Kanker adalah suatu penyakit yang mematikan utama di dunia. Penyakit kanker disebabkan di mana sel-sel membelah secara abnormal pada jaringan tubuh yang kemudian akan berubah menjadi sel kanker. Badan kesehatan dunia (WHO) menyatakan bahwa kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di dunia.
WHO menyebutkan jumlah kasus dan kematian yang disebabkan oleh kanker sampai tahun 2018 sebesar 18,1 juta kasus dan 9,6 juta kematian di tahun 2018. Kematian akibat kanker diperkirakan akan terus meningkat pada tahun 2030 lebih dari 13,1 juta (Kemenkes RI, 2019).
Penyebab munculnya penyakit kanker disebabkan karena faktor genetik, faktor karsinogen (radiasi, zat kimia, virus, hormon, dan iritasi kronis), dan faktor perilaku atau pola hidup.
Berdasarkan laporan dari salah satu rumah sakit di Indonesia (tahun 1968) diketahui bahwa kanker payudara hanya 22% sudah stadium operabel (Portman stadium I-II) dan 78% kanker payudara stadium inoperabel (Portman III-IV).
Sementara Tjindarbumi (1984) mencatat bahwa stadium operabel 30-35%; dan inoperabel (lanjut) 65-70% dan selanjutnya Ramli (1991) melaporkan bahwa stadium operabel sudah 42% dan inoperabel 58%.
Demikian pula hasil Collaborative Study Indonesia Jepang tentang epidemiologi kanker payudara sebagai berikut: stadium I 2%, stadium II 16%, stadium IlIa 23%, stadium IIIb 40% dan stadium IV 19%.
Kanker merupakan penyakit dengan penyebab multifaktor yang terbentuk dalam jangka waktu yang lama dan mengalami kemajuan melalui stadium yang berbeda-beda.
Kanker merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan angka kematian tertinggi di dunia. Diperkirakan akan terjadi peningkatan kasus baru kanker setiap tahunnya.
Data Riskesdas tahun 2018 bahwa prevalensi kanker meningkat 1,8 per 1000 penduduk dibandingkan tahun 2013 yaitu 1,4 per 1000 penduduk atau sekitar 347.792 orang. Berdasarkan prevalensi tertinggi pada kelompok umur 55-64 tahun dan tertinggi pada jenis kelamin perempuan dibandingkan laki-laki.
Angka prevalensi kanker tertinggi di perkotaan, dengan tingkat pendidikan tinggi. Adapun proporsi jenis tata laksana kanker dengan radiasi/ penyinaran sebesar 17,3%.
Di seluruh dunia 50% memerlukan radioterapi di antaranya 10,9 juta orang yang didiagnosis menderita kanker setiap tahun.
Cara pengobatan penyakit kanker di rumah sakit adalah dengan radioterapi, tetapi radioterapi memiliki beberapa efek samping bagi pasien. Efek samping yang ada dari radioterapi berbeda tergantung dengan kondisi tubuh pasien. Ada mungkin hanya mengalami keluhan ringan, sedang, bahkan parah.
Selain itu, efek yang muncul pula akan tergantung pada bagian tubuh yang terkena radioterapi, takaran radiasi yang diberikan. Oleh karena itu ada tumbuhan yang bisa kita manfatkan sebagai alternatif pengobatan kanker seperti daun sirsak (Annona muricata).
Baca Juga:Â Mengungkap Rahasia Tanaman Pegagan (Centella Asiatica) sebagai Antijerawat
Daun sirsak (Annona muricata) mempunyai khasiat yang manjur untuk menyembuhkan penyakit kanker. Daun sirsak menjadi alternatif banyak pasien untuk mengobati yang mana daunnya mudah didapat dan rasanya juga enak.
Kandungan acetoginin dalam daun sirsak mempunyai manfaat untuk menyerang sel kanker dengan aman dan efektif secara alami, tanpa rasa mual, berat badan turun, rambut rontok, seperti yang terjadi pada terapi kemoterapi.
Senyawa acetoginin yang terdapat dalam daun sirsak berperan sebagai inhibitor sumber energi untuk pertumbuhan sel kanker. Kekuatan energi menyebabkan sel tidak bisa membelah dengan baik.
Acetogenin yang ikut masuk ke dalam tubuh akan menempel pada reseptor dinding sel dan berfungsi merusak ATP di dinding mitokondria. Akibatnya produksi energi di dalam sel kanker terhenti dan akhirnya sel kanker akan mati. Pengolahan sel kanker.
Kemudian ada pegagan (Centela asiatica), di mana kandungan kimia dari daun pegagan yaitu ekstrak pegagan (konsentrasi 0,1% dan 1%) memiliki aktivitas penghambatan proliferasi sel kanker hati, peningkatan kerusakan DNA dan memicu apotosis.
Kemampuan pegagan bersifat antikanker disebabkan karena mengandung asam asiatika, asiaticoside dan asam madecassika. Ketiga komponen tersebut menunjukkan aktivitas antikanker yang beragam.
Asam asiatika banyak diuji aktivitasnya terhadap kanker payudara, kanker paru, kanker nasofaring, kanker ovarium, dan kanker melanoma.
Sebagai antikanker asam asiatika meningkatkan ekspresi protein Blc2, posforilasi p38, upregulation protein Bax dan menginduksi kerusakan mitokondria sehingga memicu apoptosis pada sel kanker. Asam asiatika juga menghambat siklus sel (fase S-G2) pada pembelahan mitosis sehingga bersifat antiproliferative.
Terakhir adalah buah manggis (Garcinia manggostana). Bagian yang sering dimanfaatkan sebagai obat adalah kulit manggis. Penelitian terdahulu menemukan bahwa ekstrak metanol kulit manggis menghambat proliferasi sel line kanker payudara dan memicu apoptosis.
Demikian juga dengan ekstrak etanol kulit manggis yang memiliki efek antiproliferasi. Aktivitas antikanker kulit manggis disebabkan karena kandungan xanthone yang dimilikinya, yang potensial sebagai antioksidan dan antikanker.
Baca Juga:Â Manfaat Daun Rimbang (Solanum Torvum) sebagai Pengobatan Flu dan Batuk
Sebagai antikanker, xanthone menginisiasi apoptosis, menghambat proliferasi dan metastasis sel kanker melalui penghambatan molekul anti apoptosis dan menghentikan siklus sel. Salah satu xanthone yang jumlahnya melimpah dan paling banyak diteliti karena sifat teraupetiknya yang potensial adalah α-mangostin.
Senyawa α-mangostin menginduksi apoptosis sel kanker payudara melalui jalur mitokondria, menginduksi penghentian siklus sel melalui peningkatan regulasi inhibitor cyclin-dependent kinase dan menghambat perkembangan sel tumor payudara dan menurunkan ekspresi onkogenik fosfo-AKT-treonin 308 pada jaringan kanker payudara.
Aktivitas α-mangostin lainnya adalah menghambat adhesi, migrasi dan invasi sel PC-3 pada sel kanker prostat berdasarkan uji in vitro.
Maka dapat disimpulkan bahwa uraian materi di atas bahwasanya ada tiga jenis tumbuhan yang digunakan sebagai alternatif pengobatan kanker yaitu, daun sirsak (Annona muricata), daun pegagan (Centela asiatica), dan buah manggis (Garcinia manggostana).
Masing-masing tumbuhan memilki senyawa kimia yang dapat membunuh sel kanker seperti di daun sirsak memiliki senyawa kimia acetoginin, daun pegagan memiliki kandungan senyawa kimia yang mengandung asam asiatika, asiaticoside, dan asam madecassika, kemudian yang terakhir buah manggis yang memiliki kandungan senyawa aktif xanthone.
Ketiga tumbuhan ini mampu dalam merusak sel kanker dan efek samping yang tidak berbahaya bagi penderita atau timbulnya penyakit baru, sehingga efek samping yang merugikan dalam pengobatan kemoterapi atau radioterapi dapat dihindarkan dan penggunaan alternatif dalam pengobatan penyakit kanker adalah bahan yang diekstrak dan diambil di alam.
Penulis:
Genda Marlin
Mahasiswa S1 Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang
Editor:Â Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru di Google News