Stop Body Shaming, Depresi Hingga Bunuh Diri

body shaming

Body shaming adalah perilaku mengkritik atau mengomentari fisik atau tubuh diri sendiri maupun orang lain dengan cara yang sangat negatif. Entah itu mengejek bentuk badan gendut, kurus, pendek, atau tinggi, sama seperti anda melakukan Bullying secara verbal.

Bukan hanya bikin minder, kebanyakan korban body shaming pada umumnya akan menarik diri dari keramaian karena mereka lebih nyaman dalam keadan sepi untuk menenangkan diri. Menurut studi yang dimuat dalam Journal Of Behavioral Medicine pada tahun 2015, ada banyak perubahan sikap yang terjadi pada korban, misalnya tidak banyak bicara (pendiam), mudah tersinggung, tidak nafsu makan, hingga depresi.

Pernahkah kalian mendengar komentar tentang bentuk fisik seseorang? Misalnya seperti, “wajah kamu kok aneh banget gitu sih”, “kamu kok kurusan sih? gak pernah makan yaa”, atau “ kamu kelihatan gendut banget ya” baik secara langsung maupun di media social.

Bacaan Lainnya
DONASI

Perilaku mengomentari bentuk fisik orang lain tersebut adalah tindakan Bullying yang sangat mempunyai pengaruh besar untuk mental seseorang. Ucapan tersebut akan berpengaruh besar bagi korban yang mengakibatkan korban merasa tidak percaya diri dan berujung depresi hingga memicu melakukan percobaan bunuh diri. Body shaming memicu banyak perasaan-perasaan negatif pada diri kita, salah satunya adalah perasaan tidak berharga. Perasaan negatif seperti ini bila semakin lama semakin menumpuk akan menimbulkan depresi pada seseorang. Dimana kehidupan mereka merasa tidak ada gunanya lagi, sangat menyedihkan dan merasa tidak ada lagi orang yang peduli kepada meraka dan menerima apa adanya. Hal ini sering membuat mereka ingin mengakhiri hidupnya agar tidak merasakan perasaan kesedihan yang teramat dalam.

Tidak dipungkiri bahwa body shaming bisa terjadi pada siapa saja, bahkan tidak memandang usia sering kali terjadi pada anak usia remaja ataupun orang dewasa, baik laki-laki maupun perempuan. Hal ini juga pernah terjadi pada penyanyi terkenal seperti Selena Gomes. Ia mengaku sempat mengalami Body Shaming hingga mempengaruhi kepercayaan dirinya. “saya mengidap lupus dan berurusan dengan banyak masalah dalam kesehatan, saat itulah saya mengalami body shaming karena fluktuasi berat badan untuk pertama kalinya” ungkapan Selena saat menghadiri podcast Giving Back Generation milik Racquella Stevens”

Korban body shaming hingga saat ini dari tehun ke tahun semakin meningkat. Menurut survey Body Peace Resolution yang pernah di lakukan oleh Yahoo ditemukan 94% remaja putri telah mengalami body shaming, sementara remaja putra hanya 64%. Faktanya korban body shaming dapat melakukan hal tersebut kepada orang lain karena mereka merasa sakit hati atas perlakuan yang pernah mereka alami.

Tentu semua orang berhak beropini apapun, tetapi apa yang kita ucapkan dapat di pertanggung jawabkan. Kita tidak boleh meremehkan tentang kemampuan seseorang belum tentu kita bisa seperti mereka. Kita harus ingat ya teman-teman apakah ucapan yang kita lontarkan pantas dan tidak menyakiti perasaan orang lain? We should think about this!

Tanpa kita sadari, kita bisa saja jadi pelaku body shaming loh temen-temen. Yuk kita berhenti mengomentari bentuk fisik orang lain. Dari sekarang mulailah dari diri kita sendiri agar bisa belajar menghargai orang lain yaaa J And say no to #bodyshaming.

Nelly Kusumawardani
Mahasiswa IAIN Pekalongan

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI