Dampak Psikologi Pengguna NAPZA

Pengguna NAPZA
Sumber: pexels.com

Narkoba memiliki efek buruk yang dapat merusak kesehatan fisik dan psikologis seseorang.

Efek buruk narkoba tidak hanya berdampak negatif bagi kondisi tubuh, tetapi juga memengaruhi kualitas hidup penggunanya.

Selain menyebabkan ketergantungan dan berdampak pada fungsi organ vital di dalam tubuh, penyalahgunaan narkotika juga dapat mengganggu kesehatan mental penggunanya.

Untuk mengetahui apa saja efek buruk narkoba bagi tubuh secara lebih lengkap, mari simak penjelasannya melalui ulasan di bawah ini.

Bacaan Lainnya

Menurut Badan Narkotika Nasional (BNN), estimasi jumlah pengguna narkoba di Indonesia cukup besar.

Dalam beberapa survei, prevalensi pengguna narkoba diperkirakan sebagai berikut: Survei BNN 2019 menyebutkan bahwa sekitar 3,6 juta orang di Indonesia berusia 15 hingga 64 tahun terlibat dalam penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif lainnya.

Baca Juga: Dampak Pergaulan Bebas dan Penyalahgunaan Narkoba

Prevalensi Pengguna Narkoba

Dari jumlah tersebut, sekitar 1,4 juta orang dikategorikan sebagai pengguna narkoba aktif, sedangkan sisanya mungkin dalam kategori penyalahguna yang lebih ringan atau tidak terdeteksi.

Peningkatan Angka Pengguna

Setiap tahun, jumlah pengguna narkoba di Indonesia diperkirakan mengalami peningkatan, meskipun ada upaya dari pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat untuk menanggulangi masalah ini.

Banyak pengguna NAPZA, terutama yang menggunakan narkoba jenis stimulan seperti sabu-sabu atau ekstasi, melaporkan perasaan kecanduan yang sangat kuat.

Mereka sering merasa bahwa mereka tidak bisa menjalani kehidupan normal tanpa mengonsumsi zat tersebut.

Pengalaman Pengguna Sabu

Beberapa pengguna mengungkapkan bahwa mereka merasa euforia yang luar biasa pada awal penggunaan, namun semakin lama, efeknya berkurang dan mereka menjadi semakin bergantung pada narkoba untuk bisa “merasa normal”. Pengguna sering merasa cemas, depresi, atau tidak bisa tidur tanpa bantuan narkoba.

Baca Juga: Perangi Napza: Mahasiswa KKN UNDIP Edukasi Remaja di Desa Tiyaran

Pengalaman Pengguna Ganja

Ganja sering kali dipandang sebagai narkoba yang “lebih ringan”, tetapi pengguna yang sudah ketergantungan mengaku kesulitan untuk berhenti.

Mereka cenderung merasa tidak nyaman atau stres saat tidak menggunakan ganja, bahkan jika mereka tidak berencana untuk menggunakan narkoba dalam jangka panjang.

Menurut Badan Narkotika Nasional (BNN), prevalensi penyalahgunaan narkotika di Indonesia pada tahun 2023 mencapai 1,73% dari populasi penduduk usia 15-64 tahun, yang setara dengan sekitar 3,3 juta orang.

Data ini menunjukkan penurunan dibandingkan dengan periode sebelumnya; pada tahun 2021, prevalensi penyalahgunaan narkotika tercatat sebesar 1,95%.

Namun, perlu diperhatikan bahwa kelompok usia 15-24 tahun mengalami peningkatan signifikan dalam penyalahgunaan narkotika.

Selain itu, pada tahun 2024, BNN melaporkan bahwa jumlah orang yang dilaporkan terkait kasus narkoba mencapai 4.865 orang hingga September.

Sementara itu, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa jumlah penyalahguna narkotika dan pengguna alkohol yang merugikan yang mengakses layanan rehabilitasi medis pada tahun 2019 adalah 6.936 orang.

Baca Juga: Anti Narkoba: Narkoba Menghantui Generasi Muda

Meskipun terdapat penurunan prevalensi secara keseluruhan, peningkatan penyalahgunaan di kalangan usia muda menjadi perhatian serius yang memerlukan upaya pencegahan dan penanganan lebih lanjut.

Penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (NAPZA) di Indonesia memiliki dampak psikologis yang signifikan, terutama di kalangan remaja. Penelitian menunjukkan bahwa

Penggunaan NAPZA dapat menyebabkan kerusakan fungsi otak, penurunan prestasi pendidikan, gangguan mental, dan kesulitan dalam bersosialisasi.

Menurut Kementerian Kesehatan RI, penggunaan ganja dapat menimbulkan paranoia, gejala psikotik seperti pemikiran tidak teratur, halusinasi, dan delusi. Penggunaan jangka panjang dapat berkembang menjadi skizofrenia.

Selain itu, penyalahgunaan narkoba dapat memicu atau memperburuk gangguan mental seperti depresi, kecemasan, gangguan suasana hati, atau psikosis.

Faktor individu, seperti upaya mengatasi stres, depresi, kecemasan, dan gangguan stres pasca trauma (PTSD), sering menjadi alasan penyalahgunaan narkoba.

Baca Juga: Urgensi Edukasi Bahaya Penyalahgunaan Narkoba bagi Remaja

Tekanan dari teman sebaya, disfungsi keluarga, dan penggambaran penggunaan narkoba melalui media juga berperan dalam peningkatan kasus penyalahgunaan.

Dampak psikologis ini tidak hanya mempengaruhi individu pengguna, tetapi juga keluarga mereka.

Keluarga sering mengalami stres, kecemasan, dan beban emosional akibat perilaku anggota keluarga yang menyalahgunakan narkoba.

Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya penyalahgunaan NAPZA dan menyediakan dukungan psikologis bagi individu dan keluarga yang terdampak.

Jika tren penggunaan NAPZA terus meningkat, sejumlah kemungkinan negatif dapat terjadi, baik dalam jangka pendek maupun panjang, mencakup berbagai aspek kehidupan individu, masyarakat, dan negara.

Dampak Kesehatan

Kesehatan Fisik

Penyalahgunaan NAPZA dapat menyebabkan kerusakan organ seperti hati, paru-paru, dan otak, serta meningkatkan risiko penyakit menular seperti HIV/AIDS dan hepatitis melalui penggunaan jarum suntik bersama.

Kesehatan Mental

Peningkatan gangguan mental seperti depresi, kecemasan, paranoia, dan skizofrenia.

Baca Juga: Sosialisasi Anti Narkoba dan Pergaulan Bebas Pada Siswa SMA Harapan Bangsa

Dampak Sosial

Keluarga

Konflik dalam keluarga, keretakan hubungan, dan beban finansial karena biaya rehabilitasi atau pengobatan.

Kriminalitas

Meningkatnya tindak kejahatan seperti pencurian, perampokan, atau perdagangan narkoba untuk membiayai kecanduan.

Disintegrasi Sosial

Munculnya stigma terhadap pengguna, yang dapat memperburuk isolasi sosial mereka.

Dampak Ekonomi

Produktivitas Menurun

Banyak pengguna NAPZA kehilangan pekerjaan atau tidak mampu bekerja karena kecanduan, yang berdampak pada produktivitas nasional.

Biaya Kesehatan

Pemerintah dan keluarga pengguna harus menanggung biaya rehabilitasi, pengobatan, dan perawatan jangka panjang.

Beban Sistem Hukum

Peningkatan kasus narkotika membebani penegak hukum, pengadilan, dan lembaga pemasyarakatan.

Baca Juga: Stigma Sosial terhadap Mantan Pengguna Narkoba

Dampak Pendidikan

Putus Sekolah

Anak muda yang terlibat dengan NAPZA cenderung meninggalkan pendidikan formal.

Generasi Kehilangan Potensi

Penyalahgunaan NAPZA di usia muda dapat menyebabkan hilangnya potensi generasi penerus bangsa.

Dampak Kebijakan dan Hukum

Overkapasitas Penjara

Peningkatan jumlah pengguna dan pengedar akan memperburuk overkapasitas di lembaga pemasyarakatan.

Krisis Kebijakan

Pemerintah harus terus-menerus berjuang untuk menyesuaikan kebijakan pencegahan dan penanganan NAPZA.

Upaya Pencegahan yang Perlu Dilakukan

Untuk menghindari kemungkinan negatif ini, diperlukan:

Peningkatan Pendidikan

Program edukasi yang lebih intensif di sekolah dan komunitas.

Penguatan Kebijakan

Penegakan hukum yang lebih efektif dan rehabilitasi yang terjangkau.

Kerjasama Internasional

Dalam memberantas perdagangan gelap narkoba.

Dukungan Psikososial

Layanan konseling dan dukungan bagi pengguna dan keluarga mereka.

Baca Juga: Penyalahgunaan Narkoba Menyebabkan Dekadensi Moral? Berikut Ulasannya

Jika tidak ditangani dengan serius, dampak buruk dari tren ini dapat mempengaruhi kualitas hidup masyarakat secara luas dan menghambat kemajuan bangsa.

Pencegahan penggunaan NAPZA adalah suatu keharusan untuk melindungi kesehatan fisik, mental, sosial, dan ekonomi masyarakat.

Dampak buruk penyalahgunaan NAPZA tidak hanya dirasakan oleh individu pengguna, tetapi juga meluas ke keluarga, komunitas, dan negara.

Pencegahan penggunaan NAPZA adalah investasi jangka panjang untuk menciptakan masyarakat yang sehat, produktif, dan aman.

Upaya bersama dan konsisten sangat diperlukan agar prevalensi penyalahgunaan NAPZA dapat ditekan, melindungi generasi muda, dan memastikan keberlanjutan pembangunan bangsa.

 

Penulis: Ahmad Fazel Amjaddin
Mahasiswa Prodi Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang

Editor: Siti Sajidah El-Zahra
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses