Batam – Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah usaha produktif yang dimiliki perorangan atau badan usaha yang memenuhi kriteria tertentu. Kriteria tersebut dibedakan menjadi usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah.
Jumlah pelaku UMKM per tahun 2024 di Indonesia sudah menembus diangka 65 juta pelaku usaha kecil dan menegah. Sedangkan pelaku UMKM di Kota Batam mencapai 81.486, data ini berdasarkan data Online Data Sistem (ODS) dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) RI yang dapat kita akses di situs Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batam.
Selain itu, para pelaku UMKM juga merupakan penopang ekonomi dikala dilanda krisis ekonomi yaitu pada tahun 1997-1998. Banyak perusahan-perusahan besar yang hancur dan gulung tikar, tetapi para usaha UMKM kita masih berdiri kokoh dan membantu pemulihan ekonomi Indonesia.
Kita lihat juga pada saat Covid-19 melanda Indonesia, banyak perusahan yang memPHK karyawannya dikarenakan rugi, dan bangkrut, tapi lagi-lagi para pelaku UMKM yang ada malah semakin meningkat pada masa Covid-19.
Disitu saya berpikir bahwa menjadi seorang pengusaha tidak harus langsung dengan mendirikan usaha besar, tapi bisa memulai dari usaha kecil dan menengah. Karena dari sifat UMKM sendiri perputaran modalnya cepat, dan jangkaun target jual juga merata dan menyeluruh. Dan saya deklarasikan dari 81.486 pelaku UMKM yang ada di Kota Batam sayalah satu di dalamnya.
Saya sendiri, sudah berjalan 3 bulan sebagai pelaku UMKM di bidang makanan dan minuman. Saat ini usaha saya berada di rumah sendiri tanpa adanya stand atau tenda-tenda yang didirikan.
Bagi seorang pelaku UMKM seperti saya listrik adalah kebutuhan mutlak yang tidak bisa ditawar jumlah pemakaiannya dan batas waktu pemakaiannya. Karena listrik berperan penting dalam membantu memproses hasil dari usaha yang akan diperjualbelikan.
Listrik juga yang dapat membantu dan mempermudah pelaku UMKM dalam mempromosikan dagangannya ke khalayak umum. Selain itu, listrik juga dapat memperindah suatu tempat usaha, apalagi dikala malam hari banyak cahaya yang dihasilkan dari beraneka ragam lampu tersebut bisa menarik pembeli untuk berkunjung ke tempat usaha kita.
Apalagi generasi gen Z sekarang, kalau ingin mencari tempat makan atau minuman, pasti yang tempatnya estetik, ada live musik, dan instagramnable. Supaya mereka bisa memposting ke akun media sosial mereka, dan ini sudah termasuk pembeli mempromosikan dagangan kita. Semua ini tentu membutuhkan yang namanya aliran listrik.
Tapi saat ini yang menjadi perhatian saya yaitu ketika saya berbelanja ke pasar-pasar kaget yang ada di Kota Batam. Saya ambil saja contohnya Pasar Kaget yang ada di dekat rumah saya, yaitu Pasar Kaget ASL Tanjung Uncang.
Kenapa Pasar Kaget yang menjadi perhatian saya? Jawabannya di Pasar Kaget kita akan menemukan banyak sekali jenis pelaku UMKM yang terkadang dalam satu hari itu mereka bisa 1 sampai 2 kali berpindah tempat.
Sama-sama kita ketahui, bahwa Pasar Kaget yang ada di Kota Batam itu sifatnya dadakan, harinya tak menentu, bahkan jamnya pun kebanyakan dimulai dari pukul 15.00 WIB sampai 22.00 WIB atau lebih.
Contohnya, Pasar Kaget yang di tempat saya, kadang hari Rabu dan kadang bisa hari Minggu. Dan untuk mulai beroperasinya itu mulai pukul 15.00-22.00 WIB. Di Pasar Kaget tempat saya ini kalau sudah malam sangat gelap.
Hanya ada cahaya lampu dari masing-masing pedagang. Belum lagi lampu penerang jalan tidak ada, sepeda motor yang terpakirpun tak terlihat oleh mata sangkin tidak adanya cahaya penerang.
Langsung saya kepikiran, ketika saya melihat mereka para pedagang yang sedang menyiapkan tenda-tenda jualannya, bahan-bahan jualannya, bahkan sampai kabel-kabel harus listri untuk penerangan dimalam hari.
Sungguh capek bukan kita melihat persiapan mereka yang begitu panjang prosesnya?. Belum lagi jika ada pedagang yang kebetulan kabelnya yang tertinggal ditempat pasar sebelumnya, atau ketinggalan dirumah.
Ini pasti akan membuang waktu karena harus menjemputnya, ya kalau rumah mereka dekat kalau jauh otomatis jalan keluarnya adalah membeli kabel dan lampu yang baru. Apalagi dikala malam mulai datang gelap tak ada cahaya tentu tidak mungkin terjadi jual beli ditempat ini kan?.
Bagaimana pula ketika listrik padam, otomatis kondisi pasar akan gelap dan lagi-lagi mereka akan menggunakan cahaya penerang dari lilin, senter handphone atau mungkin dari cahaya lampu non listrik (lampu yang memakai bantuan dari baterai). Tentu kembali akan menjadi biaya tambahan bagi para pelaku UMKM.
Nah, disinilah saya mulai terpikir, kenapa disetiap titik tempat Pasar Kaget tidak dibuatkan saja energi listrik terbarukan yang ramah lingkungan? Seperti membangun solar panel surya misalnya, yang memanfaatkan langsung cahaya sinar matahari.
Jika panel surya dibangun disetiap titik Pasar Kaget, saya rasa para pelaku UMKM banyak mendapatkan manfaatnya, diantaranya; bisa lebih menghemat waktu dalam membuka lapak jualan, karena tidak perlu bongkar pasang dan tarik-sambung kabel kesana-kemari untuk mencari arus listrik untuk penerangan mereka di malam hari, dan pastinya mengantisipasi terjadinya arus pendek atau konslating arus listrik yang dampaknya bisa menimbulkan kebakaran.
Sebab kita bisa lihat di pasar-pasar kaget sepanjang tenda-tenda yang terpasang diarea tersebut, akan dipenuhi oleh kabel listrik. Dan bahayanya kabel itu sampai bersambung-sambung penggunaanya. Jika terjadi kebakaran resiko api besar pasti terjadi, mengingat bahan-bahan yang digunakan berbahan yang mudah terbakar dan merambat.
Baca juga: Mendukung UMKM: Tim KKN Teknik Fisika ITS Terangi Desa Blarang dengan PLTS
Otomatis kerugian akan dirasakan para pelaku UMKM bahkan kebaran juga bisa menghilangkan nyawa seseorang, mengingat keadaan pasar kaget yang sangat pengap, panas, minim oksigen karena banyaknya penjual dan pembeli yang sedang bertransaksi.
Saat ini tidak bisa dipungkiri, bahwa mereka-mereka yang masuk dalam pelaku UMKM adalah penyelamat ekonomi negara kita ini. Karena barang-barang yang dijual merupakan kebutuhan manusia dan putaran penghasilannya juga cepat, jadi tidak perlu menunggu lama.
Selain itu, saya lihat juga para pedagang di paser kaget terkadang membuka lapangan pekerjaan kepada anak-anak muda setempat untuk membantu mereka mendirikan tenda, mengangkut barang-barang mereka, bahkan ada yg menjadi tukang parkir dadakan. Untuk itu seharusnya kita lebih memperhatikan mereka.
Bagaimana caranya kita memberikan manfaat atau keuntungan buat para pelaku UMKM. Salah satu juga bisa dengan solusi penerangan listrik dengan menggunakan solar panel. Semoga pemerintah setempat bisa lebih peka terhadap para pelaku UMKM yang ada di pasar-pasar kaget Kota Batam.
Agar mereka bisa nyaman, dan aman dalam berjualan. Karena dari dagangan yang mereka pasarkan banyak harapan besar dari keluarga-keluarga mereka yang ada di rumah. Jadi mohon menjadi perhatian kembali oleh Pemerintah Kota Batam ataupun lembaga yang terkait. Terimakasih
Penulis: Desi Isra Maya Sari Hasibuan
Mahasiswa Manajemen, Universitas Terbuka
Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News