Pemanfaatan Daun Sirsak (Annona Muricata L) sebagai Pengobatan Diabetes Melitus

Daun Sirsak (Annona Muricata L)
Daun Sirsak (Sumber: Penulis)

Diabetes Melitus merupakan penyakit yang umum diketahui, dimana penyakit ini dapat terjadi akibat tingginya kadar gula darah seseorang yang bisa saja terjadi karena pankreas tidak dapat menghasilkan insulin yang cukup. Insulin merupakan hormon yang sangat penting di dalam tubuh manusia, insulin ini berperan sebagai pengatur gula darah atau glukosa.

Jika penderita diabetes melitus mengalami kenaikan gula darah, maka akan memicu timbulnya penyakit lainnya atau terjadinya komplikasi seperti hipertensi, gangguan penglihatan mata, stroke, luka sulit sembuh, kerusakan hati bahkan ginjal.

Perkembangan zaman yang terjadi saat ini, teknologi berkembang dengan pesat begitu juga dengan obat yang semakin lama obat yang dihasilkan semakin canggih. Efektifnya obat kimia baik dalam penggunaan hingga tingkat keberhasilan penyembuhan.

Bacaan Lainnya
DONASI

Namun bukan berarti obat kimia lebih aman dibandingkan obat tradisional. Obat kimia justru memiliki efek samping yang kerap timbul akibat penggunaannya. Sedangkan pengobatan tradisional dalam penggunaannya menimbulkan efek samping tetapi lebih sedikit.

Dalam pengobatan antidiabetes, daun sirsak merupakan tanaman yang digunakan secara empiris untuk pengobatan penyakit ini.

Berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan, daun sirsak memiliki kandungan metabolit sekunder berupa golongan alkaloid yaitu annonaine, isolaureline, dan xylopine. Senyawa ini dipercaya dapat meningkatkan sekresi insulin hingga dapat menurunkan penyerapan glukosa di usus.

Sedangkan pada golongan flavonoid mengandung gallic acid, epicarecine, dan catechine. Senyawa senyawa tersebut dapat bekerja dalam menghambat absorpsi glukosa dan dapat meningkatkan toleransi glukosa.

Berdasarkan hasil penelitian, daun sirsak memiliki metabolit flavonoid daun sirsak yang memiliki efek hipoglikemik melalui berbagai cara, seperti dengan menghambat absorpsi glukosa, meningkatkan toleransi glukosa, merangsang pelepasan insulin (atau berfungsi seperti insulin), meningkatkan ambilan glukosa oleh jaringan perifer, dan mengatur enzim-enzim yang bertanggung jawab atas metabolisme karbohidrat.

Tanin meningkatkan ambilan glukosa dan mengaktifkan MAPK (Mitogen Activated Protein Kinase) dan PI3K (Phosphoinositide 3-Kinase) untuk menurunkan kadar glukosa darah. Daun sirsak dapat berperan sebagai penurun kadar glukosa dalam darah, karena dalam daunnya memiliki kandungan senyawa berupa flavonoid dan tanin yang dapat berperan sebagai antidiabetik.

Baca juga: Daun Stevia (Stevia Rebaudiana) sebagai Pengganti Gula bagi Penderita Diabetes

Adapun senyawa aktif yang berperan dalam pengobatan diabetes pada daun sirsak dapat dilakukan analisis beberapa uji yaitu:

1. Uji fitokimia

Dalam pengujian ini didapatkan hasil bahwa daun sirsak positif mengandung senyawa alkaloid, steroid, flavonoid, dan tanin yang diuji melalui daun kering maupun daun segar.

2. Analisis senyawa alkaloid

Daun sirsak kering maupun segar mengandung alkaloid, hal ini diasumsikan adanya endapan saat dilakukan pengujian. Adapun alkaloid dalam daun sirsak ini dapat berfungsi sebagai antioksidan di mana menangkal radikal bebas.

3. Analisis senyawa steroid, terpenoid, dan saponin

Daun sirsak positif mengandung senyawa steroid. Hal ini dibuktikan dengan adanya perubahan warna hijau.

4. Analisis senyawa flavonoid

Daun sirsak baik dari daun kering maupun daun segar positif mengandung flavonoid yang dibuktikan saat menguji daun kedalam larutan metanol yang bersifat polar. Senyawa ini dapat berperan sebagai antioksidan yang dapat berfungsi sebagai pengobatan diabetes .

5. Analisis senyawa fenol

Berdasarkan penelitian, daun sirsak positif tidak mengandung fenol.

6. Analisis senyawa tanin

Daun sirsak positif mengandung tanin karena dalam pengujian terjadi perubahan warna yang disebabkan oleh senyawa kompleks antara tanin dengan FeCl3.

Berdasarkan analisis, daun sirsak berpotensi dapat menghambat peningkatan kadar gula dalam darah karena dapat menghambat kerja enzim α amilase dan α glukosidase. Kandungan fenol pada daun sirsak menyebabkan hal ini terjadi.

Senyawa fenol ini juga menghambat kerja enzim konversi angiotensin (ACE), yang memiliki potensi untuk meningkatkan tekanan darah. Hipertensi adalah efek DM, dan senyawa fenol daun sirsak, bersama dengan obat sintetis seperti captopril, menurunkan tekanan darah dengan baik.

Kandungan flavonoid dalam daun sirsak berfungsi sebagai hipoglikemik dengan mengurangi absorpsi glukosa, merangsang pelepsan insulin, meningkatkan toleransi glukosa, mengatur enzim yang bertanggung jawab atas metabolisme karbohidrat, dan berfungsi sebagai insulin.

Selain itu, flavonoid memiliki kemampuan untuk menetralkan radikal bebas, yang mencegah kerusakan sel beta pankreas, dan berfungsi sebagai antiseptik dan antiinflamasi.

Ekstrak daun sirsak menunjukkan manfaat anti-diabetes melalui proses antioksidan. Ekstrak daun sirsak mengurangi proses peroksidasi lipid pada tikus diabetes yang diinduksi streptozotocin dan secara tidak langsung berdampak pada sintesis insulin dan antioksidan endogen. Selain itu, penelitian mengungkapkan bahwa tikus wistar penderita diabetes albino mengalami penurunan kadar α glukosa darah setelah pengobatan dengan ekstrak.

Selain itu daun sirsak, sel pankreas pada tikus wistar albino diabetes juga tidak menunjukkan perubahan yang sering diamati ketika mereka diobati dengan daun sirsak. Selain itu, kadar glukosa darah, berat badan, konsumsi makanan dan air, profil lipid, dan pertahanan oksidatif semuanya kembali normal.

Terdapat sebuah studi klinis menunjukkan efek tambahan positif dari daun sirsak untuk glibenklamid pada pasien diabetes tipe II.

Penelitian in vivo melaporkan efek menguntungkan dari daun sirsak pada model murine termasuk penurunan kadar glukosa darah puasa, mengurangi penurunan berat badan terkait diabetes, meningkatkan insulin serum, meningkatkan profil lipid, menormalkan aktivitas enzim antioksidan, dan mengerahkan tenaga pelindung pankreas dan efek hepatoprotektif.

Studi in vitro terhadap daun sirsak menunjukkan potensinya untuk mengurangi kadar glukosa post-prandial dengan menghambat ÿ-amilase pankreas, lipase, dan glukosidase serta menurunkan stres oksidatif dengan menghambat glikasi dan peroksidasi lipid. Selain itu, penelitian insilico menunjukkan efek positif daun sirsak dalam meningkatkan sensitivitas insulin.

Daun sirsak menunjukkan efek yang menjanjikan pada parameter metabolisme pada diabetes mellitus. Mengingat daun sirsak dikonsumsi secara luas di seluruh dunia, eksplorasi lebih lanjut mengenai potensi terapeutiknya sangatlah bermanfaat.

Terdapat penelitian terkait evaluasi khasiat antihiperglikemik ekstrak etanol daun sirsak (A. muricata L.) dan acarbose pada tikus diabetes yang diinduksi streptozo-tocin (STZ).

Penelitian eksperimental ini melibatkan pre dan post test pada lima kelompok tikus, dua kelompok kontrol dan tiga kelompok perlakuan. Setelah pengobatan, didapatkan hasil bahwa semua kelompok perlakuan menunjukkan perubahan (penurunan) kadar glukosa darah yang signifikan.

Daun sirsak dilaporkan mengandung komponen seperti flavonoid, tanin, dan alkaloid yang dapat menyembuhkan jaringan pankreas pada pasien diabetes.

Daun sirsak mengandung turunan flavonoid, seperti quercetin. Flavonoid menurunkan kadar gula darah dengan berbagai cara, termasuk menghalangi penyerapan glukosa, meningkatkan toleransi dan penyerapan glukosa oleh jaringan perifer, meningkatkan produksi insulin atau berfungsi sebagai insulin, dan memodulasi enzim yang terlibat dalam metabolisme karbohidrat.

Flavonoid quercetin dan chrysin dapat berfungsi sebagai agen hipoglikemik pada dosis tinggi. Hal ini mencegah peningkatan kadar glukosa darah dengan mendorong sel untuk memproduksi lebih banyak insulin. Penelitian in vitro lebih lanjut mengungkapkan bahwa quercetin dapat menghambat transportasi glukosa melalui transporter glukosa usus 2 (GLUT2) dan 5 (GLUT5), yang bertanggung jawab untuk penyerapan glukosa di usus kecil.

Dari penjelasan sebelumnya, dapat kita simpulkan bahwa daun sirsak dapat berpotensi meningkatkan kontrol glikemik yang lebih baik, menormalkan parameter lipid, merangsang sekresi dan kerja insulin, serta memperbaiki morfologi pankreas dan hati karena mengandung berbagai jenis senyawa bioaktif dari golongan tertentu, seperti acetogenin, flavonoid, fenol, dan alkaloid.

 

Penulis: Shendy Freaselly
Mahasiswa Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI