Sosok ayah tentunya penting dalam kehidupan seorang anak. Menurut anak-anak, ayah merupakan panutan dan tempat di mana mereka merasa aman, baik secara fisik maupun emosional.
Seorang anak yang tidak merasakan kasih sayang dan kehadiran ayah mungkin mencari sosok tersebut dari pasangan begitu dirinya tumbuh dewasa. Namun, apa yang terjadi jika seorang ayah tidak hadir dalam kehidupan?
Kondisi itu disebut dengan sebutan Daddy Issues. Daddy Issues adalah dampak psikologis akibat hubungan ayah dan anak yang tidak harmonis. Istilah non-medis ini sering dikaitkan dengan orang-orang yang memiliki isu keterikatan maupun trauma dalam hubungan hubungan romantis di kehidupan pribadi.
Orang-orang yang berisiko mengalami Daddy Issues jika ia memiliki ayah bersifat cuek, ditinggal mati oleh ayah, atau terjebak dalam hubungan toxic dengan ayahnya. Hal ini membuat anak — terutama anak perempuan — akan mencari sosok “pengganti” ayahnya melalui laki-laki lain.
Selain kurangnya kehadiran ayah, daddy issues juga bisa disebabkan oleh pelecehan seksual. Anak yang menjadi korban pelecehan di masa kecil oleh ayah tiri atau pamannya, juga bisa mengalami daddy issues ketika dewasa. Perasaan yang mereka alami ini sangatlah rumit.
Pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur menciptakan perasaan rumit pada anak-anak. Mereka ingin mencintai ayah atau pamannya karena mereka yang dirawatnya, tapi malah merasa tersakiti akibat pelecehan. Di satu sisi, si anak ingin mencintai keluarganya. Disisi lain, mereka merasa tersakiti karena pelecehan tersebut.
Seorang wanita yang memiliki Daddy Issues, dapat menunjukkan tanda dan gejala. Biasanya wanita yang memiliki Daddy Issues akan menyukai atau mencari pria yang lebih tua untuk dijadikan pasangan.
Wanita yang tertarik dengan pria yang lebih tua mempunyai harapan agar pria tersebut bisa melindungi atau memberikan apa yang dibutuhkan. Mengingat di masa kecil ia tidak memiliki sosok ayah yang bisa diandalkan. Selanjutnya, wanita yang memiliki Daddy Issues akan menjadi wanita yang mudah cemburu.
Karena dibesarkan tanpa kasih sayang seorang ayah bisa membuat orang yang memiliki Daddy Issues menjadi mudah cemas, curiga, dan cemburu. Ini karena ia merasa takut untuk ditinggalkan atau diabaikan. Selain itu, seseorang yang memiliki Daddy Issues akan suka mencari validasi.
Ia akan terus-menerus mencari persetujuan dan pengakuan dalam hubungan. Masih banyak lagi gejala dan tanda yang bisa ditemukan pada orang yang mengalami Daddy Issues.
Daddy Issues juga memiliki beberapa dampak yang penting untuk diketahui. Dampak yang biasa dialami oleh orang yang memiliki Daddy Issues adalah perasaan takut sendiri dalam hubungan. Daddy Issues dapat membuat orang yang mengalaminya takut untuk berada sendiri dalam hubungan romansa.
Biasanya penderita Daddy Issues terlalu cepat beralih ke hubungan baru setelah hubungan sebelumnya berakhir, tanpa memberi mereka cukup waktu untuk pemulihan. Sehingga menyebabkan pola hubungan yang tidak sehat dan berulang. Orang yang mengalami Daddy Issues juga akan mengalami gangguan kepribadian dependen.
Wanita dengan Daddy Issues sering merasa takut ditinggalkan dan membutuhkan perhatian serta persetujuan yang berlebihan. Mereka terlalu bergantung pada pasangan dan sulit untuk menjalani hidup mandiri. Perilaku tersebut pastinya akan menimbulkan konflik dalam hubungan.
Dampak Daddy Issues yang tidak kalah mengerikan yaitu rentan mengalami pelecehan di masa depan. Sederhananya, seseorang dengan masalah Daddy Issues cenderung lemah untuk melakukan filter dalam memilih pasangan. Karena mereka memilih hanya berdasarkan rasa nyaman.
Kita dapat menangani Daddy Issues sebelum hal itu berlanjut semakin parah. Langkah utama dari cara berdamai dengan Daddy Issues yang perlu dilakukan adalah menyadari dan mengakui hubungan kurang sehat tersebut. Lalu, pahami bahwa apa yang telah terjadi di masa tersebut tidak bisa diubah lagi.
Sehingga menerima secara sadar adalah langkah paling tepat. Kita tidak akan mampu berdamai dengan sesuatu jika tidak berani untuk menyadari dan menerimanya. Awalnya mungkin terasa menyakitkan dan tidak nyaman, apalagi mengenang kembali momen kurang menyenangkan bersama ayah di masa lampau.
Kamu mungkin akan merasakan berbagai emosi negatif seperti kecewa, sedih, marah, maupun kesal. Namun, hal itu adalah hal yang wajar.
Penting bagi kita untuk menyadari bahwa Daddy Issues bukanlah sekedar istilah yang menyederhanakan kompleksitas hubungan keluarga. Masalah ini seringkali berakar dari pengalaman masa kecil yang mempengaruhi cara kita membangun hubungan di masa dewasa.
Baca Juga: Kisah di Balik Ayah Abraham ‘Abe’
Namun, hal yang perlu di garis bawahi adalah bahwa dengan kesadaran, pemahaman diri, dan dukungan yang tepat, kita dapat menyembuhkan luka tersebut.
Menerima kenyataan bahwa perbaikan adalah perjalanan yang membutuhkan waktu dan usaha adalah langkah pertama menuju hubungan yang lebih sehat dan lebih memuaskan, baik dengan diri sendiri maupun orang lain.
Penulis: Lisda Oppy Septiyani
Mahasiswa Prodi S1 Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru di Google News