Harvester.

Combine Harvester, yang biasa dikenal dengan ‘combine‘ adalah penemuan utama yang menghemat biaya dan waktu bagi petani. Mesin tersebut telah meningkatkan produktivitas hasil padi secara signifikan.

Mesin combine harvester.

Hal tersebut dikarenakan, mesin combine mampu menggabungkan kegiatan pemotongan, pengangkutan, perontokan, pembersihan, sortasi, dan pengantongan hasil pengolahan padi dalam satu proses kegiatan yang terkontrol.

Keunggulan kompetitif mesin Combine Harvester adalah kecepatan pemanenan dan bagaimana alat ini dapat menghasilkan kualitas gabah yang lebih bersih dengan tingkat kebersihan gabah mencapai 99,5%.

Mesin ini dioperasikan oleh 1 orang operator dan 2 pembantu operator, sehingga mampu menggantikan tenaga kerja panen sekitar 50 HOK/ha. Combine Harvester mampu beroperasi setiap hari selama masa panen padi.

Dengan operasi mesin perhari bisa mencapai 16-20 jam. Luas area mesin dalam sekali beroperasi yaitu 10-12 petak sawah. Di mana luas 1 petak sawah = 7,098 m2.

Penyuluh pertanian Dinas Pertanian, Tanaman Pangan Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan, Luluk menyatakan penggunaan mesin Combine Harvester dapat menghemat biaya operasional panen padi hingga 50%.

Umumnya, untuk proses panen padi dalam satu hektar tanah menggunakan sistem konvensional memerlukan waktu selama 4 hari.

Sedangkan jika menggunakan mesin Combine Harvester proses panen padi dalam satuan hektar dapat dilaksanakan dalam hitungan jam, dengan kapasitas kerja mesin mencapai 4-6 jam per hektar.

Baca Juga: Pertanian Organik: Pajanan Pestisida Tidak Lagi Berbahaya?

Selain meminimalkan biaya operasional, penggunaan teknologi Combine Harvester juga mampu meningkatkan pendapatan petani di Kabupaten Bangkalan dari produksi padi.

Peningkatan pendapatan dari produksi padi yang meningkat dapat dilihat dari perbandingan produksi padi yang dihasilkan secara konvensional dan sistem teknologi Combine.

“Hasil produksi padi yang diperoleh secara konvensional sebanyak 7 ton/ha per hari, sedangkan hasil produksi dengan mesin combine dapat memberi hasil 20 ton/ha per hari, tergantung dari baik buruknya kualitas padi,” ujar Luluk

Penulis: Aulina Riezqi Sa’baniyanti
Mahasiswa Teknologi Industri Pertanian Universitas Brawijaya

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0811-2564-888
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.