Hentikan Membandingkan Anak, Ini Dampak Negatifnya

psikologi membandingkan anak

Pernahkan sewaktu kecil Anda dibanding-bandingkan oleh orang tua? Misalnya, “Lihat, itu Fina nilai ulangannya bagus-bagus, tidak seperti kamu nilai ulangannya tidak bagus”. Ya, hal itu pasti pernah dialami oleh semua anak. Terkadang tanpa sadar orang tua sering membanding-bandingkan anaknya dengan anak orang lain, atau bahkan dengan kakak atau adik kandungnya sendiri. Dan pada saat orang tua membanding-bandingkan kita dengan anak yang lain terkadang kita merasa marah, kesal bahkan benci juga, tetapi orang tua tidak pernah mau tahu apa yang kita rasakan. Meskipun niat awalnya baik, yaitu untuk memberikan contoh dan teladan agar anak termotivasi untuk belajar lebih baik. Namun membanding-bandingkan anak juga dapat memberikan dampak yang buruk bagi psikologis anak. Dampak buruk yang akan dialami anak jika di banding-bandingkan orang tua, di antaranya:

Anak Menjadi Tertekan

Niat baik orang tua untuk memotivasi anaknya dengan membanding-bandingkan dengan anak lain yang lebih unggul ternyata dapat memberikan beban pada anak. Anak menjadi tidak tenang dan gelisah saat belajar. Dan yang lebih bahayanya anak akan menjadi stres karena orang tuanya selalu membandingkan kecerdasanya dengan anak lain.

Bakat yang DiMiliki Anak Jadi Menghilang

Orang tua yang sering membandingkan kecerdasan anak selalu tidak memperdulikan kelebihan, potensi, dan bakat yang dimiliki anak sesungguhnya. Seharusnya sebagai orang tua perlu mengetahui bahwa setiap anak terlahir memiliki bakat dan kelebihannya masing-masing. Lihatlah kelebihan dan prestasi yang telah diraihnya. Jangan hanya melihat kekurangannya saja. Kembangkan dan asah terus agar anak dapat menjadi unggul dibidangnya.

Hilangnya Rasa Percaya Diri

Dampak lain yang terjadi jika orang tua selalu membanding-bandingkan dengan anak yang lain adalah hilangnya rasa percaya diri. Anak yang selalu di nilai kurang dari orang tuanya akan menganggap dirinya rendah. Dia akan merasa bahwa yang dilakukannya salah dan akan merasa sulit untuk menjadi unggul dan tidak mungkin untuk melebihi anak-anak disekitarnya.

Menunjukkan Sikap Acuh Tak Acuh

Saat orang tua sering membandingkan kekuranganya dengan kelebihan anak lain tanpa menghargai segala pencapaian yang telah diraih, maka ia akan menjadi anak yang acuh dan malas untuk berusaha meraih prestasi. Anak akan merasa bahwa apa yang dilakukannya percuma karena yang dilihat orang tuanya adalah kekurangannya tanpa melihat kelebihannya.

Anak akan Benci kepada dengan Orang Tuanya Sendiri

Anak bisa saja membenci orang tuanya karena sering dibanding-bandingkan dengan teman-temannya. Padahal si anak mengetahui kemampuan dirinya sendiri. Namun untuk mengungkapkan hal itu ke orang tua dia tidak bisa, karena dia selalu ditekan untuk mengikuti apa yang orang tuannya mau. Akhirnya anak hanya bisa memendam perasaan benci kepada orang tuanya.

Nah, itulah beberapa dampak buruk yang bisa terjadi jika orang tua selalu membanding-bandingkan anaknya dengan anak orang lain. Perlu diingat bahwa semua anak terlahir dengan kecerdasan masing-masing. Kenali dan asah potensi anak sesuai dengan bidangnya. Sebagai orang tua jangan terlalu menuntut anak, jadilah orang tua yang bisa mengerti kemampuan dan kemauan anaknya. Dan jangan pernah membandingkan anak kita dengan anak yang lain karena setiap anak berbeda dan setiap anak mempunyai keistimewaannya sendiri-sendiri.

Afrida Handayani
Mahasiswa IAIN Pekalongan

Kirim Artikel

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI