Gambaran Sosial dan Pesan Moral dalam Cerpen Jejak Kebaikan di Tepi Jalan karya Rheza Aditya Gradianto

Cerpen adalah salah satu jenis cerita yang paling populer. Biasanya alur ceritanya mudah diikuti, namun cukup kuat untuk memberikan pelajaran moral. Cerpen mampu menggambarkan aspek kehidupan sehari-hari seperti keluarga, pendidikan, dan lingkungan yang biasa disebut dengan permasalahan sosial.

Di tengah hiruk-pikuk kota metropolitan yang sibuk, tersembunyi cerita kebaikan sederhana namun luar biasa dalam cerpen “Jejak Kebaikan di Tepi Jalan” karya Rheza Aditya Gradianto. Kisah ini menggambarkan sosial masyarakat perkotaan yang seringkali dingin dan terlupakan, namun di sisi lain, juga penuh dengan potensi kebaikan yang mengharukan.

Baca juga: Mengatasi Kesepian dalam Cerpen Kesehatan Mental Ratih Karya Dilla Sekar Kinari dengan Teori Hierarki Kebutuhan Maslow

Cerpen ini memperkenalkan kita pada dua tokoh utama: Pak Salim, seorang lelaki tua yang tinggal di pondok kecil di pinggiran kota, dan Ali, seorang remaja miskin yang bercita-cita tinggi namun terhalang oleh keterbatasan ekonomi. Pak Salim, dengan hati yang rendah hati dan penuh kebaikan, setiap pagi menyediakan makanan bagi para tunawisma yang lewat di jalan tersebut.

Bacaan Lainnya

Pesannya moral yang terkandung yaitu kebaikan tidak mengenal batas usia atau status sosial. Meskipun Pak Salim dan Ali hidup dalam kondisi yang sulit, mereka tetap mampu menemukan kebaikan dalam hati mereka dan membagikannya kepada orang lain. Kisah mereka mengajarkan kita bahwa kebaikan bisa muncul dari siapa pun, dan bahkan tindakan kecil sehari-hari bisa memiliki dampak yang besar dalam menyentuh hidup orang lain.

Baca juga: Kisah Inspiratif Resa Restiana seorang Ibu Rumah Tangga yang Sukses Membangun Bisnis

Selain itu, cerpen ini juga menyoroti pentingnya solidaritas dan empati dalam masyarakat. Ketika Pak Salim membantu Ali mewujudkan mimpinya untuk melanjutkan pendidikan, mereka tidak hanya mengubah hidup satu sama lain, tetapi juga menginspirasi orang lain di sekitar mereka untuk ikut berbagi dan peduli kepada sesama.

Ini menciptakan efek domino dari kebaikan, di mana satu tindakan baik memicu tindakan baik lainnya, membentuk jaringan solidaritas yang kuat di tengah-tengah keramaian kota yang kadang kala begitu dingin.

Dengan demikian, cerpen “Jejak Kebaikan di Tepi Jalan” bukan hanya sekadar kisah inspiratif, tetapi juga cerminan dari potensi kebaikan yang ada dalam diri setiap individu dan kekuatan transformasionalnya dalam membangun masyarakat yang lebih baik. Ini adalah pengingat bahwa, meskipun hidup dalam kesibukan dan tekanan, kita selalu memiliki kesempatan untuk membuat perbedaan dengan tindakan kecil dan kebaikan sederhana.

Baca juga: Teori Konflik: Memahami Ketegangan Sosial dalam Masyarakat

 

Penulis: Ahmad Faizal Lubis
Mahasiwa Jurusan Sastra Indonesia, Universitas Pamulang

Editor: Anita Said

Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses