Di tengah kemeriahan industri K-Pop yang sering kali didominasi oleh grup dengan tarian koreografi yang sinkron dan penampilan visual yang memukau, DAY6 muncul sebagai band yang memilih jalur berbeda. Dengan fokus pada musik live instrument dan lirik yang emosional, mereka berhasil menarik perhatian sebagai salah satu band yang otentik dan penuh makna.
Sejak debut mereka pada 7 September 2015 di bawah naungan JYP Entertainment, DAY6 telah meninggalkan jejak mendalam di industri musik Korea Selatan dan internasional. Band ini menawarkan lagu-lagu yang berbicara tidak hanya tentang cinta, tetapi juga tentang kehidupan, perjuangan, dan hubungan antar manusia.
DAY6 memulai perjalanan karir mereka sebagai grup band K-Pop dengan enam anggota: Sungjin, Jae, Young K, Wonpil, Dowoon, dan Junhyeok. Album debut mereka, The Day, dirilis pada 7 September 2015 dan langsung mendapat perhatian luas.
Lagu utama mereka, “Congratulations”, menjadi hits berkat liriknya yang jujur dan relevan dengan kehidupan serta aransemen musik yang penuh emosi. Lagu ini menceritakan tentang patah hati dan kehilangan dengan cara yang otentik, membuat banyak pendengar merasa terhubung secara emosional.
Namun, perjalanan mereka tidak sepenuhnya mulus. Pada 2016, Junhyeok memutuskan keluar dari grup karena alasan pribadi, meninggalkan lima anggota yang melanjutkan perjalanan mereka dengan semangat baru. Kehilangan ini menjadi tantangan awal bagi DAY6, tetapi mereka berhasil membuktikan bahwa musik mereka tetap kuat dan relevan.
Setelah bertahun-tahun menghasilkan karya yang luar biasa, pada tahun 2022, Jae juga memutuskan untuk meninggalkan grup untuk fokus pada karir solonya. Meski begitu, empat anggota yang tersisa; Sungjin, Young K, Wonpil, dan Dowoon terus menunjukkan solidaritas mereka sebagai sebuah band yang berkomitmen untuk menciptakan musik bermakna.
Dengan perubahan formasi ini, DAY6 tetap konsisten memberikan karya-karya berkualitas. Proyek monumental mereka, Every DAY6 pada 2017, menjadi bukti dedikasi mereka dalam bermusik.
Proyek ini menghasilkan dua lagu setiap bulan sepanjang tahun, termasuk hits seperti “I Loved You” dan “You Were Beautiful”, yang memperkuat identitas mereka sebagai band yang tidak hanya berbicara tentang cinta, tetapi juga menggambarkan dinamika emosi dan kehidupan.
Proyek monumental mereka, Every DAY6 (2017), menjadi tonggak penting dengan merilis dua lagu setiap bulan sepanjang tahun. Lagu seperti “I Loved You” dan “You Were Beautiful” membuktikan kemampuan mereka menciptakan karya yang relevan secara emosional.
Young K pernah berkata dalam wawancara dengan The Korea Herald, “Kami ingin menciptakan lagu yang bisa menjadi pelipur lara dan pengingat untuk tetap bersemangat menjalani hidup.”
Baca Juga: Budaya K-Pop Mulai Merajai Indonesia
DAY6 sebagai Idol K-Pop
Berbeda dari banyak grup idol K-Pop yang fokus pada koreografi dan visual, DAY6 menonjol dengan pendekatan mereka yang mengutamakan musik live. Sebagai band, mereka memainkan instrumen mereka sendiri, menciptakan dan memproduksi lagu mereka sendiri, menyuguhkan pengalaman yang autentik dalam setiap pertunjukan.
Sungjin, sebagai leader, pernah mengatakan dalam wawancara dengan JTBC News, “Kami ingin dikenal karena musik kami, bukan hanya karena penampilan kami.”
Kejujuran mereka dalam bermusik membuat DAY6 menjadi grup yang dihormati, tidak hanya oleh penggemar, tetapi juga oleh rekan sesama musisi. Lagu-lagu mereka mencakup berbagai tema, dari cinta hingga kesehatan mental, menjadikannya relevan bagi banyak orang.
Para member kerap memberikan motivasi untuk penggemarnya agar mereka lebih berkembang lagi dalam segala aspek. Menurut para penggemar, Day6 merupakan grup idol K-pop yang menurut sangat berbeda dari yang lain. Mereka memiliki pendekatan yang lebih lembut terhadap penggemarnya, tidak seperti boyband lainnya.
Selain itu, lagu-lagu mereka sangat istimewa karena sebagian besar diciptakan sendiri oleh anggota grup, yang menunjukkan betapa mendalam dan detailnya proses kreatif mereka. Hal ini membuktikan bahwa mereka memang musisi sejati, yang benar-benar berkarya dari nol.
Perjalanan karir Day6 cukup berkesan, terutama setelah menonton acara WIN: WHO IS NEXT yang menampilkan Day6, iKON, dan WINNER. Dalam acara tersebut, penggemar dapat turut merasa simpatik dengan Day6 yang menunjukkan perjuangan kerasnya dari mulai tampil di jalanan dan kafe-kafe kecil hingga mencapai kesuksesan besar seperti sekarang.
Meskipun banyak rumor atau skandal yang beredar, Day6 tetap bisa mempertahankan eksistensinya. Keberanian dan ketekunan salah satu member yaitu Sungjin, yang tetap bertahan meskipun sempat hiatus, benar-benar patut diacungi jempol.
Seje (21), seorang penggemar DAY6 menyampaikan pendapatnya “DAY6 adalah contoh nyata dari konsep “alon-alon asal kelakon” dalam industri K-pop, yang berarti mereka mencapai puncak karirnya bukan secara instan”. Keberhasilan mereka tercapai melalui proses yang panjang dan bertahap, yang membuat mereka tetap stabil di dunia industri K-pop.
Setelah hampir sepuluh tahun berkarier, Day6 semakin matang dan semakin dikenal luas oleh publik. Perjalanan mereka dari titik nol ini mengingatkan kita bahwa setiap hal memerlukan waktu. Usaha yang keras tidak akan mengkhianati hasil, dan meskipun perjalanan itu penuh tantangan, waktu untuk bersinar akan datang asalkan kita terus bekerja keras dan berpegang pada prinsip yang diyakini.
Baca Juga: Be Different, Be You: Talkshow Grab It Fast dan Festival Musik 2023
My Day: Sebuah Komunitas yang Kreatif dan Menginspirasi
My Day, nama fandom resmi DAY6, dikenal sebagai komunitas yang suportif dan penuh semangat. Mereka tidak hanya mendukung DAY6, tetapi juga satu sama lain. Banyak My Day yang membentuk persahabatan melalui kecintaan bersama terhadap musik DAY6.
Salah satu kebiasaan unik fandom ini adalah fan project kreatif selama konser. Dalam konser Forever Young di Surabaya, My Day Indonesia menyanyikan lagu Day6 yang berjudul “Healer” dengan mengganti lirik dari Bahasa Korea gwaenchana gwaenchana menjadi rapopo rapopo yang memiliki arti tidak apa-apa sebagai kejutan untuk DAY6.
Fan project tersebut dinilai My Day cukup membekas ke salah satu member Day6. Wonpil, sang pianis, terlihat menyanyikan lirik tersebut dimana-mana bahkan hingga ke konser pemberhentian Jakarta.
Gracia Angelina (20), seorang My Day dari Semarang, mengatakan, “My Day adalah fandom yang terbuka dan tidak terlalu ikut campur dalam kehidupan pribadi idola. Kami sadar bahwa mereka adalah manusia biasa yang punya kehidupan sendiri.”
My Day mencerminkan sebuah komunitas yang matang, penuh kehangatan, dan saling mendukung. Anggotanya menunjukkan kedewasaan dengan tidak terjebak dalam perdebatan hal-hal sepele, melainkan lebih memilih untuk fokus pada hal-hal yang lebih penting.
Menurut sebagian multifandom, My Day merupakan fandom yang terbuka terhadap berbagai situasi, masukan, dan kritik, baik mengenai DAY6 maupun sesama anggota fandom. Meskipun fanwar tentu saja tak dapat dihindari, My Day cenderung menghindari konfrontasi dan lebih memilih untuk menjaga keharmonisan di antara sesama penggemar.
Suasana yang tercipta dalam fandom ini tetap terasa tenang dan kondusif. My Day adalah contoh fandom yang memahami batas antara yang baik dan buruk, serta menghargai perbedaan tanpa perlu memperdebatkannya.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Pemicu Derasnya Hallyu di Indonesia
Interaksi My Day dengan DAY6 : Tetapkan Batasan dan Etika
Interaksi antara My Day dan DAY6 selalu penuh kehangatan. DAY6 dikenal karena usaha mereka untuk tetap terhubung dengan penggemar, baik melalui media sosial maupun konser. Young K, misalnya, sering menjawab pertanyaan penggemar di platform komunitas, memberikan nasihat yang membangun.
My Day menilai nasihat Young K itu realistis misalnya seperti mengingatkan fakta bahwa idol dan fans itu tidak bisa disatukan dalam hubungan cinta sewajarnya pasangan.
Gracia Angelina (20), My Day asal semarang mengungkapkan kebiasannya, “Paling menonjol di aku sih adalah tau batasan aja gitu, yaudah kita tuh fans dan idol punya kehidupannya sendiri, jadi ya gak terlalu mengusik kehidupan pribadinya”.
Sungjin sebagai leader DAY6 juga tegas kepada My Day. Melalui media sosial, fansign, program radio, dan pertemuan lainnya ia kerap menegur jika perilaku My Day salah atau dinilai kurang pantas. Dalam komunikasi daring, My Day mengusahakan hanya berkomentar yang sewajarnya saja pada DAY6 ketika mereka mengunggah konten maupun melakukan siaran langsung.
My Day selalu berusaha untuk tidak berkomentar yang menyinggung masalah pribadi anggota DAY6 untuk menghindari konflik dan menjaga perasaan anggota. Jika muncul berita hoax mengenai DAY6, My Day tidak menerima secara mentah-mentah informasi tersebut dan menunggu konfirmasi secara langsung dari agensi maupun anggota DAY6 sendiri.
Laila (25), seorang My Day yang telah menjadi penggemar DAY6 dari 2015 mengatakan, “Sebagai penggemar hubungan saya dengan DAY6 ya sebatas idol dan fans saja, ada peran masing-masing. Walaupun agak halu tapi masih batas wajar kok, gak yang kayak menganut ‘bias is mine’. Kalau misal ada rumor dating yaudah biarin aja kan mereka sudah di umur yang dewasa, mereka juga orang Korea kita orang Indonesia jadi pasti kulturnya udah beda banget.”
Baca Juga: Variety Show Korea Selatan ‘Running Man’
Belajar Hidup dengan Sabar dan Kerja Keras Lewat DAY6
DAY6 tidak hanya menginspirasi melalui musik mereka, tetapi juga melalui perilaku mereka sebagai individu. Sungjin, misalnya, sering berbicara tentang pentingnya bersikap rendah hati dan bekerja keras. “Tidak ada kesuksesan yang instan. Semua membutuhkan usaha dan kesabaran,” katanya dalam salah satu siaran langsung. Kebiasaan dan afirmasi positif ini berdampak pada penggemar.
Banyak My Day yang merasa terinspirasi untuk menjalani hidup dengan lebih baik. “DAY6 mengajarkan saya untuk tidak menyerah dan selalu bekerja keras meskipun hidup terasa sulit,” ujar Laila. Kebiasan lain dari DAY6 yang kerap dicontoh oleh My Day adalah tidak egois dan mau mendengarkan anggota satu sama lain, terutama Sungjin sering berusaha menjadi penengah.
Seje (21), berbagi pengalamannya belajar dari kebiasaan member DAY6: “Dari cara DAY6 memperlakukan maknae mereka, terutama Dowoon, aku belajar untuk lebih peduli. Mereka nggak pernah menyuruh, tetapi selalu bertanya terlebih dahulu apakah Dowoon bersedia melakukan sesuatu atau tidak. Dari situ, aku belajar sebelum melakukan sesuatu kepada orang lain bertanya dulu mereka berkenan atau engga. Kebiasaan ini sangat memengaruhi cara aku berinteraksi sehari-hari dengan lingkunganku”. Sikap perhatian seperti ini menjadi teladan bagi penggemar untuk selalu menghormati pilihan dan kenyamanan orang lain.
Dengan musik yang jujur dan penuh makna, DAY6 telah menciptakan sejarah yang tak tergantikan di dunia K-Pop. Mereka tidak hanya menghasilkan lagu-lagu yang menyentuh hati, tetapi juga membangun hubungan yang mendalam dengan penggemar mereka, My Day. Lagu-lagu seperti “Zombie” dan “Time of Our Life” menjadi pengingat bagi banyak orang untuk terus melangkah, bahkan di saat-saat sulit.
My Day tidak hanya menghormati musik DAY6, tetapi juga menjadikan band ini sebagai inspirasi dalam kehidupan sehari-hari. Melalui perilaku mereka, seperti dedikasi Sungjin terhadap kerja keras, ketenangan Dowoon dalam mengekspresikan diri, Young K dengan kejujurannya dan Wonpil dengan ketulusannya, DAY6 menunjukkan bahwa hidup harus dijalani dengan penuh kejujuran dan keberanian.
Konser Forever Young di Surabaya hanyalah salah satu contoh bagaimana DAY6 menciptakan momen tak terlupakan bagi penggemar mereka. Dengan penampilan yang autentik dan interaksi yang tulus, mereka terus membuktikan bahwa musik adalah bahasa universal yang mampu menghubungkan hati.
Seperti yang dikatakan Wonpil dalam salah satu wawancara, “Kami berharap lagu-lagu kami dapat menjadi teman untuk semua orang, kapan pun mereka membutuhkannya.”
Penulis: Gracia Ella Puspita
Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Ciputra
Editor: I. Khairunnisa
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Referensi
JTBC News : https://youtu.be/emqOWTh44nk?si=Hto5sn7rICLJ6QCb
Allure Korea : https://youtu.be/-O1UYjwQgds?si=jiFjWPuitomQt_tr
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News