Kelurahan Babakan sebelumnya sudah memiliki pengelolaan bank sampah di RW 01. Pengelolaan bank sampah tersebut sudah terintegrasi dan mendapatkan pengakuan dari World Health Organization (WHO).
Bank sampah yang dibuat berhubungan dengan pengelolaan sampah organik maupun anorganik, di mana sampah anorganik akan dijual sedangkan sampah organik akan diolah menjadi pakan budidaya maggot.
Kesuksesan RW 01 dalam mengelola bank sampah menjadi inspirasi tersendiri bagi kami untuk meneruskan tekad tersebut di RW lainnya, termasuk RW 06.
Selain itu, kesadaran akan pengelolaan sampah yang tinggi dan keikutsertaan RW 06 dalam perlombaan Bogor Hejo, membuat RW 06 menjadi tempat yang sesuai untuk dilakukan pengembangan bank sampah yang terintegrasi.
RW 06 sebelumnya sudah mulai bergerak di bidang pengelolaan sampah anorganik dengan menerapkan tabungan bank sampah pada warga sekitarnya. Sampah yang dikumpulkan warga dapat ditukar menjadi uang dalam bentuk tabungan sementara.
Namun, RW 06 belum memiliki pengelolaan terkait dengan sampah organik. Oleh karena itu, inisiasi pengelolaan sampah organik ini dilakukan melalui pembuatan budidaya maggot dan lubang biopori. Budidaya maggot dipilih karena dapat menghasilkan keuntungan materil yang nantinya dapat dibagikan ke warga.
Selain itu, budidaya maggot juga bersifat mudah dan murah sehingga dapat diterapkan di mana saja. Sedangkan, biopori dipilih karena selain dapat menguntungkan untuk saluran air, sampah organik yang ada di biopori tersebut juga bisa diubah menjadi pupuk yang nantinya bisa dikelola oleh pihak Kelompok Wanita Tani (KWT).
Program Peduli Sampah KKNT-Inovasi IPB 2023 bertujuan dalam mengurangi sampah organik maupun anorganik. Sampah anorganik dikelola melalui Bank Sampah Unit (BSU), sedangkan sampah organik dikumpulkan ke dalam ember tertutup yang nantinya akan digunakan sebagai sumber pakan maggot.
Tim KKNT-Inovasi IPB Bogor Kota 29 juga ikut andil dalam pengadaan ember yang berfungsi untuk menampung sampah organik rumah tangga.
Selain itu, program ini juga menyediakan papan informasi lamanya sampah terurai dan memberikan edukasi mengenai jenis-jenis sampah kepada anak-anak usia sekolah, khususnya yang duduk di bangku taman kanak-kanak dan sekolah dasar.
Harapannya dengan adanya kegiatan ini, masyarakat di sekitarnya baik anak-anak maupun masyarakat lainnya dapat membedakan dan memiliki pemahaman mengenai jenis-jenis sampah sehingga lebih peduli terhadap kebersihan di lingkungan sekitarnya.
Hal-hal yang menjadi tantangan dalam mencapai tujuan pelaksanaan program KKNT-Inovasi IPB 2023 ini, salah satunya adalah belum adanya program pengelolaan sampah untuk sampah organik. Masyarakat di RW 06 masih hanya terfokus pada pengelolaan sampah anorganik yaitu melalui Bank Sampah Unit (BSU) Azalea.
Melihat hal ini, maka tim kami berpartisipasi langsung dalam menyuguhkan solusi berupa pembuatan lubang biopori dan pemberian ember tertutup sebagai penampungan sampah organik untuk setiap rumah. Sampah organik yang dikumpulkan nantinya akan diserahkan ke BSU dan diolah di dalam lubang biopori.
Pelaksanaan program berlangsung selama tiga hari, yaitu pembuatan papan informasi lama waktu sampah terurai dan penyediaan ember sampah organik yang dilaksanakan pada 4 Juli 2023, pembuatan lubang biopori pada 9 Juli 2023, dan penyuluhan edukasi klasifikasi sampah kepada anak-anak pada 10 Juli 2023.
Sebelum memulai pembuatan papan informasi, tim KKNT- Inovasi Bogor Kota 29 melakukan pemetaan area, yaitu lingkungan RW 06 Kelurahan Babakan sebagai lokasi pemasangan papan informasi. Data yang ditampilkan meliputi jenis sampah yang umum ditemukan di lingkungan tersebut, yaitu sampah organik, anorganik, dan B3.
Setiap jenis sampah akan diberikan keterangan lama waktu sampah akan terurai. Penggunaan properti sampah asli dan warna yang menarik membuat informasi menjadi lebih mudah dipahami.
Selain itu, terdapat juga program rancangan bank sampah organik yang bekerja sama dengan Ketua Bank Sampah Unit (BSU), Pak Dana, dan Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Azalea RW 06, Ibu Endeh.
Program ini melibatkan sosialisasi kepada masyarakat tentang pengelolaan sampah serta pembagian ember tertutup sebagai tempat penampungan sampah organik di rumah-rumah. Ember tersebut diberi nama Ember Sisa Olahan Dapur Keluarga yang disingkat menjadi Ember Soda.
Sampah organik yang terkumpul akan diolah melalui biopori dan digunakan sebagai pakan maggot. Kemudian pembuatan lubang biopori juga melibatkan partisipasi aktif masyarakat yang dilakukan di sekitar jalan RW 06.
Terakhir, program Penyuluhan dan Edukasi Klasifikasi Jenis Sampah kepada anak-anak mengangkat tema Bumi Kita, Tanggung Jawab Kita dengan tujuan membangun kesadaran kebersihan lingkungan sejak usia dini dan menjadi generasi yang peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitar.
Penyuluhan dan edukasi dilakukan melalui metode interaktif dan menarik, seperti penggunaan media visual, diskusi, aktivitas kreatif, dan kegiatan berburu sampah. Sasaran dari program ini adalah anak-anak berusia 6-12 tahun di RW 06.
Melalui kegiatan ini, hasil post-test menunjukkan bahwa sebagian besar anak-anak sudah dapat memahami konsep dan praktik pemilahan jenis sampah serta sikap yang tepat untuk mengurangi sampah di lingkungan.
Program dari mahasiswa KKN-T Inovasi IPB telah membawa dampak positif yang signifikan pada lingkungan dan masyarakat di Kelurahan Babakan RW 06. Terutama, meningkatkan kesadaran lingkungan di kalangan masyarakat, terutama di kalangan anak-anak.
Masyarakat menjadi lebih sadar akan pentingnya mengelola sampah dengan benar, termasuk pemilahan sampah organik dan anorganik. Melalui inovasi biopori, sampah organik dapat diolah menjadi pakan maggot, jumlah sampah organik yang terbuang dapat berkurang secara signifikan.
Kerjasama dengan Ketua BSU dan KWT, menciptakan sistem pengelolaan sampah organik yang lebih baik dan berkelanjutan. Hal ini memungkinkan pemanfaatan kembali sampah organik sebagai sumber daya yang berharga.
Program penyuluhan dan edukasi kepada anak-anak berhasil membawa perubahan sikap positif terhadap lingkungan. Anak-anak menjadi lebih peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitar, sehingga diharapkan mereka akan menjadi generasi yang lebih peduli terhadap masalah lingkungan.
Dengan semangat dan keberhasilan ini, diharapkan wilayah lain juga akan terinspirasi untuk berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang lebih baik dan berkelanjutan melalui upaya pengelolaan sampah yang tepat.
Penulis: KKN-T Bogor Kota 29
Mahasiswa IPB University
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi