Adanya Covid-19 yang menggemparkan dunia saat ini, membuat aktifitas di seluruh dunia seperti jarum jam yang berhenti berdetak. Bagaimana tidak, dimanapun tidak ada orang yang berani menampakkan diri menjelajah dunia luar. Manusia sekarang diambang kenestapaan dan rasa ketakutan. Berdasarkan data dari badan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) setiap harinya Covid-19 memakan ratusan bahkan ribuan jiwa di seluruh dunia termasuk Indonesia.
Di Indonesia virus ini sudah semakin mengkhawatirkan penyebarannya. Dengan bertambahnya jumlah korban, maka pemerintah pun mengambil kebijakan bahwa seluruh aktifitas yang melibatkan orang banyak atau kerumunan harus segera ditindak termasuk hal nya dalam bidang pendidikan. Pendidikan di Indonesia seperti mati suri, pemerintah menghimbau agar seluruh institut pendidikan dari tingkat dasar sampai atas diliburkan. Kebijakan itu pun didukung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Mendikbud).
Menurut Nadiem Makarim, “Dampak penyebaran Covid-19 akan berbeda dari satu wilayah lainnya. Kami mendukung kebijakan (meliburkan sekolah) yang diambil oleh pemda,” ujar Nadiem dikutip Antara, Minggu (15/3). Dia menegaskan bahwa, keamanan dan keselamatan peserta didik, guru, dosen, dan tenaga kependidikan yang harus menjadi prioritas utama.
Pro dan Kontra Pendidikan Berbasis Online atau Daring
Namun kebijakan tersebut sekarang menjadi pro dan kontra di masyarakat, khususnya para mahasiswa banyak yang menilai diliburkannya para siswa menjadian pembelajaran tidak efektif dan banyak sekali para siswa yang merasa berat akan diberlakukannya sistem pembelajaran online atau daring karena menurut mereka dengan diberlakukannya metode menggunakan online para guru atau dosen memberikan tugas yang sangat banyak sehinnga murid kewalahan dalam mengerjakannya. Hal serupa pun dirasakan oleh sebagian guru, mereka juga lebih kerepotan karena harus membuat materi-materi baru sebagai bahan pembelajaran online.
Padahal menurut para pakar pendidikan pembelajaran dengan menggunakan sistem online akan menumbuhkan jiwa berani dan percaya diri pada di dalam menyampaikan persepsi ataupun argumen karena banyak anak yang memiliki kepribadian introvert yang lebih memillih memendam ide atau gagasan dari pada menyampaikannya. Selain itu, dengan belajar dengan sistem online dapat mengefesiensi waktu belajar kita tidak perlu tergesa-gesa untuk berangkat ke sekolah atau kampus.
Semuanya Harus Bersinergi Melawan COVID-19
Musibah datang bukan keinginan kita namun memang sudah menjadi suratan atau takdir yang Maha Kuasa, kita sebagai manusia hanya bisa ikhtiar dan berdoa agar musibah ini cepat mereda dan bagai jam yang sebelumnya berhenti kembali berdetak. Oleh karena itu, dibutuhkan kerjasama yang baik anatara semua pihak untuk mewujudkan hal tersebut. Baik itu pemerintahan, masyarakat atau badan lainnya, jika pemerintah sudah mengusahakan segala cara untuk melindungi warganya, tinggal bagaimana kita sebagai warga negara yang baik mematuhi apa yang diperintahkan, toh hal tersebut bukan untuk pemerintah tapi diri kita sendiri .
Pekerjaan rumah dalam memerangi penyebaran Covid-19 menjadi pekerjaan besar yang melibatkan semua pihak. Dan salah satu kebijakan pemerintah meliburkan para siswa tidak lain karena anak-anak sekolah adalah yang paling rentan tertular virus setelah orang lanjut usia.
Pemerintahpun dalam menetapkan waktu 14 hari juga, bukan tanpa sebab melainkan semua sudah diperhitungkan dengan matang. Penularan virus ini belum bisa dideteksi apabila belum sampai 14 hari, jadi semisal satu orang siswa terkena, dia tidak akan mengetahui jika dia sudah terpapar virus mematikan ini hingga melewati waktu inkubasi ( 14hari )tersebut , sehingga bisa jadi pada saat ia berinteraksi dengan temannya, temannya tersebut ikut terkena karena ketidaktahuan tadi. Oleh karena itu, pemerintah memberikan waktu untuk siswa belajar dari rumah dan bekerja dari rumah. Hal tersebut demi keselamatan kita bersama. Jadi gunakanlah waktu tersebut dengan aware kembali terhadap lingkungan sekitar dan pada kesehatan diri sendiri. Jangan momen liburan yang diberikan malahan untuk jalan-jalan, nongkrong-nongkrong atau aktifitas lain di luar rumah.
Mesti Fatekhasari
Mahasiswa IAIN Pekalongan