Efektivitas Tumbuhan Mentimun (Cucumis sativus L.) pada Pasien Penderita Hipertensi

Hipertensi
Mentimun (Cucumis sativus L.).

Tanaman mentimun berasal dari Asia Tengah, tepatnya daerah pegunungan diwilayah yang sekarang menjadi India, Pakistan, dan Nepal. Mentimun telah dibudidayakan selama ribuan tahun dan telah menjadi bagian penting dari diet di berbagai budaya di seluruh dunia.

Mentimun  biasanya tumbuh dengan subur di iklim yang hangat dan beriklim sedang, dan telah menjadi salah satu sayuran yang paling umum dikonsumsi secara global. Pertama kali tanaman mentimun dibudidayakan oleh manusia seribu tahun yang lalu.

Colombus disebut-sebut sebagai orang yang berjasa menyebarluaskan tanaman mentimun ke seluruh dunia. Di India, tanaman mentimun menyebar di wilayah Mediterania, selanjutnya menyebar di seluruh dunia, terutama daerah-daerah beriklim panas (tropis) sampai ke daerah yang beriklim sedang atau sub tropis.

Bacaan Lainnya
DONASI

Di Indonesia, tanaman mentimun dapat dibudidayakan di semua wilayah, namun daerah yang menjadi pusat tanaman mentimun adalah provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Bengkulu, dan Kalimantan Barat.

Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman yang termasuk dalam family Cucurbitaceae, yang disukai oleh semua  masyarakat. Buahnya dapat dikonsumsi dalam bentuk segar, pencuci mulut, atau pelepas dahaga, bahan kosmetika, dan dapat dibuat sebagai bahan obat-obatan.

Mentimun juga merupakan tanaman sayuran semusim yang tumbuh menjalar. Mentimun banyak diusahakan oleh petani di daratan rendah maupun daratan tinggi.

Salah satu pengobatan alternatif hipertensi yaitu dengan mengonsumsi mentimun. Hipertensi sendiri merupakan peningkatan tekanan darah abnormal yang dapat menjadi penyebab utama timbulnya penyakit kardiovaskular.

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) prevalensi tekanan darah tinggi tahun 2014 pada orang dewasa berusia 18 tahun ke atas sekitar 22%.

Selain secara global, hipertensi juga menjadi salah satu penyakit tidak menular yang paling banyak diderita masyarakat Indonesia (57,6%). Hal ini dibuktikan melalui jumlah kunjungan hipertensi difasilitas kesehatan tingkat pertama yang terus meningkat setiap tahunnya.

Mentimun mempunyai sifat hipotensif (menurunkan tekanan darah), karena kandungan air dan kalium dalam mentimun akan menarik natrium ke dalam intraseluler dan bekerja dengan membuka pembuluh darah (vasodilatasi) yang dapat menurunkan tekanan darah.

Penderita hipertensi dengan tekanan darah yang tinggi akan menjalani hidup dengan bergantung pada obat-obatan dan kunjungan teratur ke dokter untuk mendapatkan resep ulang. Tingginya angka hipertensi juga dipengaruhi oleh kebiasaan merokok, kurangnya aktivitas, pola makan yang tidak sehat, obesitas, dan stres.

Efektifitas konsumsi mentimun terhadap pasien hipertensi sebagai salah satu pengobatan alternatif bagi penderita hipertensi untuk menghindari efek samping yang berbahaya dari pengobatan farmakologis.

Mentimun mengandung kukurbitasin, flavonoid, polifenol, asam malanoat, dan serat. Daun mentimun mengandung kukurbitasin C dan stigmasterol dan biji mentimun mengandung vitamin E. Mentimun mentah yang segar dapat mengobati panas dalam dan meningkatkan stamina. Kukurbitasin diyakini memiliki khasiat antikanker.

Flavoid dan polifenol berkhasiat antiradang. Asam malonat dapat mencegah pengubahan gula menjadi lemak sehingga mentimun baik untuk menurunkan berat badan. Kandungan serat yang tinggi dapat melancarkan buang air besar, menurunkan kolesterol, dan menetralkan racun. Biji mentimun berkhasiat antioksidan, menghambat penuaan, dan menghilangkan keriput.

Baca Juga: Torehkan Garis Baru dalam Kesehatan: Mengungkap Kekuatan Mentimun sebagai Penangkal Hipertensi

Buah mentimun juga mampu membantu menurunkan tekanan darah karena kandungan mentimun di antaranya kalium, magnesium, dan fosfor efektif mengobati hipertensi. Mentimun juga mempunyai sifat diuretik yang terdiri dari 90% air, sehingga mampu mengeluarkan kandungan garam di dalam tubuh. Mineral yang kaya dalam tubuh mentimun mampu mengikat garam dan dikeluarkan lewat urin.

Mentimun memiliki khasiat untuk mengobati sariawan, batu ginjal, hipertensi, dan perawatan wajah. Kandungan nutrisi per 100 gram mentimun terdiri dari 15 kalori, 0,8 protein, 3 gram karbohidrat, 30 mg fosfor, 0,5 mg besi, 0,02 thianin, 0,01 mg riboflavor, 14 mg mg asam, 0,3 mg vitamin A, 0,3 mg vitamin B1, 0,02 mg vitamin B2 dan 8,0 mg vitamin C (Gustianty, 2016).

Di setiap kandungan buah mentimun terdapat jumlah dosis, dan cara pembuatan jus mentimun tersebut di antaranya dari penelitian Nurhidayat (2020) siapkan mentimun 400 gram buah mentimun dicuci bersih tanpa dikupas, lalu di-juicer atau diblender tanpa menambahkan air matang ataupun gula.

Tahap ketiga saring hasil jus menggunakan penyaring, air jus dituang ke dalam gelas. Aturan pemakaiannya jus mentimun diberikan 2 kali sehari sebanyak 200 ccpada pagi hari jam 06.00 WIB dan sore hari jam 18.00 WIB selama 3 hari berturut-turut.

Cek tekanan darah setiap pagi hari sebelum pemberian jus jika tekanan darahnya masih tinggi, pemberian dilanjutkan sampai 7 hari atau seminggu, sampai tekanan darah turun sampai batas optimalnya.

Penelitian dari Cerry (2015) juga membuktikan bahwa jus mentimun dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah. Mentimun juga mempunyai sifat diuretik yang terdiri 90% air, sehingga mampu mengeluarkan kandundungan garam di dalam tubuh. Mineral yang kaya dalam buah mentimun mampu mengikat garam dan dikeluarkan lewat urin.

Perubahan pola hidup yang yang tidak sehat mengakibatkan peningkatan angka kejadian penderita penyakit tidak menular (non communicable disease).

Penyakit tidak menular menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat karena tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi secara global, merupakan jenis penyakit yang tidak bisa ditularkan oleh penderita ke orang lain, jenis penyakit ini berkembang secara perlahan dan terjadi dalam jangka waktu yang panjang.

Penyakit tidak menular menimbulkan angka kematian yang tinggi tiap tahunnya dan dapat  menyerang individu di berbagai usia maupun negara di seluruh dunia. Salah satu penyakit tidak menular yang banyak dialami masyarakat Indonesia adalah hipertensi.

Baca Juga: Pemanfaatan Jus Buah Mentimun sebagai Hipertensi

Hipertensi menjadi salah satu permasalahan kesehatan karena hipertensi merupakan salah satu pintu masuk atau faktor risiko penyakit seperti jantung, gagal ginjal, diabetes mellitus, dan stroke.

Ketika seseorang telah didiagnosa mengalami hipertensi, maka secepat mungkin orang tersebut harus segera melakukan pengendalian terhadap tekanan darah atau hipertensi yang dialaminya. Hal ini dimaksudkan untuk mengontrol agar tekanan darah tetap berada dalam kondisi yang optimal.

Ketika hipertensi tidak terkontrol, maka hipertensi dapat memicu terjadinya penyakit jantung, stroke, penyakit ginjal, retinopati (kerusakan retina), penyakit pembuluh darah tepi, gangguan saraf dan beberapa jenis penyakit lainnya yang diakibatkan tidak terkontrolnya tekanan darah.

Semakin tinggi tekanan darah, semakin tinggi risiko kerusakan pada jantung dan pembuluh darah pada organ besar seperti otak dan ginjal.

Maka dari itu di harapkan dengan mengonsumsi jus mentimun adalah salah satu alternatif pengobatan mengatasi penyakit hipertensi. Bagi lansia maupun masyarakat yang mengidap penyakit ini agar selalu menjaga kesehatannya dan juga mengurangi aktivitas berat.

Penulis: Julia Khoirunnisa
Mahasiswa Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI