Dari Desa ke Kota: Menjembatani Kesenjangan Pendidikan di Indonesia

Pendidikan
Sumber: pexels.com

Bapak Pendidikan Nasional Indonesia Ki Hajar Dewantara mendefinisikan arti pendidikan:

“Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, maksudnya, pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.” 

Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis juga bertanggung jawab.

Meskipun Indonesia telah mengalami kemajuan yang signifikan dalam sektor pendidikan, kesenjangan pendidikan masih sangatlah memprihatinkan, terutama pada kalangan golongan bawah, yaitu daerah desa atau pelosok.

Bacaan Lainnya

Para mahasiswa yang tinggal di wilayah desa sering kali menghadapi tantangan dalam mengakses pendidikan yang berkualitas. Seperti halnya jarak kampus yang jauh, susahnya akses menuju kampus, dan gaya hidup modern.

Faktor ekonomi menjadi salah satu penghalang besar bagi mahasiswa sehingga mengharuskan mahasiswa bekerja untuk membantu orang tua mereka untuk pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT).

Baca Juga: Harapan Generasi Muda terhadap Sistem Pendidikan yang Adil dan Berkualitas Tinggi pada Kepemimpinan Baru 2024

Kesenjangan ini berpotensi menghambat kemajuan bangsa dan memperlebar ketimpangan sosial.

Adanya program Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang sering kali tidak tepat sasaran juga membuat kesenjangan pendidikan di Indonesia semakin terasa.

KIP Kuliah bertujuan memberikan bantuan pembiayaan dalam kuliah dan beberapa biaya hidup setiap semester bagi mahasiswa yang memenuhi kriteria tersedia.

Salah satu kriteria tersebut merupakan mahasiswa dari keluarga yang kurang mampu, tetapi tidak jarang ditemukan kasus di mana penerima KIP Kuliah justru berasal dari keluarga yang mampu.

Mahasiswa yang seharusnya mendapatkan bantuan malah terlewatkan, sementara yang tidak membutuhkan justru menerima program tersebut.

Berikut adalah solusi dalam menghadapi kesenjangan pendidikan di Indonesia:

Peningkatan Infrastruktur Pendidikan di Daerah Desa

Salah satu solusi untuk mengurangi kesenjangan Pendidikan adalah dengan memperbaiki dan meningkatkan infrastruktur pendidikan di daerah pedesaan, seperti perbaikan akses transportasi, membangun lebih banyak kampus atau cabang perguruan tinggi pada daerah desa.

Baca Juga: Ketimpangan Sosial dalam Akses Pendidikan pada Daerah Pedesaan

Pemerintah dapat bekerja sama dengan perguruan tinggi untuk memperluas jaringan Pendidikan. Hal ini sangat penting untuk memastikan bahwa mahasiswa di daerah pedesaan dapat mengakses pendidikan yang berkualitas.

Pemberian KIP Kuliah yang Tepat Sasaran

Program bantuan pendidikan, seperti KIP Kuliah, harus lebih selektif dan tepat sasaran. Hal ini bisa dilakukan dengan memperketat mekanisme seleksi penerima KIP Kuliah.

Verifikasi data penerima harus lebih akurat, dengan memanfaatkan teknologi dan sistem data yang lebih transparan agar penerima KIP Kuliah sampai ke tangan mahasiswa yang benar-benar membutuhkan.

Pemerintah harus menetapkan kriteria yang jelas dan pengawasan yang ketat agar membantu mengurangi penyalahgunaan program ini.

Program Magang Berkomisi

Selain pemberian bantuan KIP Kuliah, perguruan tinggi dan pemerintah dapat menciptakan program magang untuk memberikan peluang bagi mahasiswa dari keluarga kurang mampu untuk memperoleh penghasilan tambahan. Ini akan membantu para mahasiswa menutupi biaya hidup dan pembayaran UKT.

Baca Juga: Penyelewengan Subsidi KIP-K

Pemanfaatan Teknologi untuk Pembelajaran Jarak Jauh

Sulitnya akses jalan ke kampus, penggunaan teknologi untuk mendukung pendidikan jarak jauh bisa menjadi solusi yang efektif.

Pemerintah dan perguruan tinggi dapat memperluas penggunaan platform pembelajaran online yang memungkinkan mahasiswa dari daerah pedesaan untuk tetap mengakses materi kuliah tanpa harus berada di kampus.

Hal ini akan memberikan kesempatan yang lebih merata bagi mahasiswa di seluruh Indonesia.

Berdasarkan permasalahan di atas dapat disimpulkan bahwa kesenjangan pendidikan di Indonesia masih menjadi tantangan yang besar dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas.

Solusi untuk mengurangi kesenjangan Pendidikan di Indonesia meliputi peningkatan infrastruktur pendidikan di daerah desa, pemberian KIP Kuliah yang tepat sasaran, program magang berkomisi, dan pemanfaatan teknologi untuk pembelajaran jarak jauh.

Baca Juga: Guru sebagai Agen Transformatif dalam Pendidikan Kewarganegaraan Global

Referensi

Ayuningtyas, I. (2021). KETIMPANGAN AKSES PENDIDIKAN DI KALIMANTAN TIMUR. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 6(2), 117–129. https://doi.org/10.24832/jpnk.v6i2.2128

Hujaimah, S., Fadhilah, A. A., Sasmita, R. F. P., Aisyah, Salsabila, N., Mariani, M., Nugraha, D. M., & Santoso, G. (2023). Faktor, Penyebab, dan Solusi Kesenjangan Sosial Dalam Pendidikan. Jurnal Pendidikan Transformatif, 2(6), 142–148.

Larasati, A. D., Dinda, D., Aidah, N. A., Gustiputri, R., & Isyak, S. N. R. (2022). ANALISIS KEBIJAKAN PROGRAM BEASISWA KARTU INDONESIA PINTAR-KULIAH (KIP-K) DI UNIVERSITAS DIPONEGORO. Jurnal Ilmu Administrasi Dan Studi Kebijakan, 5(1), 1–22.

Redja Mudyhardjo. (2009). Pengantar pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

 

Penulis: Juwairiyah Miftakhul Jannah

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

 

Editor: Siti Sajidah El-Zahra

Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses