Mengungkap Rahasia Daun Sirsak (Annona Murirata L): Mengandung Senyawa-Senyawa Aktif yang dapat Melawan Sel Kanker

Daun Sirsak
Daun Sirsak (Sumber: Penulis)

Pemanfaatan tanaman obat sebagai alternatif pengobatan di indonesia sangat tinggi dan telah digunakan secara turun menurun oleh masyarakat Indonesia, terlebih dengan iklim tropis yang dimiliki Indonesia membuat tanaman obat tumbuh subur di Indonesia.

Sumber lain melaporkan bahwa terdapat 6000 tanaman obat yang dapat ditemui di Indonesia, dan baru sebagian spesies saja yang di teliti lebih lanjut terkait potensi bioaktivitas dan isolasi senyawa munrinya (Nugraha dan Keller, 2011).

Pohon Sirsak (Anona muricata L) adalah tanaman yang berasal dari daerah tropis di Benua Amerika bagian Selatan, karena itu tanaman ini dapat tumbuh subur di tanah Indonesia. Tanaman sirsak berbentuk pohon kecil dengan tinggi mencapai 3-10 meter dan daunnya memiliki bentuk daun menyirip dengan ujung daun yang meruncing, permukaan daun mengkilap, serta memiliki warna hijau muda hingga hijau tua.

Bacaan Lainnya
DONASI

Tanaman sirsak sudah dikenal luas oleh masyarakat berbagai suku di Indonesia dan dipercayai sebagai tanaman obat. Tanaman ini memiliki segudang manfaat terutama pada daunnya, bahkan para ilmuwan modern telah mempelajari tanaman ini selama 50 tahun dan melihat potensi pada daunnya yang memiliki kandungan antikanker yang akan membantu melawan sel kanker tertentu.

Kanker merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia, dan menyebabkan 9.6 juta kematian pada setiap tahun, pada negara berkembang seperti Indonesia 70% kematian yang terjadi disebabkan oleh kanker.

Berdasarkan Globocan 2020, kasus baru kanker di Indonesia adalah sebanyak 396.314 kasus dengan kematian sebesar 234.511 orang. Kanker tertinggi pada perempuan adalah kanker payudara (65.858 kasus), diikuti Kanker Leher Rahim (36.633 kasus). Kanker tertinggi pada laki-laki adalah kanker paru (34.783 kasus), diikuti kanker kolorektal (34.189 kasus).

Kanker dikenal sebagai penyakit yang sangat ditakuti karena proses penyembuhannya sulit dan biaya pengobatannya yang memakan biaya mahal.

Salah satu pengobatan yang dijalani untuk atasi penyakit tersebut yakninya kemoterapi. Kemoterapi merupakan perawatan kanker dengan menggunakan obat-obatan yang bertujuan untuk membunuh sel kanker, namun pengobatan ini bekerja tidak selektif,jadi tidak saja membunuh sel kanker namun juga membunuh sel-sel yang sehat di dalam tubuh kita.

Munculnya kanker ini disebabkan karena pola hidup yang tidak sehat seperti merokok. Merokok merupakan faktor risiko utama kanker yang menyebabkan terjadinya lebih dari 20% kematian akibat kanker di dunia, minum-minuman beralkohol dan berlebihan dalam mengonsumsi makanan yang tidak sehat seperti junk food, kurang konsumsi buah sayur, kurang aktivitas fisik dan kanker juga dapat disebabkan oleh faktor keturunan.

Baca juga: Pemanfaatan Ekstrak Daun Sirsak (Annona Muricata. L) sebagai Antikanker Payudara

Secara spesifik daun sirsak memiliki potensi besar dalam pengobatan kanker didukung dengan adanya aktivitas sitotoksisitas selektif, sitotoksisitas selektif merupakan kemampuan suatu zat untuk membunuh sel tertentu secara selektif.

Hal ini berkaitan dengan sifat sel kanker yang memiliki bentuk yang hampir sama dengan sel-sel sehat yang ada di tubuh kita dengan sifat kedua sel tersebut membuat penyakit kanker sulit untuk disembuhkan.

Daun sirsak mengandung acetogenin yang mampu melawan 12 jenis sel kanker. Banyaknya manfaat sirsak membuat orang mulai beralih mengonsumsi suplemen herbal daun sirsak sebagai alternatif pencegahan dan pengobatan konvensional. Pada daun sirsak, telah ditemukan 18 jenis annonaceous acetogenin dan telah terbukti secara in vitro bersifat sitotoksik.

Daun sirsak (Annona muricata L) memiliki sifat toksik yang tinggi terhadap sel kanker ovarium, serviks, dan sel kanker kulit pada dosis rendah. Acetogenins sering disebut sebagai inhibitor I atau penghambat pertumbuhan sel kanker paling kuat (Puspitasari, 2016).

Mekanisme kerja acetogenin dalam menghambat pertumbuhan sel kanker diantaranya dengan menghambat kerja NADH pada rantai respirasi sehingga pembentukan ATP terhambat.

Pembentukan ATP yang terhambat akibat acetogenin mengakibatkan pembelahan sel kanker terhambat (Utari dkk., 2013). ATP disini memiliki sumber energi utama sel, dan sel kanker membutuhkan banyak ATP untuk tumbuh dan berkembang.

Acetogenin di dalam tubuh memiliki persamaan dengan adriamycin yang biasa digunakan dalam kemoterapi untuk mengobati kanker. Keduanya diketahui memiliki kemampuan yang sama untuk menghambat proliferasi sel kanker meskipun dengan mekanisme yang berbeda.

Namun, acetogenin diketahui memiliki kemampuan lebih baik dalam mematikan sel-sel kanker dibandingkan adriamycin. Senyawa ini juga spesifik hanya akan mematikan sel kanker tanpa mempengaruhi sel lain yang sehat (Wulandari, 2016).

Kandungan acetoginin dalam daun sirsak memiliki manfaat untuk menyerang sel kanker dengan aman dan efektif secara alami, tanpa rasa mual, rambut rontok, berat badan turun seperti yang terjadi pada terapi kemoterapi sebagai salah satu prosedur pengobatan kanker.

Pada pengobatan kanker, daun sirsak (10-15 lembar) direbus dengan 3 gelas air (600 cc) hingga tersisa 1 gelas air rebusan. Pada saat merebus sebaiknya menggunakan kendi atau panci yang terbuat dari tanah liat agar kemurnian zat yang ada pada daun sirsak tetap terjaga.

Air rebusan di minum selagi hangat setiap hari, pagi atau sore hari selama 3–4 pekan. Perlu diperhatikan, pengambilan daun sirsak sebaiknya di mulai dari daun ke-4 atau ke-5 ujung pucuk. Hal ini di karenakan pada daun yang terlalu muda, senyawa belum banyak terbentuk. Sementara pada daun yang tua sudah mulai rusak sehingga kadarnya berkurang (Utari K et,al 2013).

Daun sirsak memiliki potensi sebagai antikanker karena memiliki kandungan acetogenin yang dapat menghambat pertumbuhan sel kanker. Namun, pengunaannya perlu dilakukan konsultasi dengan dokter dengan melakukan kombinasi dengan terapi medis dapat menjadi pilihan yang aman untuk melawan kanker, perlu diingat informasi ini bukan pengganti saran dari pihak medis yang profesional,selalu konsultasikan dengan dokter Anda.

 

Penulis: Ghina Althaf Ananta
Mahasiswa S1 Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.