Dampak Covid-19 terhadap Pegawai Industri Penerbangan

Industri Penerbangan

Tahun 2020 ini, dunia sedang dihebohkan dengan hadirnya virus corona atau COVID-19. Virus yang awalnya berasal dari kota Wuhan, sekarang telah mewabah di Indonesia dan setiap harinya semakin bertambah banyak korbannya. Di masa pandemi covid-19 ini, hampir semua orang merasakan dampak negatif terhadap perekonomian.

Dampak bagi Industri Penerbangan

Industri penerbangan menjadi salah satu yang memiliki dampak yang paling parah akibat virus COVID-19 yang sedang mewabah di dunia, termasuk Indonesia. Tidak hanya maskapai penerbangan, bisnis pengelolaan bandara juga tidak dapat melarikan diri dari virus corona ini. Dilansir dari okefinance, pengamat Industri Penerbangan, Chappy Hakim mengatakan virus corona memang menjadi kendala terbesar pada industri penerbangan di dunia. Tidak hanya pada industrinya, pandemi virus corona ini juga berdampak pada pegawainya.

Seorang co-pilot dari salah satu maskapai Lion Group yaitu Gus Dwi Tenaya atau yang biasa dipanggil Uwi adalah co-pilot dari maskapai Batik Air. Uwi telah bekerja di Batik Air selama 4 tahun, yaitu ketika ia memulai karirnya sejak tahun 2016 sampai saat ini. Co-pilot dengan paras tampan tersebut sempat kebingungan tanpa adanya penghasilan tentu, Uwi sebagai tulang punggung keluarga harus memutar otak bagaimana menghidupi keluarganya dan istrinya yang sedang hamil.

Bacaan Lainnya

“Yang paling dominan efeknya dari pandemi ini sih, paling yang kerasa banget itu dari gaji, potongan gaji yang sangat besar. Langsung aja ya kasih tahu nih, jadi dari bulan maret udah dipotong 75%. Kita tuh ada gaji pokok di akhir bulan, terus ada gaji terbang, dan gaji transport. Tapi di semua itu, yang paling besar efeknya di gaji pokok kita, yang lain sih tergantung penumpang, kadang penumpang kita juga kurang banget, sangat berkurang, jadi otomatis flight-nya juga berkurang, jadi pasti pemasukan kita juga berkurang” tutur Uwi.

Uwi mengatakan bahwa sistem gaji di Lion Group berdasarkan banyaknya jam terbang yang dimiliki, jadi semakin banyak kerja atau jam terbang maka gaji yang didapatkan juga akan besar. Di tengah pandemi ini, Batik Air atau Lion Group tidak memberikan cuti atau merumahkan pegawainya tanpa mendapatkan gaji. Uwi mengatakan bahwa Batik Air memiliki kebijakan tersendiri untuk para pegawainya untuk memberikan pendapatan meskipun kecil.

Memutar Otak Mencari Penghasilan Tambahan

Terkena dampak negatif dari COVID-19 ini, Uwi harus mencari cara untuk mendapatkan pendapatan di luar jam terbang sebagai pilot. Uwi membuka usaha berjualan makanan online, yaitu shaburi yang dibuat dengan packaging family.

“Semejak corona ini, kebanyakan orang-orang ga bisa pergi dari rumah dan restoran juga tutup semua kan, jadi gua sama nyokap punya ide untuk buat shaburi ini karena kita mikirnya pasti orang-orang pada kangen makan shaburi. Sekarang kan belum ada jadi dicoba dibuat seperti itu. Ngapain juga di rumah ga kerja juga kan, supaya ada pemasukan tambahan” kata Uwi.

Pandemi ini juga bukan hanya berdampak kepada pilot tapi juga terhadap awak kabin yaitu pramugari. Seorang pramugari VA (23) menceritakan gajinya sebulan tergantung seberapa banyak penerbangan yang dia ikuti. Makin banyak yang dibatalkan, makin sedikit gaji yang didapat. Salah satu pramugari maskapai Lion Air yang tak ingin disebut namanya itu mengatakan bahwa selama pandemi ini pemotongan gaji pokok bisa sampai 30%.

Perspektif Pramugari

“Kita kan sebagai pramugari mengejar jam terbang ya, tapi karna pandemi ini jam terbang kita otomatis berkurang bahkan ga ada penerbangan sama sekali pas awal-awal corona ini muncul, uang jam terbang juga dipotong 25%” ujarnya.

Senada dengan Gus Dwi, VA juga memiliki inisiatif untuk memanfaatkan momen kosong terbang diawal PSBB. Ia juga memutar otak untuk mencari pendapatan tambahan.

“Selama pandemi ini aku sama temen aku punya ide untuk berjualan makanan online via whatsapp sama instagram. Jadi aku bikin makanan rice bowl dengan lauk-lauk yang tiap hari nya beda-beda. Sistem nya PO, jadi aku posting menu lunch apa untuk hari ini di instastory dan whatsapp story. Untuk saat ini kita terima pesanan cuma untuk daerah Jakarta Selatan aja sih,” ujarnya.

Seperti itulah kehidupan para pegawai penerbangan di tengah pandemi COVID-19 ini. Namun, semangat mereka patut diacungi jempol, karena tetap berusaha mencari pemasukan lagi di luar pemasukan utama. Virus corona memang sangat menakutkan, maka dari itu pentingnya menerapkan pola hidup sehat agar dapat memutuskan rantai penyebaran COVID-19.

Hanifah Azis
Mahasiswa London School of Public Relations

Editor: Sharfina Alya Dianti

Baca Juga:
Dampak Covid-19 Terhadap Perekonomian dan Pendidikan Negara
Dampak Covid-19 terhadap Ekonomi maupun Bisnis Syariah serta Peran Lembaga Keuangan Sosial Islam
Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Perusahaan Taksi Online di Indonesia dan Strategi Mengatasinya

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0811-2564-888
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI