Hidroponik Griya Botani Sidoarjo Memiliki Potensi Bisnis Stabil hingga Kini

UMKM
Hidroponik Griya Botani Sidoarjo

Setelah melewati masa-masa pandemi, saat ini masyarakat Indonesia kian hari mulai beradaptasi. Mulai dari yang tidak bisa melakukan aktivitas sampai dengan terpaksa harus beraktivitas di tengah pandemi.

Selama masa pandemi, masyarakat akhirnya memulai kebiasaan baru dengan berkebun, terutama hidroponik. Seperti yang dilakukan oleh sepasang suami istri yang memutuskan dan menekuni bidang tersebut atas tujuan menikmati masa tua dengan berbisnis hidroponik.

Hidroponik Griya Botani Sidoarjo, itulah nama kebun yang dimiliki oleh sepasang suami istri, Bapak Bambang Darundriyo dan Ibu Witi Saukani. Beliau adalah salah satu dari sekian banyak pemilik kebun hidroponik yang sukses dan masih aktif di Sidoarjo hingga kini.

Baca Juga: Mempertahankan Ketahanan Pangan Negara menjadi Petani Milenial

Bacaan Lainnya

“Awal mula kami memulai usaha itu pada tahun 2017, saat itu kami membuat beberapa daftar yang memungkinkan untuk dijadikan usaha bagi kami sambil menikmati masa-masa yang tidak muda lagi,” ucap Ibu Witi selaku salah satu pendiri Kebun Hidroponik Griya Botani Sidoarjo.

Beliau akhirnya memutuskan dan menekuni bidang tersebut. Ilmu mengenai hidroponik adalah ilmu baru yang dimiliki oleh Bapak Bambang dan Ibu Witi. Namun, itu tidak menyurutkan niat dan justru passion lah yang menjadi semangat awal hingga berhasil dan masih bertahan sampai saat ini.

“Sasaran dari produk sayur hidroponik ini sebenarnya sudah ada. Seperti bagi makanan bayi, konsumen yang ingin menjaga kesehatannya, ataupun orang-orang lansia,” ucap Ibu Witi.

Muai dari proses penanaman sampai semai, peralatan yang menunjang, proses packing dan pemasaran. Semua hal itu beliau belajar mulai dari nol.

“Usaha kami belajar mulai dari nol dan mengikuti salah satu pelatihan di Surabaya, telah kami ikuti sampai ada yang seharian dan pernah waktu itu sampai malam di kebun,” imbuh beliau.

Selesai mengikuti pelatihan di Surabaya. Bapak Bambang dan Ibu Witi mulai mencoba dengan media yang sederhana di rumah. Setelah melewati berbagai uji coba berkali-kali. Akhirnya sayur tersebut berhasil semai dengan kualitas yang bagus.

“Alhamdulillah, setelah melewati berbagai uji coba, akhirnya sayur yang kami tanam dengan cara hidroponik bersemai sangat bagus di lantai 2 rumah kami,” tambahnya.

Kemudian, sayur hidroponik tersebut ditawarkan kepada lingkungan sekitar tempat tinggal Ibu Wati. Dan ternyata respon dari produk sayur hidroponik hasil kebun dari Ibu Wati dan Bapak Bambang sangat digemari.

“Ketika produk sayur hidroponik kami sangat digemari oleh ibu-ibu di lingkungan ini, kami memutuskan untuk membangun sebuah green house di lahan yang sudah kami siapkan, serta hingga kini kami menyiapkan setidaknya ada 2000 titik media tanam yang bisa digunakan secara bergantian,” imbuhnya kembali.

Selain terdapat 2000 titik tanam, di kebun hidroponik Griya Botani milik Bapak Bambang kini dapat menanam lebih dari tiga macam produk sayuran telah berhasil dipanen. Antara lain kangkung, bayam, selada, dan masih banyak lagi.

Baca Juga: Kebiasaan Baru di Tengah Pandemi Covid-19

“Permintaan sayur hidroponik yang kami terima semakin naik. Bahkan kami kewalahan karena yang mengelola kebun hanya kami berdua saja tanpa adanya pekerja lainnya. Jadi permintaan sayur habis terjual ke konsumen ibu-ibu di sekitar rumah ini,” jelasnya.

Berbagai pemintaan konsumen semakin bertambah. Bahkan beliau pernah mendapatkan permintaan dari salah satu restoran ternama di Sidoarjo.

“Cara kami memasarkan sayur hidroponik itu habis karena lingkungan pasar kami sendiri melalui beberapa grup ibu-ibu sekitar. Jadi belum pernah bisa dipasarkan ke tempat-tempat lain. Maka dari itu kami belum bisa memanfaatkan secara maksimal media sosial,” tambahnya.

Maka dari itu, dapat dikatakan potensi bisnis dari wirausaha kebun hidroponik ini cukup stabil sesuai dengan pasarnya. Beliau berharap nanti kedepannya kebun hidroponik Griya Botani dapat bermanfaat sesuai dengan pasarnya.

“Kami berharap perkembangan nanti kedepannya dapat memaksimalkan produksi sayur sesuai dengan maksimal kapasitas, pelatihan hidroponik bagi pemula, dan menjadi destinasi kunjungan sekolah-sekolah,” tuturnya.

Ibu Wati menyampaikan salah satu kekuatan bisnis dari potensi hidroponik itu pasarnya sudah ada dan dapat dikatakan sudah tersedia. Jadi ketika akan memulai bisnis wirausaha hidroponik, juga harus bisa meciptakan inovasi pasarnya sendiri.

Penulis: Akhmad Abi Dafiq Khafi
Mahasiswa Jurusan Ilmu komunikasi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses